Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kota Makin Padat, Bunga-bunga Makin Kesepian Sulit Temukan Penyerbuk

Kompas.com - 07/08/2025, 17:31 WIB
Monika Novena,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah penelitian baru dari University of Sheffield di Inggris menemukan adanya hubungan antara peningkatan urbanisasi dengan penurunan populasi penyerbuk.

Populasi penyerbuk yang dimaksud termasuk ngengat nokturnal, lalat kembang, dan lebah.

Temuan yang mengkhawatirkan ini kemudian dipublikasikan di Proceedings of the Royal Society B: Biological Sciences.

Dalam studinya, seperti dikutip dari Phys, Selasa (5/8/2025), tim peneliti mengambil sampel spesies penyerbuk di berbagai lingkungan perkotaan, dari pusat kota hingga pinggiran kota di Inggris.

Mereka kemudian menemukan bahwa terdapat penurunan kelimpahan dan kekayaan spesies serangga penyerbuk hingga 43 persen di lahan yang terletak di daerah yang lebih padat penduduknya.

Temuan ini pun menunjukkan bahwa berbagai macam penyerbuk terancam di lanskap perkotaan.

Baca juga: Banyak Kota Kotor, Menteri LH: Saya Pesimis Ada yang Dapat Adipura Kencana

Para peneliti memperingatkan bahwa perlu lebih banyak upaya untuk memahami dan melestarikan serangga penyerbuk yang rentan terhadap dampak hilangnya habitat akibat urbanisasi.

Menurut Emilie Ellis, penulis utama studi dari School of Biosciences University of Sheffield, tingkat ancaman terhadap banyak spesies penyerbuk masih belum banyak diketahui karena fokus global hanya pada lebah.

Padahal, ngengat dan lalat kembang sama pentingnya bagi ekosistem kita di mana hasil menunjukkan bahwa mereka mungkin sangat rentan di habitat perkotaan.

Serangga penyerbuk sangat penting bagi reproduksi hingga 90 persen spesies tumbuhan berbunga liar dan beragam jenis tanaman pertanian. Ketika urbanisasi menyebabkan semakin banyak habitat yang hilang, komunitas serangga menderita dan ekosistem menjadi tidak stabil.

Studi ini kemudian mengidentifikasi beberapa elemen kunci di ruang terbuka hijau perkotaan yang dapat menjadi solusi untuk melestarikan dan mengembangkan habitat bagi penyerbuk yang rentan terhadap perubahan lingkungan.

Studi tersebut menunjukkan bahwa penyebab berkurangnya keanekaragaman dan populasi penyerbuk bervariasi tergantung spesiesnya, namun secara utama didorong oleh berkurangnya kanopi pohon dan habitat semi-alami yang merupakan bagian dari ruang terbuka hijau di kota.

Jill Edmondson, penulis senior dari School of Biosciences University of Sheffield, menambahkan lahan pertanian perkotaan membentuk oase ruang hijau di tengah lanskap kota, dengan campuran kaya tanaman dan bunga untuk mendukung komunitas penyerbuk.

Namun, seiring dengan meningkatnya area permukaan kedap air seperti beton, aspal, dan bangunan yang membentuk lanskap kota yang kita kenal di sekitar lahan pertanian, habitat yang tersedia bagi semua kelompok penyerbuk menjadi semakin sedikit.

Baca juga: Program Agrosolution Pupuk Kaltim, Kisah Hadi Membangun Ketahanan Pangan Pertanian Organik

Hal ini bisa berdampak pada penyerbukan tanaman dan pada akhirnya hasil panen di lahan pertanian yang berada di area lebih perkotaan.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Industri Semen Tekan Emisi 21 Persen, Bidik Semen Hijau Nol Karbon 2050
Industri Semen Tekan Emisi 21 Persen, Bidik Semen Hijau Nol Karbon 2050
Swasta
Inquirer ESG Edge Awards 2025: Apresiasi Perusahaan hingga UMKM yang Bawa Dampak Nyata
Inquirer ESG Edge Awards 2025: Apresiasi Perusahaan hingga UMKM yang Bawa Dampak Nyata
Swasta
Tangkap dan Simpan Emisi CO2 di Bawah Tanah? Riset Ungkap Cuma Bisa Dilakukan 200 Tahun
Tangkap dan Simpan Emisi CO2 di Bawah Tanah? Riset Ungkap Cuma Bisa Dilakukan 200 Tahun
LSM/Figur
Serangga Menghilang Cepat, Bahkan di Ekosistem Alami yang Tak Tersentuh
Serangga Menghilang Cepat, Bahkan di Ekosistem Alami yang Tak Tersentuh
Pemerintah
Masa Depan Pedesaan Lebih Terjamin Berkat Hutan dan Kearifan Lokal
Masa Depan Pedesaan Lebih Terjamin Berkat Hutan dan Kearifan Lokal
Pemerintah
Pencemaran Sungai Jakarta, UMKM Diminta Segera Urus NIB dan SPPL
Pencemaran Sungai Jakarta, UMKM Diminta Segera Urus NIB dan SPPL
Pemerintah
Hari Kelebihan Sampah Plastik 2025: Dunia Gagal Kelola Sepertiga Produksi
Hari Kelebihan Sampah Plastik 2025: Dunia Gagal Kelola Sepertiga Produksi
LSM/Figur
Anggaran Naik, KLH Bakal Fokus Atasi Sampah dan Iklim
Anggaran Naik, KLH Bakal Fokus Atasi Sampah dan Iklim
Pemerintah
Sungai Jakarta 'Cemar Berat', Limbah Domestik Sumber Utamanya
Sungai Jakarta "Cemar Berat", Limbah Domestik Sumber Utamanya
LSM/Figur
TNUK Tegaskan, JRSCA Bukan Habitat Buatan bagi Badak Jawa
TNUK Tegaskan, JRSCA Bukan Habitat Buatan bagi Badak Jawa
Pemerintah
Peta Kawasan HCV Dibuat, Atasi Masalah Fragmentasi Habitat Satwa
Peta Kawasan HCV Dibuat, Atasi Masalah Fragmentasi Habitat Satwa
LSM/Figur
KLH Dapat Anggaran Rp 1,3 T untuk Belanja Pegawai hingga Pengelolaan Sampah
KLH Dapat Anggaran Rp 1,3 T untuk Belanja Pegawai hingga Pengelolaan Sampah
Pemerintah
Peneliti: Penghitungan Karbon Secara Mandiri oleh Perusahaan Tak Akurat
Peneliti: Penghitungan Karbon Secara Mandiri oleh Perusahaan Tak Akurat
LSM/Figur
PBB: Karhutla akibat Perubahan Iklim Sumbang Polusi Udara pada 2024
PBB: Karhutla akibat Perubahan Iklim Sumbang Polusi Udara pada 2024
Pemerintah
Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Ini Wilayah yang Bakal Dilanda Hujan
Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Ini Wilayah yang Bakal Dilanda Hujan
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau