Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aznil Tan
Direktur Eksekutif Migrant Watch

Direktur Eksekutif Migrant Watch

Melawan Kutukan Sulit Cari Kerja

Kompas.com - 02/06/2025, 14:17 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

FENOMENA membludaknya pencari kerja kembali menjadi sorotan publik di Indonesia. Baru-baru ini, ribuan pelamar kerja memadati lokasi job fair di Bekasi pada 27 Mei 2025.

Antrean panjang, desak-desakan, hingga kericuhan tidak dapat dihindari. Sejumlah peserta dilaporkan pingsan akibat kondisi yang tidak terkendali.

Peristiwa ini bukanlah insiden tunggal, melainkan bagian dari rangkaian panjang krisis ketenagakerjaan yang terus memburuk.

Kesulitan mencari kerja bukanlah gejala baru, tetapi penyakit kronis yang belum tertangani secara sistemik.

Setiap tahun, ribuan lulusan sekolah menengah dan perguruan tinggi berlomba-lomba mendapatkan pekerjaan, termasuk pekerjaan kasar sekalipun.

Persaingan kerja tidak hanya datang dari lulusan baru, tetapi juga dari gelombang pencari kerja dari tahun-tahun sebelumnya yang belum terserap, serta korban pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat dinamika ekonomi nasional dan global.

Baca juga: Awal Tenggelamnya Reformasi Birokrasi: Rusaknya Sistem Merit

Data pemantauan Migrant Watch mencatat bahwa sejak 2023 hingga Mei 2025, jumlah pencari kerja terus meningkat signifikan.

Di berbagai daerah seperti Nusa Tenggara Timur, Bali, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi, Sumatera, hingga Papua, antrean panjang pelamar kerja telah menjadi pemandangan umum.

Ini menggambarkan kondisi sosial-ekonomi masyarakat kelas bawah yang semakin terdesak dan kehilangan harapan.

Setiap kali informasi lowongan kerja muncul, ribuan orang langsung memadati lokasi pendaftaran. Mereka datang dari desa-desa terpencil, berangkat sejak dini hari, bahkan rela menginap sehari sebelumnya demi mendapatkan nomor antrean.

Generasi muda pencari kerja kini tidak lagi malu untuk menyerbu lapangan pekerjaan, meskipun hanya di sektor informal dan bersifat pekerjaan kasar.

Salah satu potret nyata dari kenyataan pahit ini terjadi di Warung Seblak, usaha makanan tradisional di Ciamis, Jawa Barat, pada Mei 2024.

Ratusan anak muda dari generasi Z memadati lokasi untuk mengikuti sesi walk-in interview, padahal warung tersebut hanya membuka sekitar 20 posisi kerja. Antrean panjang terbentuk sejak pagi hari.

Lebih miris, pekerjaan yang ditawarkan hanya memberikan upah di bawah Upah Minimum Kabupaten (UMK) Ciamis, yakni sebesar Rp 2,1 juta. Tanpa jaminan sosial, tanpa kejelasan jenjang karier, dan tanpa kontrak kerja yang layak.

Namun, kondisi ini tidak menyurutkan semangat para pelamar. Antusiasme mereka menunjukkan betapa mendesaknya kebutuhan akan pekerjaan, bahkan dengan kondisi sangat tidak ideal.

Di Surabaya, Jawa Timur, ribuan pencari kerja mengantre di Balai Pemuda dalam acara Next Leader Expo pada 29 April 2024.

Di Jakarta, media sempat meliput antrean panjang pencari kerja di Job Fair tahun 2022 di Plaza Semanggi, dan kejadian serupa terulang kembali pada 2024 di Mall Thamrin Square, yang dikunjungi ribuan pencari kerja setiap harinya.

Di Sumatera Utara, ribuan pencari kerja menghadiri "Job Fair Sumut Hebat 2024" di Gedung Serbaguna Dispora. Tersedia 600 formasi, tetapi yang mendaftar mencapai 1.600 orang.

Di Sumatera Selatan, ribuan pencari kerja memadati bursa kerja di salah satu pusat perbelanjaan di Palembang, sebagaimana dilaporkan Kompas.id pada 8 Juni 2023.

Sebagian besar pencari kerja belum memiliki keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan industri. Dari total pencari kerja di Sumatera Selatan sekitar 60 persen diserap di sektor informal.

Fenomena serupa terjadi di Tangerang, Banten, pada Juli 2022. Ratusan pencari kerja terlihat mengantre sejak dini hari di depan pabrik di Jatiuwung yang hanya membuka lowongan untuk 400 orang.

Baca juga: Akankah Harga Emas Terus Naik?

Di Cianjur, Jawa Barat, antrean panjang terjadi di Kantor Pos pada 7 Februari 2024. Para pencari kerja mengantre sejak pukul 05.00 WIB untuk mengirimkan berkas lamaran.

Di Kalimantan Tengah, lebih dari seribu pelamar berebut 10 posisi honorer di Sekretariat Dewan Kota Palangka Raya, untuk jabatan satpam, sopir, dan tenaga administrasi. Meski hanya digaji Rp 1,3 juta—di bawah Upah Minimum Regional—peminatnya tetap membludak.

Sementara di Kalimantan Timur, lebih dari 30.000 orang mendaftar sebagai peserta seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) 2024 untuk memperebutkan 2.525 formasi. Karena membludaknya jumlah pelamar, pendaftaran CPNS akhirnya diperpanjang.

Di Sulawesi Utara, Pemerintah Kota Manado menggelar bursa kerja pada 27 Juli 2024. Ribuan pencari kerja menyerbu setiap stan informasi lowongan. Kejadian serupa pernah terjadi pada 2019 dengan jumlah pelamar mencapai lebih dari 8.000 orang.

Halaman:


Terkini Lainnya
Menhub Lantik Teuku Faisal Fathani Jadi Kepala BMKG, Dorong Sinergi Transportasi dan Informasi Cuaca Nasional
Menhub Lantik Teuku Faisal Fathani Jadi Kepala BMKG, Dorong Sinergi Transportasi dan Informasi Cuaca Nasional
Ekbis
Apa Itu ETF Emas dan Manfaatnya untuk Investor?
Apa Itu ETF Emas dan Manfaatnya untuk Investor?
Cuan
KKSK: Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia Terjaga
KKSK: Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia Terjaga
Ekbis
Lippo Karawaci Kantongi Pendapatan Rp 6,51 Triliun, Laba Bersih Tembus Rp 368 Miliar
Lippo Karawaci Kantongi Pendapatan Rp 6,51 Triliun, Laba Bersih Tembus Rp 368 Miliar
Cuan
IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen pada 8.275, Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah Lagi
IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen pada 8.275, Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah Lagi
Cuan
Perkuat Keamanan Logistik Nasional, IPC TPK Operasikan Alat Pemindai Peti Kemas di Tanjung Priok
Perkuat Keamanan Logistik Nasional, IPC TPK Operasikan Alat Pemindai Peti Kemas di Tanjung Priok
Industri
Inflasi Telur dan Daging Ayam Ras Melonjak, BPS Sebut Karena Permintaan Tinggi untuk Program MBG
Inflasi Telur dan Daging Ayam Ras Melonjak, BPS Sebut Karena Permintaan Tinggi untuk Program MBG
Ekbis
Target Swasembada Beras: Produksi Melonjak dan Tantangan Struktural
Target Swasembada Beras: Produksi Melonjak dan Tantangan Struktural
Ekbis
Menkeu Purbaya Siapkan Tarif Cukai Khusus untuk Tarik Produsen Rokok Ilegal ke Kawasan KIHT
Menkeu Purbaya Siapkan Tarif Cukai Khusus untuk Tarik Produsen Rokok Ilegal ke Kawasan KIHT
Ekbis
Jaga Daya Saing, AISA Luncurkan Kemasan Baru Salah Satu Produk Makanan Ringannya
Jaga Daya Saing, AISA Luncurkan Kemasan Baru Salah Satu Produk Makanan Ringannya
Cuan
Bank Mandiri Siap Salurkan Rp 3,22 Triliun BLTS Kesra 2025 lewat Jaringan Cabang hingga Mandiri Agen
Bank Mandiri Siap Salurkan Rp 3,22 Triliun BLTS Kesra 2025 lewat Jaringan Cabang hingga Mandiri Agen
Keuangan
Pemda Bisa Pinjam ke Pemerintah Pusat, Purbaya: Bunga 0,5 Persen
Pemda Bisa Pinjam ke Pemerintah Pusat, Purbaya: Bunga 0,5 Persen
Ekbis
Danantara: TOBA Sudah Declaire Tak Ikut Proyek Sampah Jadi Listrik
Danantara: TOBA Sudah Declaire Tak Ikut Proyek Sampah Jadi Listrik
Cuan
BEI Bakal Kirim Surat Keberatan ke MSCI soal Metode Penghitungan Free Float Saham
BEI Bakal Kirim Surat Keberatan ke MSCI soal Metode Penghitungan Free Float Saham
Cuan
DJP Bongkar Kasus Pencucian Uang Senilai Rp 58,2 Miliar
DJP Bongkar Kasus Pencucian Uang Senilai Rp 58,2 Miliar
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau