JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi XII DPR RI menyetujui pagu anggaran Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) sebesar Rp 1,39 triliun untuk tahun 2026. Angka ini naik hampir 29 persen dari yang sebelumnya, yakni Rp 1,83 triliun.
"Distribusi anggaran tahun 2026 telah disusun untuk mendukung manajemen, peningkatan kualitas lingkungan hidup, serta ketahanan bencana dan perubahan iklim,” kata Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, dalam keterangannya, Minggu (7/9/2025).
Dia mengungkapkan alokasi anggaran terbagi untuk program dukungan manajemen termasuk belanja operasional pegawai dan barang serta non operasional (Rp 861 miliar), program kualitas lingkungan hidup (Rp 476 miliar), dan program ketahanan bencana dan perubahan iklim (Rp 58 miliar).
Baca juga: Atasi Sampah Makanan, Rutinitas Harian Kita Jadi Kunci Utama
Dari total anggaran yang disetujui, KLH mengalokasikan Rp 70 miliar untuk program pengelolaan sampah berbasis masyarakat.
"Ada (program) edukasi dan informasi dan sistem informasi yang harus dibangun yang bisa dimengerti langsung di tingkat tapak. Total anggaran yang berbasis masyarakat sebesar Rp 70 miliar," ujar Hanif
Dengan disetujuinya pagu anggaran 2026, KLH menargetkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) mencapai Rp 1,2 triliun dari target awal Rp 445 miliar.
Sementara itu, Ketua Komisi XII DPR RI, Sugeng Suparwoto, menyoroti pengelolaan sampah. Sebagian besar sampah berakhir di TPA dengan sistem open dumping, yang menghasilkan gas metana 20 kali lipat lebih berbahaya dibandingkan karbon dioksida.
"Kita bisa bayangkan 60 juta ton sampah kita setahunnya dan itu kurang lebih 17 persennya adalah sampah plastik yang itu kurang lebih hampir 10 juta dari itu sudah masuk ke laut sebagian plastik," ucap dia.
Oleh sebab itu, pihaknya meminta KLH fokus pada program penanganan sampah termasuk edukasi dan peningkatan kapasitas masyarakat melalui UMKM green energy maupun pendidikan.
Baca juga: Atasi Sampah Makanan, Rutinitas Harian Kita Jadi Kunci Utama
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya