JAKARTA, KOMPAS.com - Dunia seakan runtuh ketika Melda Hutagalung menerima hasil mamografi, yang ia jalani sepekan sebelumnya.
Semuanya berawal dari pengumuman tentang diadakannya program mamografi dan USG yang dilaksanakan Siloam Hospitals Kebon Jeruk di sekolah tempat ia mengajar.
Saat itu, ia dan guru-guru diwajibkan untuk mengikuti program tersebut.
“Tiba-tiba sekolah bilang, ada program mamografi sama USG dari Siloam Hospitals Kebon Jeruk,” ujarnya pada acara Press Conference dan Buka Puasa bersama Siloam Hospitals di Tesate Sam Ratulangi, Jakarta Pusat, Rabu (19/3/2025).
Baca juga: Waspadai 4 Gejala Kanker Payudara yang Jarang Disadari
Saat mendengar program tersebut, Melda memilih untuk tidak mendaftarkan diri.
Ia merasa takut dan ragu memeriksakan diri. Apalagi, belum lama ini ia menyadari bahwa terdapat benjolan di payudaranya
“Dan jujur, saya tidak ikut di list down guru-guru teman semua, karena saya tahu ada sesuatu di payudara saya,” akunya.
Namun, semesta berkata lain. Kakaknya secara diam-diam mendaftarkannya ke dalam program tersebut tanpa sepengetahuannya.
Alhasil, dengan perasaan gugup, Melda menjalani pemeriksaan dari awal sampai akhir.
Setelah menjalani pemeriksaan, sesuai dugaan, hasil mamografi menunjukkan bahwa benjolan yang ia rasakan bukanlah sesuatu yang normal.
Tanpa berlama-lama, Melda dibawa ke rumah sakit untuk melakukan USG.
Rupanya, hasil menunjukkan bahwa ia mengidap kanker payudara stadium awal.
“Besoknya disuruh USG, ternyata stage-nya lumayan,” ujarnya.
Meski merasa takut dan terkejut, ia berusaha menjernihkan pikiran dan memberanikan diri untuk berobat.
Ia menyadari bahwa ketakutan sama sekali tidak membantunya melewati kondisi tersebut.