JAKARTA, KOMPAS.com - Memasuki satu tahun masa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, pemerintah menyebut kondisi ekonomi nasional menunjukkan tren perbaikan di tengah dinamika global yang masih bergejolak.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia sejak Prabowo-Gibran menjabat pada Oktober 2024 silam sempat berfluktuasi.
Pertumbuhan ekonomi pada Kuartal IV 2024 mencapai 5,02 persen, lalu turun ke level 4,87 persen pada Kuartal I 2025.
Kemudian, melonjak naik ke level 5,12 persen pada Kuartal II 2025.
Baca juga: Dirjen Pajak: PPh E-Commerce Ditunda Sampai Ekonomi RI Tumbuh 6 Persen
Sementara itu, data realisasi pertumbuhan ekonomi Kuartal III 2025 baru akan diumumkan BPS pada 5 November mendatang.
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengakui bahwa pertumbuhan ekonomi pada Semester I 2025 sempat melambat.
Hal ini tecermin dari realisasi investasi di Kuartal III 2025 yang mencapai Rp 491,4 triliun.
Meski pada periode itu realisasi investasi tercatat naik 13,9 persen dibandingkan Kuartal III 2024, namun pertumbuhannya mengalami perlambatan jika dibandingkan laju pertumbuhan Kuartal III 2024 yang mencapai 15,29 persen.
"Karena ekonominya melambat, pasti investasinya melambat kan waktu Semester I dari bulan pertama sampai Agustus. Awal September kali ya, ini kan mulai dibalik pelan-pelan. Nanti kalau sudah mulai aktif lagi, ekonominya mulai hidup lagi," ujar Purbaya di kantornya, Jakarta, Jumat (17/10/2025).
Kendati demikian, Purbaya optimistis kebijakan yang telah diterapkan sejak dirinya menjabat sebagai Bendahara Negara dapat mengembalikan arah penguatan ekonomi pada sisa tahun 2025.
Adapun kebijakan yang dijagokan Purbaya berupa pemindahan dana Saldo Anggaran Lebih (SAL) sebesar Rp 200 triliun dari Bank Indonesia (BI) ke perbankan.
Dana ini ditempatkan ke bank dalam bentuk deposito agar perbankan dapat menggunakan dana tersebut untuk menyalurkan kredit ke sektor produktif dan konsumtif.
Dengan demikian, daya beli sektor usaha maupun individu dapat terstimulus sehingga kebijakan ini diklaim dapat menggerakkan aktivitas ekonomi.
"Ini kan saya baru sebulan di sini, sebulan lebih sedikit ya, ekonomi baru dibalik arahnya. Sudah mulai terlihat ekonominya, cuma kalau Anda expect dampak dalam waktu sebulan enggak akan kelihatan mungkin atau belum kelihatan banget," ucapnya.
Pada konferensi pers APBN KiTa beberapa waktu lalu, Purbaya membeberkan mulai terlihatnya penguatan aktivitas domestik.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya