“Konsumen yang lebih muda dengan mudahnya beralih ke layanan streaming, aplikasi pesan-antar makanan, dan platform kesehatan khusus, dan mereka tidak tahu tanggal perpanjangan berikutnya hingga ada pemberitahuan bank berikutnya,” menurut Shirshikov.
Ia mengatakan semua itu akan mencapai puncaknya jika ditambahkan dengan pengeluaran sesekali atau mendesak.
Jadi, apa solusinya? Selain membuat anggaran keuangan bulanan yang umum, Shirshikov menyarankan "audit berlangganan" secara berkala, misalnya setiap kuartal.
Baca juga: Gen Z dan Milenial Pakai Paylater untuk Liburan, Salahkah?
Caranya, Anda perlu menyisihkan waktu 30 menit setiap kuartal untuk mencatat setiap tagihan berulang. Batalkan jika tidak sesuai dan negosiasikan ulang jika memungkinkan.
Lalu tambahkan sistem amplop digital di aplikasi bank digital, tempat Anda mengalokasikan jumlah uang tertentu ke kategori pengeluaran seperti "hiburan", "makanan", dan "langganan".
"Ketika tidak ada lagi uang di setiap amplop, aplikasi akan langsung mengatakan tidak ada lagi pengeluaran," tambah Shirshikov.
Menurut Lynch, Gen Z perlu mulai menabung mulai saat ini juga.
Baca juga: 3 Kesalahan Keuangan yang Harus Dihindari Gen Z Menurut Perencana Keuangan
Ekonomi gig memang membuat pendapatan kurang terprediksi, tetapi hal itu justru membuat menciptakan dana darurat yang memadai menjadi lebih penting, bukan sebaliknya.
Tidak cuma itu, Gen Z juga perlu mulai mempersiapkan tabungan pensiun, sehingga masa depan akan lebih menenangkan.
“Semakin cepat Anda memulai, semakin mudah masa pensiunnya. Dan jangan khawatir, Gen Z. Jika Anda mulai menabung hari ini, Anda akan bisa pensiun suatu hari nanti," ungkap dia.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini