Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WWF: Kolaborasi UMKM dan Korporasi Jadi Kunci Akses Pendanaan Hijau

Kompas.com - 09/05/2025, 15:16 WIB
Eriana Widya Astuti,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi


KOMPAS.com — UMKM Indonesia memiliki potensi besar untuk mengadopsi praktik keberlanjutan. Namun, tantangan utama yang mereka hadapi adalah keterbatasan akses pendanaan, terutama karena tidak adanya jaminan atau kolateral yang memadai.

Rizkia Sari Yudawinata, Sustainable Finance Advisor WWF Indonesia, mengatakan bahwa ketiadaan jaminan menjadi salah satu penyebab utama UMKM sulit memperoleh pembiayaan, khususnya dari sektor perbankan.

Dalam acara Lestari Forum 2025 bertema “Sustainable Ecosystem Starts with SME–Corporate Collaboration”, Kamis (8/5/2025) di Menara Kompas, Jakarta Pusat, Rizki mencontohkan bahwa bank-bank di luar negeri bersedia mendanai inisiatif keberlanjutan UMKM karena adanya skema jaminan yang mengurangi risiko kerugian.

“Bank punya manajemen risiko dan aturan-aturan yang enggak bisa disesuaikan sesuka hati, oleh sebab itu mereka memerlukan adanya kolateral bisnis untuk menjamin pendanaan yang mereka berikan,” ujar Rizki.

Menurut Rizki, Indonesia perlu meniru pendekatan dari negara lain dalam mengatasi tantangan itu.

Salah satu yang bisa ditiru adalah Korea Development Bank yang bekerja sama dengan Green Climate Fund untuk menyediakan dana jaminan senilai 100 juta dolar AS, yang kemudian dimobilisasi ke perbankan untuk mendukung pendanaan UMKM.

Contoh lain datang dari India, di mana perusahaan multinasional memberikan jaminan pembelian kepada UMKM sebagai supplier mereka. Skema ini memberi rasa aman bagi lembaga keuangan dalam menyalurkan kredit.

“Seperti memberikan solusi menggunakan mesin ini dan itu, sehingga produksi bisa lebih efektif. Selain itu, UMKM tidak perlu melakukan audit energi karena sudah dilakukan oleh anchor buyer,” tambahnya.

Rizki juga menjelaskan tentang pentingnya peran anchor buyer—korporasi besar yang menjadi pembeli utama produk UMKM. Mereka tidak hanya memberikan jaminan pembelian, tapi juga solusi teknis, audit, dan bahkan performance guarantee yang meningkatkan keyakinan bank untuk mendanai UMKM.

“Performance guarantee ini jugalah yang meningkatkan kenyamanan bank untuk memberikan pendanaan pada keberlanjutan UMKM ini,” ujarnya.

Namun, ia menekankan bahwa meskipun sudah ada jaminan, UMKM tetap harus menunjukkan kemampuan mengembalikan pinjaman.

Lebih jauh, Rizki mengapresiasi langkah pemerintah Singapura yang memberikan subsidi jaminan bagi UMKM, sehingga lebih mudah mengakses pembiayaan. Ia berharap Indonesia bisa menerapkan kebijakan serupa, sejalan dengan target net zero emission dan dorongan global terhadap rantai pasok yang lebih hijau.

“Bagaimanapun, UMKM—termasuk yang berbasis sustainability—memang masuk dalam kategori bisnis berisiko tinggi. Maka, jika ada kebijakan yang memberikan technical assistance, selaras dengan target net zero, serta adanya standar yang dapat diterapkan pada skala UMKM, bank bisa lebih yakin dalam menyalurkan pendanaan,” tutupnya.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Industri Semen Tekan Emisi 21 Persen, Bidik Semen Hijau Nol Karbon 2050
Industri Semen Tekan Emisi 21 Persen, Bidik Semen Hijau Nol Karbon 2050
Swasta
Inquirer ESG Edge Awards 2025: Apresiasi Perusahaan hingga UMKM yang Bawa Dampak Nyata
Inquirer ESG Edge Awards 2025: Apresiasi Perusahaan hingga UMKM yang Bawa Dampak Nyata
Swasta
Tangkap dan Simpan Emisi CO2 di Bawah Tanah? Riset Ungkap Cuma Bisa Dilakukan 200 Tahun
Tangkap dan Simpan Emisi CO2 di Bawah Tanah? Riset Ungkap Cuma Bisa Dilakukan 200 Tahun
LSM/Figur
Serangga Menghilang Cepat, Bahkan di Ekosistem Alami yang Tak Tersentuh
Serangga Menghilang Cepat, Bahkan di Ekosistem Alami yang Tak Tersentuh
Pemerintah
Masa Depan Pedesaan Lebih Terjamin Berkat Hutan dan Kearifan Lokal
Masa Depan Pedesaan Lebih Terjamin Berkat Hutan dan Kearifan Lokal
Pemerintah
Pencemaran Sungai Jakarta, UMKM Diminta Segera Urus NIB dan SPPL
Pencemaran Sungai Jakarta, UMKM Diminta Segera Urus NIB dan SPPL
Pemerintah
Hari Kelebihan Sampah Plastik 2025: Dunia Gagal Kelola Sepertiga Produksi
Hari Kelebihan Sampah Plastik 2025: Dunia Gagal Kelola Sepertiga Produksi
LSM/Figur
Anggaran Naik, KLH Bakal Fokus Atasi Sampah dan Iklim
Anggaran Naik, KLH Bakal Fokus Atasi Sampah dan Iklim
Pemerintah
Sungai Jakarta 'Cemar Berat', Limbah Domestik Sumber Utamanya
Sungai Jakarta "Cemar Berat", Limbah Domestik Sumber Utamanya
LSM/Figur
TNUK Tegaskan, JRSCA Bukan Habitat Buatan bagi Badak Jawa
TNUK Tegaskan, JRSCA Bukan Habitat Buatan bagi Badak Jawa
Pemerintah
Peta Kawasan HCV Dibuat, Atasi Masalah Fragmentasi Habitat Satwa
Peta Kawasan HCV Dibuat, Atasi Masalah Fragmentasi Habitat Satwa
LSM/Figur
KLH Dapat Anggaran Rp 1,3 T untuk Belanja Pegawai hingga Pengelolaan Sampah
KLH Dapat Anggaran Rp 1,3 T untuk Belanja Pegawai hingga Pengelolaan Sampah
Pemerintah
Peneliti: Penghitungan Karbon Secara Mandiri oleh Perusahaan Tak Akurat
Peneliti: Penghitungan Karbon Secara Mandiri oleh Perusahaan Tak Akurat
LSM/Figur
PBB: Karhutla akibat Perubahan Iklim Sumbang Polusi Udara pada 2024
PBB: Karhutla akibat Perubahan Iklim Sumbang Polusi Udara pada 2024
Pemerintah
Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Ini Wilayah yang Bakal Dilanda Hujan
Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Ini Wilayah yang Bakal Dilanda Hujan
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau