Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri KKP: Perikanan Tangkap Harus Dekati Nol, Misi 1.100 Kampung Nelayan Strateginya

Kompas.com - 06/08/2025, 17:31 WIB
Manda Firmansyah,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, mengungkapkan bahwa produksi perikanan tangkap harus terus turun signifikan dan jika bisa mendekati nol.

Strategi memulainya, tahun 2025, Indonesia akan memulainya dengan mengejar lagi target perikanan berbasis kuota yang sempat terhambat.

Hal itu diungkapkan Sakti dalam Peluncuran Blue Food Assessment (BFA) dan Indonesia dan Indonesia Blue Economy Index (IBEI) diadakan oleh Bappenas RI, Rabu (6/8/2025).

"Harus mendekati nol. Kenapa demikian? Supaya laut Indonesia menjadi makmur, untuk kepentingan generasi yang akan datang," ujar Sakti. 

Sakti menuturkan, pembatasan produksi perikanan tangkap sebenarnya telah dilakukan banyak negara lewat inisiatif penangkapan berbasis kuota. 

"Bahkan China sekalipun sudah melakukan ini (penangkapan ikan terukur berbasis kuota) dengan baik, enggak boleh sembarangan nangkap kita, tetapi di Indonesia kalau itu dilakukan, saya didemo terus-terusan," tutur Sakti.

Indonesia sebenarnya sudah memiliki kebijakan penangkapan ikan terukur sejak adanya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 11 Tahun 2023. Namun, penerapannya menemui tantangan. 

Untuk mengatasi, mulai tahun ini, KKP berupaya agar seluruh kapal penangkap ikan tidak boleh dimiliki perorangan atau harus dalam bentuk perusahaan.

Langkah lain, KKP juga membangun 1.100 kampung nelayan merah putih untuk meningkatkan kualitas produk perikanan dan pendapatan masyarakat pesisir melalui budidaya.

Baca juga: KKP Ungkap Pendapatan Sektor Perikanan Indonesia Capai Rp116 Triliun

"Kami membangun budidaya yang berkelanjutan. Protein dari laut pasti sulit untuk dijaga ingredients (bahannya) ini sehat atau tidak, tetapi kalau budidaya, kami sudah bisa desain sedemikian rupa," ucapnya.

KKP memprioritaskan pengembangan lima komoditas untuk budidaya, yaitu, udang, tilapia, kepiting, rumput laut, dan lobster.

Setiap komoditas memiliki berbagai permasalahan yang menghambat target nol tangkapan. Misalnya, nilai benih lobster yang diselundupkan ke luar wilayah Indonesia mencapai 1,2 miliar dollar AS per tahun.

"Ini yang terus saya perangi, tetapi susah sekali," ujar Sakti.

Meski demikian, ada kisah sukses. Ia mengatakan, kampung nelayan merah putih di Biak terbukti bisa meningkatkan kualitas produk perikanan dan pendapatan masyarakat.

KKP meresmikan pembangunan dermaga, pabrik es, dan cold storage di Biak akhir tahun 2023. Kini, kata dia, produk perikanan budidaya di Biak bisa langsung dimasukkan cold storage dan kemudian dikirim ke konsumen secara langsung menggunakan kontainer dingin.

Ia mengaku mendapatkan arahan dari Presiden Prabowo untuk menerapkan model di Biak ke 1.100 kampung nelayan merah putih agar produksi perikanan tangkap dari laut bisa menurun tajam.

Baca juga: OceanX–BRIN–KI Dukung Target Konservasi dan Perikanan Berkelanjutan

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Industri Semen Tekan Emisi 21 Persen, Bidik Semen Hijau Nol Karbon 2050
Industri Semen Tekan Emisi 21 Persen, Bidik Semen Hijau Nol Karbon 2050
Swasta
Inquirer ESG Edge Awards 2025: Apresiasi Perusahaan hingga UMKM yang Bawa Dampak Nyata
Inquirer ESG Edge Awards 2025: Apresiasi Perusahaan hingga UMKM yang Bawa Dampak Nyata
Swasta
Tangkap dan Simpan Emisi CO2 di Bawah Tanah? Riset Ungkap Cuma Bisa Dilakukan 200 Tahun
Tangkap dan Simpan Emisi CO2 di Bawah Tanah? Riset Ungkap Cuma Bisa Dilakukan 200 Tahun
LSM/Figur
Serangga Menghilang Cepat, Bahkan di Ekosistem Alami yang Tak Tersentuh
Serangga Menghilang Cepat, Bahkan di Ekosistem Alami yang Tak Tersentuh
Pemerintah
Masa Depan Pedesaan Lebih Terjamin Berkat Hutan dan Kearifan Lokal
Masa Depan Pedesaan Lebih Terjamin Berkat Hutan dan Kearifan Lokal
Pemerintah
Pencemaran Sungai Jakarta, UMKM Diminta Segera Urus NIB dan SPPL
Pencemaran Sungai Jakarta, UMKM Diminta Segera Urus NIB dan SPPL
Pemerintah
Hari Kelebihan Sampah Plastik 2025: Dunia Gagal Kelola Sepertiga Produksi
Hari Kelebihan Sampah Plastik 2025: Dunia Gagal Kelola Sepertiga Produksi
LSM/Figur
Anggaran Naik, KLH Bakal Fokus Atasi Sampah dan Iklim
Anggaran Naik, KLH Bakal Fokus Atasi Sampah dan Iklim
Pemerintah
Sungai Jakarta 'Cemar Berat', Limbah Domestik Sumber Utamanya
Sungai Jakarta "Cemar Berat", Limbah Domestik Sumber Utamanya
LSM/Figur
TNUK Tegaskan, JRSCA Bukan Habitat Buatan bagi Badak Jawa
TNUK Tegaskan, JRSCA Bukan Habitat Buatan bagi Badak Jawa
Pemerintah
Peta Kawasan HCV Dibuat, Atasi Masalah Fragmentasi Habitat Satwa
Peta Kawasan HCV Dibuat, Atasi Masalah Fragmentasi Habitat Satwa
LSM/Figur
KLH Dapat Anggaran Rp 1,3 T untuk Belanja Pegawai hingga Pengelolaan Sampah
KLH Dapat Anggaran Rp 1,3 T untuk Belanja Pegawai hingga Pengelolaan Sampah
Pemerintah
Peneliti: Penghitungan Karbon Secara Mandiri oleh Perusahaan Tak Akurat
Peneliti: Penghitungan Karbon Secara Mandiri oleh Perusahaan Tak Akurat
LSM/Figur
PBB: Karhutla akibat Perubahan Iklim Sumbang Polusi Udara pada 2024
PBB: Karhutla akibat Perubahan Iklim Sumbang Polusi Udara pada 2024
Pemerintah
Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Ini Wilayah yang Bakal Dilanda Hujan
Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Ini Wilayah yang Bakal Dilanda Hujan
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau