Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ekonom Minta Pemerintah Pastikan Nasib Fresh Graduate Setelah Magang: Jangan Sampai Nganggur Lagi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah diminta memberikan kepastian pekerjaan kepada para fresh graduate setelah mengikuti program magang pemerintah selama enam bulan (magang fresh graduate).

Direktur Eksekutif Center of Economic Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira mengatakan, para fresh graduate bisa diberikan kesempatan untuk bekerja sebagai karyawan di perusahaan tempat mereka magang.

Harapannya, setelah magang para fresh graduate tidak kembali menjadi pengangguran.

"Magang berbayar atau magang berdampak ini sudah oke dibayar sama negara. Tapi jangan sampai mengulangi kesalahan (program) Kartu Pra Kerja. Salahnya dimana? Setelah magangnya selesai (sebaiknya) langsung diikat MOU dengan perusahaan," ujar Bhima dilansir siaran YouTube Kompas TV, Rabu (29/10/2025).

"Jadi kalau sudah magang di sektor formal di industri, itu langsung jadi karyawan tetap atau karyawan kontrak setidaknya. Jangan sampai setelah magang dia jadi menganggur lagi," ujar lanjutnya.

Dengan begitu menurut Bhima, tenaga kerja Indonesia yang masuk ke dalam sektor informal bisa meningkat pada 2026 nanti.

Ia berharap, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli dan Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa bisa memberikan dorongan kepada perusahaan penyelenggara magang untuk bisa mempertimbangkan penyerapan tenaga kerja dari para fresh graduate.

Terlebih pemerintah sudah memberikan berbagai insentif untuk dunia usaha, salah satunya insentif pajak.

"Anda (perusahaan) sudah dikasih insentif pajak. Sudah ada tax holiday, tax allowance. Serap anak-anak magang ini Itu menjadi karyawan. Dengan cara itu yang masuk ke sektor formal Itu bisa melonjak di 2026," jelas Bhima.

Lebih lanjut, ia pun menyinggung angka pengangguran usia muda Indonesia yang jumlahnya tertinggi se-ASEAN, yakni 13,1 persen.

Kondisi ini berdasarkan data dari organisasi perburuhan internasional (ILO) pada tahun 2024.

"Pengangguran usia mudanya tertinggi di ASEAN. Tapi yang lebih dalam daripada itu adalah ada 9 juta anak muda yang sebenarnya dia enggak ngapa-ngapain. Jadi dia enggak dalam posisi sedang kuliah atau sekolah. Tidak ikut training, Tidak dalam pendidikan atau pelatihan," jelas Bhima.

"Itu jumlahnya memang sangat besar. Jadi artinya kita menghadapi situasi di mana ekonomi ini belum mampu untuk mendorong lapangan kerja. Kalaupun ada anak muda dia enggak menganggur misalnya, itu cek saja pekerjaannya adalah pekerjaan yang sifatnya informal," tuturnya.

Sebagai informasi, pemerintah telah melaksanakan program magang fresh graduate gelombang I dengan kuota 20.000 orang.

Peserta magang yang lolos seleksi mengikuti masa pemagangan selama enam bulan sejak Oktober hingga April 2026.

Pemerintah sedang bersiap untuk membuka pendaftaran peserta magang fresh graduate gelombang II yang dibuka mulai 6 November hingga 12 November 2025 dengan kuota 80.000 orang.

Dengan demikian untuk 2025 ini pemerintah membuka kuota magang fresh graduate untuk 100.000 peserta.

https://money.kompas.com/read/2025/10/29/121123626/ekonom-minta-pemerintah-pastikan-nasib-fresh-graduate-setelah-magang-jangan

Terkini Lainnya

Menhub Lantik Teuku Faisal Fathani Jadi Kepala BMKG, Dorong Sinergi Transportasi dan Informasi Cuaca Nasional
Menhub Lantik Teuku Faisal Fathani Jadi Kepala BMKG, Dorong Sinergi Transportasi dan Informasi Cuaca Nasional
Ekbis
Apa Itu ETF Emas dan Manfaatnya untuk Investor?
Apa Itu ETF Emas dan Manfaatnya untuk Investor?
Cuan
KKSK: Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia Terjaga
KKSK: Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia Terjaga
Ekbis
Lippo Karawaci Kantongi Pendapatan Rp 6,51 Triliun, Laba Bersih Tembus Rp 368 Miliar
Lippo Karawaci Kantongi Pendapatan Rp 6,51 Triliun, Laba Bersih Tembus Rp 368 Miliar
Cuan
IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen pada 8.275, Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah Lagi
IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen pada 8.275, Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah Lagi
Cuan
Perkuat Keamanan Logistik Nasional, IPC TPK Operasikan Alat Pemindai Peti Kemas di Tanjung Priok
Perkuat Keamanan Logistik Nasional, IPC TPK Operasikan Alat Pemindai Peti Kemas di Tanjung Priok
Industri
Inflasi Telur dan Daging Ayam Ras Melonjak, BPS Sebut Karena Permintaan Tinggi untuk Program MBG
Inflasi Telur dan Daging Ayam Ras Melonjak, BPS Sebut Karena Permintaan Tinggi untuk Program MBG
Ekbis
Target Swasembada Beras: Produksi Melonjak dan Tantangan Struktural
Target Swasembada Beras: Produksi Melonjak dan Tantangan Struktural
Ekbis
Menkeu Purbaya Siapkan Tarif Cukai Khusus untuk Tarik Produsen Rokok Ilegal ke Kawasan KIHT
Menkeu Purbaya Siapkan Tarif Cukai Khusus untuk Tarik Produsen Rokok Ilegal ke Kawasan KIHT
Ekbis
Jaga Daya Saing, AISA Luncurkan Kemasan Baru Salah Satu Produk Makanan Ringannya
Jaga Daya Saing, AISA Luncurkan Kemasan Baru Salah Satu Produk Makanan Ringannya
Cuan
Bank Mandiri Siap Salurkan Rp 3,22 Triliun BLTS Kesra 2025 lewat Jaringan Cabang hingga Mandiri Agen
Bank Mandiri Siap Salurkan Rp 3,22 Triliun BLTS Kesra 2025 lewat Jaringan Cabang hingga Mandiri Agen
Keuangan
Pemda Bisa Pinjam ke Pemerintah Pusat, Purbaya: Bunga 0,5 Persen
Pemda Bisa Pinjam ke Pemerintah Pusat, Purbaya: Bunga 0,5 Persen
Ekbis
Danantara: TOBA Sudah Declaire Tak Ikut Proyek Sampah Jadi Listrik
Danantara: TOBA Sudah Declaire Tak Ikut Proyek Sampah Jadi Listrik
Cuan
BEI Bakal Kirim Surat Keberatan ke MSCI soal Metode Penghitungan Free Float Saham
BEI Bakal Kirim Surat Keberatan ke MSCI soal Metode Penghitungan Free Float Saham
Cuan
DJP Bongkar Kasus Pencucian Uang Senilai Rp 58,2 Miliar
DJP Bongkar Kasus Pencucian Uang Senilai Rp 58,2 Miliar
Ekbis
Bagikan artikel ini melalui
Oke