Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hadiri Aksi Kamisan ke-876, Suciwati: Negara Belum Tuntaskan Kasus Munir

Kompas.com - 04/09/2025, 19:18 WIB
Lidia Pratama Febrian,
Abdul Haris Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Suciwati, istri dari almarhum aktivis hak asasi manusia (HAM), Munir Said Thalib, kembali hadir dalam Aksi Kamisan ke-876 yang digelar di depan Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Kamis (4/9/2025).

Aksi Kamisan kali ini bertepatan dengan momentum peringatan 21 tahun meninggalnya Munir yang dibunuh pada 7 September 2004.

“Karena ini mendekati peringatan 21 tahun Munir dibunuh, pasti teman-teman lebih banyak datang,” ujar Suciwati saat doorstop di lokasi aksi.

Baca juga: Aksi Kamisan di Depan Istana, Mengenang 21 Tahun Pembunuhan Munir

Bagi Suciwati, peringatan ini bukan hanya sekadar mengenang, tetapi juga mengingatkan publik bahwa negara belum menuntaskan kasus tersebut.

“Aksi Kamisan sudah 18 tahun berjalan damai, tapi janji-janji penyelesaian kasus dari presiden ke presiden tidak ada yang ditepati,” kata dia.

Suciwati menilai situasi HAM di Indonesia saat ini tidak kunjung membaik.

Ia juga menyoroti kekerasan aparat dalam sejumlah aksi demonstrasi sejak 25 Agustus lalu, termasuk kasus kematian pengemudi ojol yang dilindas kendaraan taktis (rantis) Brimob, Affan Kurniawan, yang disebutnya sebagai bukti penyalahgunaan kekuasaan.

“Pelanggaran HAM itu jelas terjadi. Kendaraan rantis milik negara seharusnya untuk lindungi warga, malah dipakai untuk sebaliknya. Mereka membangun narasi bohong bahwa Affan menabrakkan diri, padahal banyak video yang membuktikan sebaliknya,” ujar Suciwati.

Ia menegaskan, pihaknya akan mendorong Komnas HAM mengusut tuntas kasus tersebut sebagai pelanggaran HAM berat.

Baca juga: Aksi Kamisan ke-876 Digelar di Depan Istana Hari Ini, Bagaimana Sejarahnya?

“Kami sudah komunikasi dengan Ketua Komnas HAM. Tanggal 7 September nanti, kami undang langsung agar bisa ditanyakan publik,” katanya.

Ditanya soal harapan pengungkapan kasus Munir, Suciwati menegaskan perjuangan belum akan berhenti.

Menurut dia, harapan tidak datang dari penguasa, melainkan dari konsistensi perjuangan masyarakat sipil.

“Harapan ada di perjuangan kami, bukan di penguasa. Pelanggar HAM hari ini bersembunyi di balik kekuasaan, bangun benteng lewat partai agar tidak tersentuh hukum,” ungkapnya.

Bagi Suciwati, Aksi Kamisan adalah bentuk perlawanan terhadap upaya pelupaan sejarah.

“Ini bukan soal dendam, tapi tentang melawan lupa. Negara otoriter memang tidak tahu malu, tapi sejarah akan mencatat,” ucapnya.

Baca juga: 21 Tahun Tanpa Kepastian, Suciwati Berharap Kematian Munir Dinyatakan Pelanggaran HAM Berat

Sebelumnya, massa Aksi Kamisan mulai memadati gerbang Monas, Jalan Medan Merdeka Barat, sejak pukul 15.00 WIB.

Mereka datang mengenakan pakaian serba hitam, membawa payung hitam bertuliskan “Kamisan”, serta membentangkan spanduk bertuliskan “Reset Indonesia” dan “Indonesia Darurat Kekerasan.”

Flyer yang dibagikan memuat tuntutan seperti “Keadilan untuk Munir” hingga seruan “Tuntutan Rakyat 17+8”.

Meski cuaca terik, peserta aksi tetap berdatangan hingga sore hari. Orasi dari keluarga korban pelanggaran HAM, aktivis, dan mahasiswa bergantian menggema.

Salah satu orator menyebut bahwa kematian Munir adalah luka bangsa yang belum pernah disembuhkan.

“Sudah 21 tahun sejak Munir dibunuh, tetapi negara masih gagal memberikan keadilan. Kita tidak hanya mengenang, kita menuntut pertanggungjawaban!” ujar salah satu orator.

Aksi Kamisan ke-876 yang digelar dengan tema “Mengenang 21 Tahun Munir: Indonesia Darurat Kekerasan dan Ketidakadilan” berlangsung damai hingga selesai pukul 18.00 WIB.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Ojol Ramai-ramai Kumpul di Polres Jakbar, Gelar Solidaritas 'Jaga Jakarta'
Ojol Ramai-ramai Kumpul di Polres Jakbar, Gelar Solidaritas "Jaga Jakarta"
Megapolitan
APBD DKI 2026 Difokuskan ke 6 Program Strategis, Ini Rinciannya
APBD DKI 2026 Difokuskan ke 6 Program Strategis, Ini Rinciannya
Megapolitan
Jambore Pramuka Muslim Sedunia di Cibubur, Polisi Siapkan Skenario Pengaturan Lalu Lintas
Jambore Pramuka Muslim Sedunia di Cibubur, Polisi Siapkan Skenario Pengaturan Lalu Lintas
Megapolitan
Polres Jakarta Timur Tangkap 2 Pelaku Penjarahan Kucing Uya Kuya
Polres Jakarta Timur Tangkap 2 Pelaku Penjarahan Kucing Uya Kuya
Megapolitan
Dua Karyawan SPBU Ditangkap, Racik Bom Molotov untuk Serang Polsek Jatinegara
Dua Karyawan SPBU Ditangkap, Racik Bom Molotov untuk Serang Polsek Jatinegara
Megapolitan
Kembalikan Barang Jarahan di Rumah Sri Mulyani, Dua Pria Tak Ditahan dan Jadi Saksi
Kembalikan Barang Jarahan di Rumah Sri Mulyani, Dua Pria Tak Ditahan dan Jadi Saksi
Megapolitan
Atasi BAB Sembarangan, Pemkot Jakut Gencarkan Bangun MCK dan Septic Tank Komunal
Atasi BAB Sembarangan, Pemkot Jakut Gencarkan Bangun MCK dan Septic Tank Komunal
Megapolitan
Terpisah dari Sri Mulyani, Kasus Penjarahan Rumah Nafa Urbach Ditangani Polda Metro
Terpisah dari Sri Mulyani, Kasus Penjarahan Rumah Nafa Urbach Ditangani Polda Metro
Megapolitan
Polisi Buru Pria Pembawa Lukisan Bunga Saat Rumah Sri Mulyani Dijarah
Polisi Buru Pria Pembawa Lukisan Bunga Saat Rumah Sri Mulyani Dijarah
Megapolitan
Mau Dilaporkan Jenderal TNI, Ferry Irwandi: Saya Tidak Dididik Jadi Pengecut
Mau Dilaporkan Jenderal TNI, Ferry Irwandi: Saya Tidak Dididik Jadi Pengecut
Megapolitan
Empat Pelaku Merusak Mako Polres Jaktim dan Polsek Duren Sawit karena Terprovokasi Medsos
Empat Pelaku Merusak Mako Polres Jaktim dan Polsek Duren Sawit karena Terprovokasi Medsos
Megapolitan
Napas Baru UMKM di Basemen Blok M Hub
Napas Baru UMKM di Basemen Blok M Hub
Megapolitan
Antisipasi Macet, Satlantas Siapkan Skema Akses Saat Jambore Pramuka Muslim Dunia
Antisipasi Macet, Satlantas Siapkan Skema Akses Saat Jambore Pramuka Muslim Dunia
Megapolitan
7 Senjata Api Hilang saat Polsek Matraman Diserang, 5 Belum Ditemukan
7 Senjata Api Hilang saat Polsek Matraman Diserang, 5 Belum Ditemukan
Megapolitan
Jumlah Pelaku Penjarahan Rumah Sri Mulyani Bisa Bertambah, Termasuk Pencuri Lukisan
Jumlah Pelaku Penjarahan Rumah Sri Mulyani Bisa Bertambah, Termasuk Pencuri Lukisan
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau