Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KLH Minta Rumah Sakit Tangani Limbah Medis, Atasi Krisis Iklim

Kompas.com - 03/09/2025, 20:00 WIB
Manda Firmansyah,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi


Jakarta, Kompas.com - Kementerian Lingkungan Hidup meminta rumah sakit di berbagai daerah di Indonesia berkontribusi dalam memitigasi krisis iklim.

"Kalau bicara mitigasi, misalnya, rumah sakitnya menggunakan energi dari panel surya. Atau, limbah dikelola supaya tidak menghasilkan (emisi) gas (rumah kaca)," ujar Direktur Adaptasi Perubahan Iklim, Kementerian Lingkungan Hidup, Franky Zamzani dalam webinar, Selasa (2/9/2025).

Menurut Franky, limbah medis perlu dikelola dengan baik agar tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca (GRK).

Baca juga: Studi Ungkap, Perubahan Iklim Buka Jalan bagi Timbulnya Pandemi Zoonosis

"Apalagi limbah rumah sakit juga spesifik sekali ya. Mungkin gas atau emisinya juga lebih bedalah, bukan hanya karbon, tapi bisa ke metana (CH4) dan (nitrogen oksida) N2O dan seterusnya," tutur Franky.

Dalam konteks krisis iklim, kata dia, pengelolaan limbah medis sesuai dengan standar merupakan suatu kewajiban.

Dari segi pembiayaan dan teknologi, Franky mengakui pengelolaan medis yang sesuai standar membutuhkan pendanaan yang besar, sehingga itu menjadi tantangan bagi rumah sakit atau fasilitas kesehatan di daerah.

"(Terkait pembiayaan dan teknologi) itu yang saya enggak bisa jawab. Bagaimana kemudian sebuah rumah sakit di daerah yang belum terkelola limbahnya, tapi mempunyai kesadaran tadi untuk mengelola limbah medisnya," ujar Franky.

Ia menilai, RSUP Dr. Sardjito sudah mengelola limbah medisnya dengan baik. RSUP Dr. Sardjito, kata dia, dapat menjadi contoh dalam pengelolaan limbah medis yang sesuai standar.

"Contoh baik hal-hal yang sudah dilaksanakan (itu diharapkan) bisa di scalling up ke tempat-tempat lain," tutur Franky.

Baca juga: WHO: Panas Ekstrem akibat Perubahan Iklim Bikin Pekerja Stres

 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Industri Semen Tekan Emisi 21 Persen, Bidik Semen Hijau Nol Karbon 2050
Industri Semen Tekan Emisi 21 Persen, Bidik Semen Hijau Nol Karbon 2050
Swasta
Inquirer ESG Edge Awards 2025: Apresiasi Perusahaan hingga UMKM yang Bawa Dampak Nyata
Inquirer ESG Edge Awards 2025: Apresiasi Perusahaan hingga UMKM yang Bawa Dampak Nyata
Swasta
Tangkap dan Simpan Emisi CO2 di Bawah Tanah? Riset Ungkap Cuma Bisa Dilakukan 200 Tahun
Tangkap dan Simpan Emisi CO2 di Bawah Tanah? Riset Ungkap Cuma Bisa Dilakukan 200 Tahun
LSM/Figur
Serangga Menghilang Cepat, Bahkan di Ekosistem Alami yang Tak Tersentuh
Serangga Menghilang Cepat, Bahkan di Ekosistem Alami yang Tak Tersentuh
Pemerintah
Masa Depan Pedesaan Lebih Terjamin Berkat Hutan dan Kearifan Lokal
Masa Depan Pedesaan Lebih Terjamin Berkat Hutan dan Kearifan Lokal
Pemerintah
Pencemaran Sungai Jakarta, UMKM Diminta Segera Urus NIB dan SPPL
Pencemaran Sungai Jakarta, UMKM Diminta Segera Urus NIB dan SPPL
Pemerintah
Hari Kelebihan Sampah Plastik 2025: Dunia Gagal Kelola Sepertiga Produksi
Hari Kelebihan Sampah Plastik 2025: Dunia Gagal Kelola Sepertiga Produksi
LSM/Figur
Anggaran Naik, KLH Bakal Fokus Atasi Sampah dan Iklim
Anggaran Naik, KLH Bakal Fokus Atasi Sampah dan Iklim
Pemerintah
Sungai Jakarta 'Cemar Berat', Limbah Domestik Sumber Utamanya
Sungai Jakarta "Cemar Berat", Limbah Domestik Sumber Utamanya
LSM/Figur
TNUK Tegaskan, JRSCA Bukan Habitat Buatan bagi Badak Jawa
TNUK Tegaskan, JRSCA Bukan Habitat Buatan bagi Badak Jawa
Pemerintah
Peta Kawasan HCV Dibuat, Atasi Masalah Fragmentasi Habitat Satwa
Peta Kawasan HCV Dibuat, Atasi Masalah Fragmentasi Habitat Satwa
LSM/Figur
KLH Dapat Anggaran Rp 1,3 T untuk Belanja Pegawai hingga Pengelolaan Sampah
KLH Dapat Anggaran Rp 1,3 T untuk Belanja Pegawai hingga Pengelolaan Sampah
Pemerintah
Peneliti: Penghitungan Karbon Secara Mandiri oleh Perusahaan Tak Akurat
Peneliti: Penghitungan Karbon Secara Mandiri oleh Perusahaan Tak Akurat
LSM/Figur
PBB: Karhutla akibat Perubahan Iklim Sumbang Polusi Udara pada 2024
PBB: Karhutla akibat Perubahan Iklim Sumbang Polusi Udara pada 2024
Pemerintah
Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Ini Wilayah yang Bakal Dilanda Hujan
Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Ini Wilayah yang Bakal Dilanda Hujan
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau