Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Atasi Sampah Makanan, Rutinitas Harian Kita Jadi Kunci Utama

Kompas.com - 01/09/2025, 19:03 WIB
Monika Novena,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Setiap harinya, makanan dalam jumlah yang sangat besar dibuang begitu saja. Meskipun pemerintah berusaha dengan kebijakan baru, supermarket gencar berkampanye, dan restoran memberikan anjuran halus, tumpukan sampah makanan tetap ada. Sementara di sisi lain jutaan orang di luar sana kelaparan.

Hal ini membuat para peneliti di University of Portsmouth mencoba menjawab apakah pesan-pesan seperti “hemat” atau “manfaatkan lagi” benar-benar efektif untuk mengatasi sampah makanan?

Untuk menguji hal ini, para peneliti melibatkan 95 peserta dalam studinya.

Beberapa peserta menerima anjuran untuk hemat, sementara yang lain menerima anjuran yang bersifat materialistis.

Setelah itu, mereka diberi tugas untuk memutuskan apakah akan menyimpan atau membuang bahan makanan pada berbagai tingkat kesegaran.

Tujuannya adalah untuk melihat apakah isyarat cepat seperti anjuran hemat dapat mengubah perilaku untuk menyimpan makanan atau apakah kebiasaan jangka panjang yang lebih mendalam terbukti lebih berpengaruh dalam menghindari pemborosan makanan?

Baca juga: Jamur Bisa Ubah Food Waste Jadi Masakan Mewah

Hasilnya, seperti dikutip dari Earth, Sabtu (30/8/2025), kebiasaan jangka panjang seseoranglah yang paling berpengaruh pada seseorang untuk lebih berhemat soal makanan, bukan sekadar pesan singkat.

Orang-orang yang sudah memiliki pandangan hemat cenderung membuang lebih sedikit.

Sebaliknya, mereka yang memiliki kecenderungan hemat yang lebih lemah lebih mudah terpengaruh, terutama oleh sinyal materialistis yang menekankan kelimpahan dan konsumsi.

Hal ini menunjukkan bahwa nilai-nilai yang kuat dapat mengalahkan pengaruh eksternal. Ketika berhemat menjadi kebiasaan, orang-orang tetap konsisten meskipun dikelilingi oleh pesan-pesan yang mempromosikan kelebihan dan konsumsi.

Sehingga tanpa nilai-nilai yang kuat, isyarat bahkan bisa mendorong sebagian orang untuk lebih boros.

Untuk dampak nyata, studi ini menunjukkan bahwa kebiasaan yang konsisten dan pola pikir yang tertanam jauh lebih penting daripada anjuran.

"Temuan kami menyiratkan bahwa anjuran atau isyarat sesaat tidak cukup untuk mengubah perilaku pemborosan makanan," kata Steven Iorfa, penulis utama dan mahasiswa doktoral di University of Portsmouth.

"Kebiasaan hemat sehari-hari yang sudah mendarah daginglah yang benar-benar menciptakan perubahan," katanya lagi.

Peneliti pun menunjukkan program pendidikan sebagai cara yang lebih baik untuk menanamkan kebiasaan tersebut.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Industri Semen Tekan Emisi 21 Persen, Bidik Semen Hijau Nol Karbon 2050
Industri Semen Tekan Emisi 21 Persen, Bidik Semen Hijau Nol Karbon 2050
Swasta
Inquirer ESG Edge Awards 2025: Apresiasi Perusahaan hingga UMKM yang Bawa Dampak Nyata
Inquirer ESG Edge Awards 2025: Apresiasi Perusahaan hingga UMKM yang Bawa Dampak Nyata
Swasta
Tangkap dan Simpan Emisi CO2 di Bawah Tanah? Riset Ungkap Cuma Bisa Dilakukan 200 Tahun
Tangkap dan Simpan Emisi CO2 di Bawah Tanah? Riset Ungkap Cuma Bisa Dilakukan 200 Tahun
LSM/Figur
Serangga Menghilang Cepat, Bahkan di Ekosistem Alami yang Tak Tersentuh
Serangga Menghilang Cepat, Bahkan di Ekosistem Alami yang Tak Tersentuh
Pemerintah
Masa Depan Pedesaan Lebih Terjamin Berkat Hutan dan Kearifan Lokal
Masa Depan Pedesaan Lebih Terjamin Berkat Hutan dan Kearifan Lokal
Pemerintah
Pencemaran Sungai Jakarta, UMKM Diminta Segera Urus NIB dan SPPL
Pencemaran Sungai Jakarta, UMKM Diminta Segera Urus NIB dan SPPL
Pemerintah
Hari Kelebihan Sampah Plastik 2025: Dunia Gagal Kelola Sepertiga Produksi
Hari Kelebihan Sampah Plastik 2025: Dunia Gagal Kelola Sepertiga Produksi
LSM/Figur
Anggaran Naik, KLH Bakal Fokus Atasi Sampah dan Iklim
Anggaran Naik, KLH Bakal Fokus Atasi Sampah dan Iklim
Pemerintah
Sungai Jakarta 'Cemar Berat', Limbah Domestik Sumber Utamanya
Sungai Jakarta "Cemar Berat", Limbah Domestik Sumber Utamanya
LSM/Figur
TNUK Tegaskan, JRSCA Bukan Habitat Buatan bagi Badak Jawa
TNUK Tegaskan, JRSCA Bukan Habitat Buatan bagi Badak Jawa
Pemerintah
Peta Kawasan HCV Dibuat, Atasi Masalah Fragmentasi Habitat Satwa
Peta Kawasan HCV Dibuat, Atasi Masalah Fragmentasi Habitat Satwa
LSM/Figur
KLH Dapat Anggaran Rp 1,3 T untuk Belanja Pegawai hingga Pengelolaan Sampah
KLH Dapat Anggaran Rp 1,3 T untuk Belanja Pegawai hingga Pengelolaan Sampah
Pemerintah
Peneliti: Penghitungan Karbon Secara Mandiri oleh Perusahaan Tak Akurat
Peneliti: Penghitungan Karbon Secara Mandiri oleh Perusahaan Tak Akurat
LSM/Figur
PBB: Karhutla akibat Perubahan Iklim Sumbang Polusi Udara pada 2024
PBB: Karhutla akibat Perubahan Iklim Sumbang Polusi Udara pada 2024
Pemerintah
Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Ini Wilayah yang Bakal Dilanda Hujan
Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Ini Wilayah yang Bakal Dilanda Hujan
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau