Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mentan Amran Sebut Harga Beras di 225 Daerah Sudah Turun

Kompas.com - 02/11/2025, 09:32 WIB
Suparjo Ramalan ,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pertanian (Mentan) sekaligus Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Andi Amran Sulaiman, mencatat harga beras di sebagian besar wilayah Indonesia mulai menunjukkan tren penurunan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), harga beras di 225 kabupaten/kota mengalami penurunan hingga minggu keempat Oktober 2025.

"Harga beras sudah turun. Jadi seluruh Indonesia kemarin kan itu sudah turun. Tetapi, kita tidak boleh puas. Insya Allah kontrolnya jauh lebih ketat nanti ke depan. Intinya, sekarang harga beras sudah turun, tapi kita tidak boleh puas sampai situ. Pemerintah harus menjadi pengendali," ujar Amran saat jumpa pers di Jakarta, Jumat (31/10/2025).

Baca juga: Bansos Beras dan Minyakita Mulai Disalurkan Pemerintah

Ilustrasi beras. Bansos beras. Cara cek penerima bansos beras. Cek bansos Kemensos.freepik.com Ilustrasi beras. Bansos beras. Cara cek penerima bansos beras. Cek bansos Kemensos.
Meskipun harga beras secara umum turun di banyak daerah, ada sejumlah wilayah yang harganya berada di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).

Kondisi ini terjadi di daerah yang bukan merupakan sentra produksi beras, seperti kawasan timur Indonesia, termasuk Papua.

Namun, Amran mengklaim ada perkembangan positif di Merauke, Papua Selatan. Di mana harga beras di wilayah tersebut justru stabil dan relatif baik.

"Ini masih ada yang di atas HET, terutama yang bukan penghasil beras, seperti daerah timur, di Papua. Tetapi ada yang menggembirakan, di Merauke, Papua Selatan, karena kita membuat food estate di sana, itu harga beras bagus," paparnya.

Baca juga: Produksi Beras Nasional Naik, Peneliti LPEM UI: Swasembada Sudah di Depan Mata

Dari data BPS, jumlah kabupaten/kota yang mengalami penurunan harga beras meningkat 25,69 persen dibandingkan minggu pertama Oktober 2025.

Secara provinsi, dari total 38 provinsi hanya lima provinsi yang mencatatkan kenaikan harga, sementara 33 provinsi lainnya mengalami depresiasi harga.

Provinsi Papua Selatan tercatat sebagai daerah dengan penurunan harga tertinggi, yakni minus 1,56 persen.

Ilustrasi beras.  Harga beras di sejumlah wilayah Sulawesi Selatan (Sulsel) melonjak tajam hingga menembus angka Rp17.000 per kilogram, tertinggi sepanjang sejarah pada pertengahan 2025.PIXABAY/MOHD SYAHIDEEN OSMAN Ilustrasi beras. Harga beras di sejumlah wilayah Sulawesi Selatan (Sulsel) melonjak tajam hingga menembus angka Rp17.000 per kilogram, tertinggi sepanjang sejarah pada pertengahan 2025.

Secara nasional, harga beras medium turun 1,65 persen hingga minggu keempat Oktober 2025 dibandingkan bulan sebelumnya, sedangkan harga beras premium turun 0,69 persen.

Baca juga: Bapanas dan Satgas Pangan Sidak Pasar di Jatim, Pastikan Harga Beras Sesuai HET

Amran menegaskan, pemerintah terus memperkuat langkah pengawasan di lapangan.

Bapanas, katanya, telah menurunkan tim pemantauan hingga ke Indonesia Timur, bekerja sama dengan Kepolisian Daerah (Polda) dan Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Dirkrimsus).

"Jadi kami sudah turunkan tim, termasuk ke Indonesia Timur, seperti Papua, Sorong. Tim kami, Bapanas, saya katakan Bapanas, turun ke lapangan pastikan dengan tim. Kami kolaborasi dengan Bapak Kapolri. Yang menjadi koordinator di provinsi adalah Dirkrimsus (Direktorat Reserse Kriminal Khusus). Jadi dari Polda," lanjut Mentan.

Satgas Pengendalian Harga Beras Tahun 2025 dibentuk melalui Keputusan Kepala Bapanas Nomor 375 Tahun 2025 tanggal 20 Oktober 2025.

Baca juga: Cara Cek NIK KTP Penerima Bansos 2025: PKH, BPNT, hingga Beras 20 Kg

Satgas ini terdiri dari unsur pengarah hingga pelaksana di 38 provinsi, dengan koordinasi teknis oleh Satgas Pangan Polri Daerah.

Selain pengawasan lapangan, pemerintah juga mengandalkan program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang dijalankan Perum Bulog.

Hingga 30 Oktober 2025, realisasi penyaluran beras SPHP telah mencapai 564,6 ribu ton, sementara stok beras nasional masih di angka 3,912 juta ton, terdiri dari 3,754 juta ton Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dan stok komersial.

Sepanjang tahun 2025, Bapanas juga menugaskan Bulog menyalurkan CBP melalui operasi pasar, bantuan pangan beras, dan bantuan bencana.

Baca juga: Produksi Beras Nasional Diklaim Tertinggi Sepanjang Sejarah, Tembus 34,3 Juta Ton

Hingga akhir Oktober, total CBP yang telah tersalurkan mencapai 1,004 juta ton, dan distribusi akan terus dipercepat hingga akhir tahun.

"Ini kita selesaikan satu-satu. Serapan produksi dalam Negeri sudah bagus. Pupuk sudah bagus. Harga kita kejar. Nanti ke perkebunan, hilirisasi, kita kejar satu-satu," pungkasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau