JAKARTA, KOMPAS.com — Burhanuddin Abdullah, mantan Gubernur Bank Indonesia periode 2003–2008 dan saat ini menjabat sebagai Board of Advisors di Prasasti Center for Policy Studies, menerima Bintang Mahaputera Adipradana dari Presiden Prabowo Subianto.
Penghargaan ini diberikan dalam Upacara Penganugerahan Tanda Kehormatan Republik Indonesia di Istana Negara, sebagai apresiasi atas jasanya menjaga stabilitas moneter dan memperkuat sistem perbankan nasional.
Ini merupakan penghargaan kedua yang diterima Burhanuddin Abdullah. Sebelumnya, pada 2007, ia mendapatkan Bintang Mahaputera Utama dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat masih menjabat sebagai Gubernur Bank Indonesia.
Tahun yang sama, majalah ekonomi internasional dari Amerika Serikat, Global Finance, menobatkannya sebagai salah satu dari lima bankir terbaik dunia dengan predikat "Best Central Banker", berkat kepemimpinannya dalam menjaga stabilitas makroekonomi Indonesia pada 2005.
Penghargaan itu diserahkan di Gedung National Press Club, Washington DC, di hadapan para bankir global.
Baca juga: Profil dan Rekam Jejak Burhanuddin Abdullah, Ketua Tim Pakar dan Inisiator Danantara
Dalam sambutannya, Presiden Prabowo menekankan penghargaan ini sebagai bentuk penghormatan negara kepada tokoh yang mendedikasikan diri bagi bangsa, khususnya di bidang ekonomi.
“Atas nama bangsa dan negara Republik Indonesia, saya mengucapkan terima kasih atas jasa dan pengabdian saudara-saudari sekalian. Semoga jasa dan pengabdiannya menjadi warisan bagi generasi penerus bangsa,” ujar Presiden Prabowo dalam sambutannya, dikutip dari siaran pers Prasasti Center, Senin (25/8/2025).
Sebagai informasi, sosok Burhanuddin Abdullah dikenal luas sebagai ekonom senior dengan rekam jejak panjang di dunia kebijakan ekonomi nasional.
Selain pengalaman memimpin Bank Indonesia, ia aktif dalam berbagai inisiatif strategis di bidang ekonomi dan pembangunan, termasuk melalui perannya di Prasasti Center for Policy Studies.
Upacara di Istana Negara ini turut dihadiri pejabat tinggi negara, jajaran kabinet, dan sejumlah tokoh nasional. Prosesi diawali dengan Upacara Pelantikan Pejabat Negara sebelum penyerahan tanda kehormatan.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini