Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5.441 Produk Indonesia Bakal Nikmati Tarif Nol Persen ke Kanada

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat sebanyak 5.441 produk Indonesia akan mendapat tarif nol persen, setelah Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Kanada (ICA-CEPA) resmi berlaku pada pertengahan 2026.

Direktur Jenderal Perundingan Perjanjian Internasional (PPI) Kemendag, Djatmiko Bris Witjaksono, mengatakan produk-produk tersebut mencakup beragam sektor, mulai dari makanan olahan, biskuit, kabel, serat optik, dekorasi rumah hingga suku cadang otomotif.

“Produk makanan olahan, kue, biskuit, roti, kemudian produk manufaktur seperti kabel, serat optik, peralatan dekorasi rumah, suku cadang, aksesoris otomotif, itu semua akan nol persen. Tidak cuma itu saja, banyak sekali, ada 5.441 produk,” ujar Djatmiko di kantor Kemendag, Jakarta, Senin (29/9/2025).

Ia menambahkan, penerapan tarif nol persen akan dilakukan secara bertahap. Dalam lima tahun ke depan, sektor kayu, buah-buahan, hingga olahan hasil laut juga akan masuk skema ini.

Selanjutnya, dalam kurun waktu 10 tahun, 95 persen produk Indonesia diproyeksikan mendapat tarif impor nol persen di Kanada, termasuk ban, alas kaki, tekstil, audio, peralatan rumah tangga, dan furniture.

“Dalam 10 tahun juga akan bertambah. All in all, hampir 95 persen semua produk Indonesia itu akan menikmati tarif nol persen ke pasar Kanada,” paparnya.

Lebih jauh, pemerintah menargetkan dua perjanjian dagang besar, Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-EU CEPA) dan Indonesia-Canada CEPA dapat diselesaikan paling lambat pada 2026.

Menteri Perdagangan (Mendag), Budi Santoso, mengatakan perundingan substantif I-EU CEPA sudah tuntas pada 23 September 2025. Saat ini, tinggal menunggu tahap penandatanganan resmi yang diproyeksikan berlangsung pada akhir 2025 atau awal tahun depan.

Untuk Indonesia-Canada CEPA, perjanjian sudah ditandatangani pada 24 September 2025. 

Selanjutnya, kedua pihak akan memasuki tahap ratifikasi yang ditargetkan rampung paling lambat pertengahan 2026.

“Kemudian untuk Indonesia-Canada CEPA kemarin tanggal 24 September sudah kita tandatangani. Jadi nanti tinggal proses ratifikasi, mudah-mudahan paling lama pertengahan tahun 2026 sudah selesai,” paparnya.

Budi yakin rampungnya dua perjanjian dagang strategis itu akan memperluas akses pasar ekspor Indonesia hingga memperkuat daya saing produk nasional.

“Nah ini sebenarnya langkah kita yang kita lakukan untuk memperluas pasar ekspor kita. Karena kita ingin mencari pasar yang lebih banyak, yang sekarang sudah selesai, Kanada, kemudian EU,” beber Budi.

https://money.kompas.com/read/2025/09/29/170817226/5441-produk-indonesia-bakal-nikmati-tarif-nol-persen-ke-kanada

Terkini Lainnya

Menhub Lantik Teuku Faisal Fathani Jadi Kepala BMKG, Dorong Sinergi Transportasi dan Informasi Cuaca Nasional
Menhub Lantik Teuku Faisal Fathani Jadi Kepala BMKG, Dorong Sinergi Transportasi dan Informasi Cuaca Nasional
Ekbis
Apa Itu ETF Emas dan Manfaatnya untuk Investor?
Apa Itu ETF Emas dan Manfaatnya untuk Investor?
Cuan
KKSK: Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia Terjaga
KKSK: Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia Terjaga
Ekbis
Lippo Karawaci Kantongi Pendapatan Rp 6,51 Triliun, Laba Bersih Tembus Rp 368 Miliar
Lippo Karawaci Kantongi Pendapatan Rp 6,51 Triliun, Laba Bersih Tembus Rp 368 Miliar
Cuan
IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen pada 8.275, Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah Lagi
IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen pada 8.275, Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah Lagi
Cuan
Perkuat Keamanan Logistik Nasional, IPC TPK Operasikan Alat Pemindai Peti Kemas di Tanjung Priok
Perkuat Keamanan Logistik Nasional, IPC TPK Operasikan Alat Pemindai Peti Kemas di Tanjung Priok
Industri
Inflasi Telur dan Daging Ayam Ras Melonjak, BPS Sebut Karena Permintaan Tinggi untuk Program MBG
Inflasi Telur dan Daging Ayam Ras Melonjak, BPS Sebut Karena Permintaan Tinggi untuk Program MBG
Ekbis
Target Swasembada Beras: Produksi Melonjak dan Tantangan Struktural
Target Swasembada Beras: Produksi Melonjak dan Tantangan Struktural
Ekbis
Menkeu Purbaya Siapkan Tarif Cukai Khusus untuk Tarik Produsen Rokok Ilegal ke Kawasan KIHT
Menkeu Purbaya Siapkan Tarif Cukai Khusus untuk Tarik Produsen Rokok Ilegal ke Kawasan KIHT
Ekbis
Jaga Daya Saing, AISA Luncurkan Kemasan Baru Salah Satu Produk Makanan Ringannya
Jaga Daya Saing, AISA Luncurkan Kemasan Baru Salah Satu Produk Makanan Ringannya
Cuan
Bank Mandiri Siap Salurkan Rp 3,22 Triliun BLTS Kesra 2025 lewat Jaringan Cabang hingga Mandiri Agen
Bank Mandiri Siap Salurkan Rp 3,22 Triliun BLTS Kesra 2025 lewat Jaringan Cabang hingga Mandiri Agen
Keuangan
Pemda Bisa Pinjam ke Pemerintah Pusat, Purbaya: Bunga 0,5 Persen
Pemda Bisa Pinjam ke Pemerintah Pusat, Purbaya: Bunga 0,5 Persen
Ekbis
Danantara: TOBA Sudah Declaire Tak Ikut Proyek Sampah Jadi Listrik
Danantara: TOBA Sudah Declaire Tak Ikut Proyek Sampah Jadi Listrik
Cuan
BEI Bakal Kirim Surat Keberatan ke MSCI soal Metode Penghitungan Free Float Saham
BEI Bakal Kirim Surat Keberatan ke MSCI soal Metode Penghitungan Free Float Saham
Cuan
DJP Bongkar Kasus Pencucian Uang Senilai Rp 58,2 Miliar
DJP Bongkar Kasus Pencucian Uang Senilai Rp 58,2 Miliar
Ekbis
Bagikan artikel ini melalui
Oke