Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudirman Said Minta Pemerintah Lakukan Koreksi Total Usai Banyak Aksi Demo

Kompas.com - 31/08/2025, 21:24 WIB
Febryan Kevin Candra Kurniawan,
Abdul Haris Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said meminta pemerintah melakukan koreksi total usai terjadi kerusuhan di sejumlah wilayah Indonesia dalam beberapa hari terakhir.

Ia menilai, masalah mendasar yang dihadapi pemerintah saat ini berkaitan dengan upaya mengembalikan kepercayaan masyarakat.

"Kami memberi harapan sepenuhnya, pertemuan (Presiden dan pimpinan partai) bisa menghasilkan keputusan fundamental, untuk melakukan tindakan koreksi supaya kepercayaan kembali menguat," ucap Sudirman Said dalam acar Forum Warga Negara, Minggu (31/8/2025).

Baca juga: TNI Patroli Sisir Jakarta hingga Malam

Ia juga mengingatkan aparat agar tidak menggunakan kekerasan dalam mengamankan aksi yang terjadi di sejumlah wilayah.

"Kekerasan hanya akan menimbulkan kekerasan, karena itu, kepada aparat, kepada penyelenggara negara lakukan penertiban dengan tegas, tetapi bukan berarti keras," jelasnya.

Selain itu, Sudirman meminta masyarakat menyampaikan kekecewaannya secara terukur tanpa merusak fasilitas publik.

"Jangan merusak sarana publik, karena itu milik kita dibangun dengan uang pajak, jangan mengambil yang bukan haknya, jangan meneruskan penjarahan," ungkapnya.

Rentetan Demo Sejak 25 Agustus

Gelombang aksi ini merupakan lanjutan dari rangkaian demo bertajuk “Revolusi Rakyat Indonesia” yang dimulai sejak Senin (25/8/2025). Aksi tersebut awalnya ramai digaungkan di media sosial.

Baca juga: Polda Metro Jaya Lanjutkan Patroli Skala Besar Malam Ini, Warga Tak Perlu Panik

Sejak pagi hari, ribuan orang memadati kawasan Gedung DPR RI, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat. Massa tidak hanya menyerukan pembubaran parlemen, tetapi juga menyoroti kebijakan yang dinilai merugikan rakyat, termasuk isu kenaikan tunjangan anggota DPR RI di tengah tekanan ekonomi.

Poster dan spanduk berisi kritik terhadap DPR terbentang di sepanjang pagar gedung.

Massa menilai wakil rakyat lebih mementingkan kepentingan pribadi ketimbang kesejahteraan masyarakat.

Kericuhan sempat pecah usai polisi membubarkan massa dari depan gedung parlemen. Kelompok demonstran terpencar ke berbagai ruas jalan, termasuk kawasan Gerbang Pemuda hingga Kolong Jembatan Pejompongan.

Sejumlah fasilitas umum rusak, mulai dari pos polisi, rambu lalu lintas, hingga pembatas jalan. Bahkan, sebuah motor yang terparkir di depan Gerbang Pancasila dibakar massa.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Kali Mampang yang Hanyutkan Remaja di Kuningan Barat Kerap Jadi Tempat Anak-anak Berenang
Kali Mampang yang Hanyutkan Remaja di Kuningan Barat Kerap Jadi Tempat Anak-anak Berenang
Megapolitan
Banjir Rob Diprediksi Terjadi di Pesisir Jakarta hingga 11 November
Banjir Rob Diprediksi Terjadi di Pesisir Jakarta hingga 11 November
Megapolitan
Ada Siswa Diduga Keracuna MBG, SPPG Meruya Selatan Ditutup Sementara
Ada Siswa Diduga Keracuna MBG, SPPG Meruya Selatan Ditutup Sementara
Megapolitan
Jeritan Hati Anak di Perumahan JGC soal Uji Coba RDF Rorotan: Baunya Busuk Sekali
Jeritan Hati Anak di Perumahan JGC soal Uji Coba RDF Rorotan: Baunya Busuk Sekali
Megapolitan
Layanan JAK41 Disetop, Penumpang Kesulitan Akses Transportasi
Layanan JAK41 Disetop, Penumpang Kesulitan Akses Transportasi
Megapolitan
Mencari Kerja di Job Fair Bersama Ibu
Mencari Kerja di Job Fair Bersama Ibu
Megapolitan
Dishub Larang Warga Parkir di Bahu Jalan PN Jakarta Utara
Dishub Larang Warga Parkir di Bahu Jalan PN Jakarta Utara
Megapolitan
Rangga, Tunanetra yang Datang ke Job Fair untuk Cari Peluang di Dunia Musik
Rangga, Tunanetra yang Datang ke Job Fair untuk Cari Peluang di Dunia Musik
Megapolitan
Sebelum Jebol, Warga Sempat Lihat Rembesan Air di Tanggul Pondok Kacang Prima
Sebelum Jebol, Warga Sempat Lihat Rembesan Air di Tanggul Pondok Kacang Prima
Megapolitan
TPU di Depok Masih Mampu Tampung 15.000 Makam Baru
TPU di Depok Masih Mampu Tampung 15.000 Makam Baru
Megapolitan
Dilarang Lari di Jalur Busway, Transjakarta Ingatkan dengan Tegas
Dilarang Lari di Jalur Busway, Transjakarta Ingatkan dengan Tegas
Megapolitan
Usai Dijarah, Sahroni Gelar Doa Bersama dan Minta Izin Warga untuk Bangun Rumah Kembali
Usai Dijarah, Sahroni Gelar Doa Bersama dan Minta Izin Warga untuk Bangun Rumah Kembali
Megapolitan
Polisi: Status Onad Masih Korban Penyalahgunaan Narkoba
Polisi: Status Onad Masih Korban Penyalahgunaan Narkoba
Megapolitan
Sopir M02 Cuma Dapat Rp 5.000 Sekali Narik: Saingan Kami JakLingko JAK41 yang Gratis
Sopir M02 Cuma Dapat Rp 5.000 Sekali Narik: Saingan Kami JakLingko JAK41 yang Gratis
Megapolitan
Pengendara Keluhkan Parkir Liar di Depan PN Jakarta Utara, Ganggu Akses Jalan
Pengendara Keluhkan Parkir Liar di Depan PN Jakarta Utara, Ganggu Akses Jalan
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau
Kamu sedang mengakses Arsip Premium
Akses penuh arsip ini tersedia di aplikasi KOMPAS.com atau dengan Membership KOMPAS.com Plus.
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Unduh KOMPAS.com App untuk berita terkini, akurat, dan terpercaya setiap saat