JAKARTA, KOMPAS.com – Pemanfaatan panas bumi tak hanya menghadirkan listrik ramah lingkungan, tetapi juga memperkuat ketahanan pangan dan ekonomi masyarakat.
PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) (IDX: PGEO) menunjukkan hal itu melalui inovasi berbasis panas bumi yang diganjar berbagai penghargaan pada ajang Environmental & Social Innovation Awards (ENSIA) 2025 di Jakarta, Senin (16/9/2025) lalu.
Direktur Utama PGE Julfi Hadi menegaskan, inovasi ini memperlihatkan manfaat nyata panas bumi bagi kehidupan sehari-hari.
“Melalui inovasi para perwira di seluruh area operasional PGE, kami ingin menunjukkan bahwa panas bumi bukan hanya menghadirkan listrik hijau, tetapi juga membawa manfaat langsung bagi masyarakat sekitar,” ujar Julfi dalam keterangan resmi, Kamis (18/9/2025).
Baca juga: PGEO Manfaatkan Panas Bumi untuk Kembangkan Ekonomi Sirkuler di Kamojang
Di PGE Area Lahendong, Sulawesi Utara, booster pupuk silika geothermal bernama Katrili dikembangkan bersama Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada. Katrili, cairan ramah lingkungan berbasis endapan silika geotermal yang dicampur kitosan, membantu mengatasi kelangkaan pupuk dan meningkatkan produktivitas pertanian.
PGE Area Ulubelu, Lampung, mengusung program integratif Andan Jejama yang berarti “ayo bersama-sama”.
Program ini meliputi pembuatan pupuk organik GeoPertaganik Bestari berbasis limbah kopi dan kotoran hewan, pemanfaatan limbah cooling tower untuk rumah produksi ramah lingkungan, budidaya ikan Minageo Lestari, pertanian presisi Melon Geothermal dengan brine water, serta Puri Setrayang yang mengolah hasil panen menjadi pangan sehat.
Baca juga: PLN IP-PGE Garap Pembangkit Energi Panas Bumi Kapasitas Total 530 MW
Semua inisiatif tersebut terintegrasi dalam gerakan KEMASSARI untuk memperkuat gizi, ekonomi keluarga, dan ketahanan pangan berbasis komunitas.
Sementara itu, PGE Area Kamojang, Jawa Barat, mengembangkan pupuk Geovert berbasis limbah kulit kopi Canaya. Dengan memanfaatkan uap geotermal untuk pengeringan, proses produksi pupuk dipercepat dari 10–14 hari menjadi kurang dari 6 jam. Inovasi ini mengurangi limbah, memberi nilai tambah bagi petani, dan memperkuat pertanian berkelanjutan.
ENSIA 2025, yang diselenggarakan PT Sucofindo dengan dukungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, mengusung tema “Innovation for Socio-Economic and Ecological Harmony”.
Tahun ini, 178 pelaku usaha dan 56 local hero menerima apresiasi dalam berbagai kategori, termasuk efisiensi energi, penurunan emisi, perlindungan keanekaragaman hayati, dan inovasi sosial.
PGE meraih sejumlah penghargaan, di antaranya Eloc Bestari (Platinum) dan Local Hero Inspiratif Pemberdayaan Perempuan untuk Area Ulubelu, Geo Fert (Inovasi Khusus Ketahanan Pangan) dan Gemah Karsa (Gold) untuk Area Kamojang, serta booster Katrili (Inovasi Khusus Ketahanan Pangan) dan GECO (Platinum) untuk Area Lahendong. Area Karaha juga menyumbang prestasi lewat Pupuk Combine (Silver).
Sebagai informasi, PT Pertamina Geothermal Energy mengelola 15 wilayah kerja panas bumi dengan kapasitas terpasang 1.932 MW—727 MW dioperasikan langsung dan 1.205 MW melalui Kontrak Operasi Bersama. Kontribusi PGE mencakup sekitar 70 persen kapasitas panas bumi Indonesia dan berpotensi mengurangi emisi hingga 10 juta ton CO2 per tahun.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarangArtikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya