Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Industri Semen Tekan Emisi 21 Persen, Bidik Semen Hijau Nol Karbon 2050

Kompas.com - 08/09/2025, 20:32 WIB
Manda Firmansyah,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Industri semen di Indonesia terus melangkah ke arah produksi rendah karbon.

Sepanjang 2024, sektor ini mencatat dekarbonisasi sebesar 21 persen dibandingkan baseline 2010. Emisi gas rumah kaca net scope 1 turun dari 724 kilogram CO2 per ton setara semen (cem-eq) pada 2010, menjadi 570 kilogram CO2/ton cem-eq tahun lalu.

Selain itu, konsumsi bahan bakar fosil berkurang 8 persen.

Jika pada 2010 hampir seluruh kebutuhan energi masih bergantung pada bahan bakar fosil (97 persen thermal substitution rate/TSR), kini turun menjadi 89 persen TSR.

Efisiensi energi juga meningkat 9 persen, dari 3.725 mj/ton klinker pada 2010 menjadi 3.380 mj/ton klinker di 2024. Sementara itu, faktor klinker, bahan utama penyumbang emisi, turun 16 persen, dari 81 persen menjadi 68 persen.

“Industri semen di Indonesia berkomitmen terhadap aksi iklim,” ujar Ketua Asosiasi Semen Indonesia (ASI), Lilik Unggul Raharjo, dalam webinar, Senin (8/9/2025).

Baca juga: GCCA Luncurkan Peringkat Rendah Karbon untuk Semen Berkelanjutan

Menurut Lilik, langkah dekarbonisasi ini sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) poin ke-7 tentang energi bersih dan terjangkau, serta poin ke-11 tentang kota dan permukiman berkelanjutan.

“Jadi, dengan mitigasi yang kami lakukan, kami berupaya mencapai Net Zero Emissions (NZE),” katanya.

Lilik menilai, teknologi carbon capture and storage (CCS) atau carbon capture utilization storage (CCUS) akan berperan besar.

“Kalau merujuk pada pengurangan dari ini (dua faktor di atas), maka pada tahun 2035 pengurangan (emisi GRK dari industri semen di Indonesia bisa mencapai) 30% dan tahun 2050 kami bisa mencapai pengurangan 100 persen, berkat penggunaan CCS/CCUS. Namun sebenarnya penggunaan CCS/CCUS masih belum ada. Secara teknis dan keuangan, (CCS/CCUS) itu layak,” tuturnya.

Di lapangan, sejumlah langkah mitigasi sudah dijalankan: otomatisasi pabrik, penggunaan biomassa menggantikan bahan bakar fosil, hingga pemanfaatan Refused Derived Fuel (RDF).

Industri juga mulai memperkenalkan material alternatif seperti fly ash, terak, dan bottom ash untuk menghasilkan semen hijau dengan jejak karbon lebih rendah.

Baca juga: Dekarbonisasi Buka Peluang Indonesia Pimpin Industri Semen Hijau

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Industri Semen Tekan Emisi 21 Persen, Bidik Semen Hijau Nol Karbon 2050
Industri Semen Tekan Emisi 21 Persen, Bidik Semen Hijau Nol Karbon 2050
Swasta
Inquirer ESG Edge Awards 2025: Apresiasi Perusahaan hingga UMKM yang Bawa Dampak Nyata
Inquirer ESG Edge Awards 2025: Apresiasi Perusahaan hingga UMKM yang Bawa Dampak Nyata
Swasta
Tangkap dan Simpan Emisi CO2 di Bawah Tanah? Riset Ungkap Cuma Bisa Dilakukan 200 Tahun
Tangkap dan Simpan Emisi CO2 di Bawah Tanah? Riset Ungkap Cuma Bisa Dilakukan 200 Tahun
LSM/Figur
Serangga Menghilang Cepat, Bahkan di Ekosistem Alami yang Tak Tersentuh
Serangga Menghilang Cepat, Bahkan di Ekosistem Alami yang Tak Tersentuh
Pemerintah
Masa Depan Pedesaan Lebih Terjamin Berkat Hutan dan Kearifan Lokal
Masa Depan Pedesaan Lebih Terjamin Berkat Hutan dan Kearifan Lokal
Pemerintah
Pencemaran Sungai Jakarta, UMKM Diminta Segera Urus NIB dan SPPL
Pencemaran Sungai Jakarta, UMKM Diminta Segera Urus NIB dan SPPL
Pemerintah
Hari Kelebihan Sampah Plastik 2025: Dunia Gagal Kelola Sepertiga Produksi
Hari Kelebihan Sampah Plastik 2025: Dunia Gagal Kelola Sepertiga Produksi
LSM/Figur
Anggaran Naik, KLH Bakal Fokus Atasi Sampah dan Iklim
Anggaran Naik, KLH Bakal Fokus Atasi Sampah dan Iklim
Pemerintah
Sungai Jakarta 'Cemar Berat', Limbah Domestik Sumber Utamanya
Sungai Jakarta "Cemar Berat", Limbah Domestik Sumber Utamanya
LSM/Figur
TNUK Tegaskan, JRSCA Bukan Habitat Buatan bagi Badak Jawa
TNUK Tegaskan, JRSCA Bukan Habitat Buatan bagi Badak Jawa
Pemerintah
Peta Kawasan HCV Dibuat, Atasi Masalah Fragmentasi Habitat Satwa
Peta Kawasan HCV Dibuat, Atasi Masalah Fragmentasi Habitat Satwa
LSM/Figur
KLH Dapat Anggaran Rp 1,3 T untuk Belanja Pegawai hingga Pengelolaan Sampah
KLH Dapat Anggaran Rp 1,3 T untuk Belanja Pegawai hingga Pengelolaan Sampah
Pemerintah
Peneliti: Penghitungan Karbon Secara Mandiri oleh Perusahaan Tak Akurat
Peneliti: Penghitungan Karbon Secara Mandiri oleh Perusahaan Tak Akurat
LSM/Figur
PBB: Karhutla akibat Perubahan Iklim Sumbang Polusi Udara pada 2024
PBB: Karhutla akibat Perubahan Iklim Sumbang Polusi Udara pada 2024
Pemerintah
Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Ini Wilayah yang Bakal Dilanda Hujan
Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Ini Wilayah yang Bakal Dilanda Hujan
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau