JAKARTA, KOMPAS.com - Kelas menengah kerap disebut sebagai penopang utama perekonomian Indonesia.
Namun, di tengah kondisi ekonomi yang penuh ketidakpastian, mulai dari fluktuasi harga kebutuhan pokok, perubahan suku bunga, hingga ancaman perlambatan ekonomi global, kelompok kelas menengah menghadapi tantangan serius dalam menjaga stabilitas keuangan.
Oleh karena itu, kemampuan mengelola keuangan secara bijak menjadi semakin penting, bukan hanya untuk menjaga daya beli masyarakat, tetapi juga untuk memastikan ketahanan ekonomi keluarga dalam jangka panjang.
Baca juga: 10 Pengeluaran Sehari-hari yang Biasa untuk Kelas Menengah Atas, tapi Berat bagi yang Lain
Ilustrasi mengelola keuanganDikutip dari Nasdaq, Senin (1/9/2025), berikut beberapa hal yang harus dilakukan kelas menengah di tengah kondisi ekonomi tidak menentu.
Sean Babin, perencana keuangan bersertifikat (CFP), CEO dan penasihat keuangan utama di Babin Wealth Management, menyoroti berbagai tantangan yang dihadapi kelas menengah saat ini.
Di antaranya adalah tingginya harga rumah, biaya pengasuhan anak, biaya pendidikan, biaya kesehatan, dan biaya makanan.
Banyak hal yang harus dihadapi dan dapat mendorong Anda terjerat utang berbunga tinggi jika Anda tidak cukup siap.
Baca juga: AHY: Seharusnya Makin Banyak Warga RI Masuk Kelas Menengah, yang Miskin Berkurang
Babin menyarankan untuk memiliki dana darurat dengan saldo setidaknya tiga hingga enam bulan biaya hidup. Jika Anda dapat menyisihkan lebih dari itu, maka lakukanlah.
Sementara itu, pakar keuangan Suze Orman menganjurkan dana darurat yang akan membuat Anda tetap aktif selama 12 bulan.