JAKARTA, KOMPAS.com – Perubahan iklim dinilai semakin meningkatkan risiko kesehatan anak dan remaja dengan disabilitas serta penderita kusta di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur, dan Kota Ternate, Maluku Utara.
Akademisi Universitas Islam Indonesia (UII), Ikrom Mustofa, mengungkapkan temuan risetnya yang menunjukkan bahwa paparan panas ekstrem dan keterbatasan akses layanan kesehatan memperburuk kerentanan kelompok ini.
“Infrastruktur evakuasi di TTU dan Ternate belum ramah disabilitas. Stigma sosial terhadap penderita kusta juga membuat mereka sering diabaikan saat evakuasi,” kata Ikrom dalam webinar "Pengarusutamaan Sosial Inklusif pada Pembangunan Daerah untuk Memperkuat Ketahanan Iklim dan Kebencanaan", Selasa (12/8/2025).
Baca juga: Dampak Perubahan Iklim Meluas, DPR Dorong Pengesahan RUU EBT
Ikrom menilai perlu adanya standard operating procedure (SOP) evakuasi dan adaptasi layanan kesehatan yang ramah bagi penyandang disabilitas dan penderita kusta. Berdasarkan skor inklusi sosial dalam risetnya, TTU dan Ternate masih tergolong rendah.
“Bahkan Ternate, yang disebut sebagai kota inklusi, masih punya pekerjaan rumah besar. Ini menjadi tantangan juga bagi daerah-daerah lain yang belum memulai langkah ke arah sana,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Komisi Nasional Disabilitas, Dante Rigmalia, menekankan pentingnya pelibatan penyandang disabilitas dalam penyusunan regulasi, termasuk yang terkait mitigasi dampak perubahan iklim.
Dante juga mendorong agar penyandang disabilitas ikut serta dalam pelatihan kebencanaan dan adaptasi perubahan iklim.
“Pemangku kepentingan harus paham siapa penyandang disabilitas, bagaimana kondisinya, dan apa kebutuhannya. Libatkan organisasi penyandang disabilitas, maka kita akan membangun inklusi sosial yang sesungguhnya,” kata Dante.
Baca juga: Studi: Harga Pangan Dunia Naik akibat Cuaca Ekstrem Dampak Perubahan Iklim
Menurutnya, tanpa pelibatan nyata, aksesibilitas yang dibutuhkan penyandang disabilitas saat penanganan bencana tidak akan terwujud.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya