Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akan Impor Minyak dari AS, ESDM Sudah Komunikasi dengan ExxonMobil dan Chevron

Kompas.com - 08/07/2025, 20:22 WIB
Erlangga Djumena

Editor

Sumber Antara

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan komunikasi dengan perusahaan minyak dan gas bumi (migas) asal Amerika Serikat, yakni ExxonMobil dan Chevron.

Hal ini terkait rencana Indonesia untuk mengimpor minyak mentah secara langsung dari AS.

“Jadi, kami sudah berkomunikasi dengan beberapa produsen minyak di Amerika Serikat,” ucap Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung dalam acara Sarasehan Nasional bertema, “Mendorong Keberlanjutan Industri Hulu Minyak dan Gas untuk Kemandirian Energi” di Jakarta, Selasa (8/7/2025), seperti dikutip dari Antara.

Baca juga: Tarif Trump 32 Persen, Bos OJK Sebut Pasar Keuangan RI Masih Mencermati

Yuliot mengatakan, ExxonMobil memproduksi sekitar 5,5 juta barrel per hari secara global. Sementara itu, Chevron memiliki produksi global sekitar 3 juta barrel per hari.

Menurut dia, kedua perusahaan tersebut merupakan penyuplai minyak untuk Singapura, yang kemudian diekspor ke Indonesia.

“Jadi, karena saat ini posisi Indonesia membeli tidak langsung dari Amerika Serikat, kita dicatat impor dari negara lain, bukan Amerika Serikat,” tutur dia.

Yuliot pada Jumat (4/7/2025) sempat mengungkapkan bahwa ke depannya, pemerintah berupaya agar impor minyak mentah dapat tercatat sebagai impor dari AS. Hal tersebut merupakan upaya untuk menyetarakan neraca perdagangan antara Indonesia dengan AS.

Penyetaraan neraca perdagangan adalah bagian dari negosiasi pemerintah Indonesia agar AS menurunkan tarif resiprokalnya terhadap produk impor Indonesia.

Tarif resiprokal AS terhadap Indonesia sebesar 32 persen, tutur Yuliot, akan sangat berdampak bagi komoditas ekspor Indonesia, sebab AS merupakan salah satu negara tujuan ekspor utama.

“Dari sisi energi, kami berusaha untuk membuat keseimbangan dengan Amerika Serikat. Kami merencanakan impor energi dari AS, karena kan selama ini juga kami mengimpor dari beberapa negara,” kata Yuliot.

Adapun komoditas yang akan diimpor oleh Indonesia dari AS terdiri atas minyak mentah (crude) dan LPG.

ilustrasi harga minyak mentahSHUTTERSTOCK ilustrasi harga minyak mentah
Yuliot mengklarifikasi bahwa Indonesia tidak berencana untuk mengimpor LNG dari AS, sebab produksi LNG di dalam negeri masih cukup, bahkan Indonesia mengekspor LNG.

Selain itu, Indonesia juga menawarkan AS untuk berinvestasi di logam tanah jarang dan sektor pertambangan Indonesia.

Sebagai informasi Presiden AS Donald Trump memutuskan tetap mengenakan tarif impor 32 persen kepada Indonesia, tidak berubah dari nilai "tarif resiprokal" yang diumumkan sebelumnya pada April lalu, meski proses negosiasi dengan pihak Indonesia terus berlangsung intensif.

Sejumlah mitra Indonesia di Asia Tenggara menerima pengurangan nilai tarif impor dari yang sebelumnya ditetapkan AS, seperti Thailand dan Kamboja yang sama-sama dikenakan tarif tambahan 36 persen dibandingkan yang sebelumnya sebesar 36 dan 49 persen.

Nasib berbeda dialami Malaysia yang kini terkena tarif impor 25 persen, justru naik satu poin persen dari nilai tarif sebelumnya sebesar 24 persen.

Baca juga: Indonesia Kena Tarif Trump 32 Persen, Wamen ESDM Sebut Rencana Impor Energi dari AS Tetap Lanjut

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Menhub Lantik Teuku Faisal Fathani Jadi Kepala BMKG, Dorong Sinergi Transportasi dan Informasi Cuaca Nasional
Menhub Lantik Teuku Faisal Fathani Jadi Kepala BMKG, Dorong Sinergi Transportasi dan Informasi Cuaca Nasional
Ekbis
Apa Itu ETF Emas dan Manfaatnya untuk Investor?
Apa Itu ETF Emas dan Manfaatnya untuk Investor?
Cuan
KKSK: Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia Terjaga
KKSK: Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia Terjaga
Ekbis
Lippo Karawaci Kantongi Pendapatan Rp 6,51 Triliun, Laba Bersih Tembus Rp 368 Miliar
Lippo Karawaci Kantongi Pendapatan Rp 6,51 Triliun, Laba Bersih Tembus Rp 368 Miliar
Cuan
IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen pada 8.275, Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah Lagi
IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen pada 8.275, Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah Lagi
Cuan
Perkuat Keamanan Logistik Nasional, IPC TPK Operasikan Alat Pemindai Peti Kemas di Tanjung Priok
Perkuat Keamanan Logistik Nasional, IPC TPK Operasikan Alat Pemindai Peti Kemas di Tanjung Priok
Industri
Inflasi Telur dan Daging Ayam Ras Melonjak, BPS Sebut Karena Permintaan Tinggi untuk Program MBG
Inflasi Telur dan Daging Ayam Ras Melonjak, BPS Sebut Karena Permintaan Tinggi untuk Program MBG
Ekbis
Target Swasembada Beras: Produksi Melonjak dan Tantangan Struktural
Target Swasembada Beras: Produksi Melonjak dan Tantangan Struktural
Ekbis
Menkeu Purbaya Siapkan Tarif Cukai Khusus untuk Tarik Produsen Rokok Ilegal ke Kawasan KIHT
Menkeu Purbaya Siapkan Tarif Cukai Khusus untuk Tarik Produsen Rokok Ilegal ke Kawasan KIHT
Ekbis
Jaga Daya Saing, AISA Luncurkan Kemasan Baru Salah Satu Produk Makanan Ringannya
Jaga Daya Saing, AISA Luncurkan Kemasan Baru Salah Satu Produk Makanan Ringannya
Cuan
Bank Mandiri Siap Salurkan Rp 3,22 Triliun BLTS Kesra 2025 lewat Jaringan Cabang hingga Mandiri Agen
Bank Mandiri Siap Salurkan Rp 3,22 Triliun BLTS Kesra 2025 lewat Jaringan Cabang hingga Mandiri Agen
Keuangan
Pemda Bisa Pinjam ke Pemerintah Pusat, Purbaya: Bunga 0,5 Persen
Pemda Bisa Pinjam ke Pemerintah Pusat, Purbaya: Bunga 0,5 Persen
Ekbis
Danantara: TOBA Sudah Declaire Tak Ikut Proyek Sampah Jadi Listrik
Danantara: TOBA Sudah Declaire Tak Ikut Proyek Sampah Jadi Listrik
Cuan
BEI Bakal Kirim Surat Keberatan ke MSCI soal Metode Penghitungan Free Float Saham
BEI Bakal Kirim Surat Keberatan ke MSCI soal Metode Penghitungan Free Float Saham
Cuan
DJP Bongkar Kasus Pencucian Uang Senilai Rp 58,2 Miliar
DJP Bongkar Kasus Pencucian Uang Senilai Rp 58,2 Miliar
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau