Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengacara Keluarga Diplomat Arya Daru Pangayunan Datangi Mabes Polri, Ada Apa?

Kompas.com - 15/09/2025, 22:07 WIB
Irfan Kamil,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengacara keluarga Diplomat Ahli Muda Direktorat Perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arya Daru Pangayunan, Dwi Librianto, mendatangi Sekretariat Umum (Setum) Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Polri), pada Senin (15/9/2025).

Kedatangan pengacara keluarga bertujuan untuk menagih laporan hasil perkembangan perkara pengungkapan misteri kematian Arya Daru yang ditemukan tewas di sebuah guest house kawasan Gondangdia, Jakarta Pusat, pada 8 Juli 2025.

Menurut Dwi, pihak keluarga sampai saat ini belum menerima laporan resmi dari Polri maupun Polda Metro Jaya.

Baca juga: Keluarga Diplomat Arya Daru Minta Perlindungan, LPSK Bakal Koordinasi dengan Polda Metro

“Saya tadi ke Setum, karena kami sudah bersurat ke Kapolri untuk meminta permohonan bantuan pengungkapan misteri kematian almarhum Arya Daru Pangayunan. Itu surat kami sudah kami kirim sejak tanggal 28 Agustus, sampai sekarang belum ada jawaban. Juga tembusannya kepada Kapolda Metro Jaya juga, dan sekarang belum ada jawaban,” kata Dwi, di Mabes Polri, Senin.

Dwi mengungkapkan, keluarga juga belum memperoleh laporan hasil gelar perkara maupun resume perkembangan kasus.

“Karena kami melihat bahwa sampai detik ini, sampai detik ini, saya, kami, keluarga, belum pernah menerima laporan hasil perkembangan perkara. Baik melalui gelar perkaranya, tanggal 28, maupun tanggal 27 yang rapat dengan korban,” ujar dia.

Dwi menyatakan, hingga saat ini Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan (SP2HP) atau resume dari perkembangan perkaranya belum juga diterima oleh keluarga.

Bahkan, ia juga mendatangi Kepala Biro Pengawasan Penyidikan (Karo Wassidik) untuk menanyakan langsung perkembangan perkara tersebut.

“Tapi katanya harus dengan surat dulu, harus ada pengaduan dulu, baru saya bisa terima kami,” kata Dwi.

Dwi menegaskan bahwa keluarga menilai kematian Arya tidak wajar.

Baca juga: Bunga di Makam Arya Daru Diduga Diganti Tanpa Sepengetahuan Keluarga

Ia menolak jika kasus ini dianggap sebagai dugaan bunuh diri.

“Jadi, yang jelas, diketahui bahwa kematian, maupun Arya Daru Pangayunan itu menurut kami, menurut kami sangat tidak wajar. Sangat tidak wajar, dan itu di luar daripada kebiasaan, kalaupun dinyatakan bahwa dia meninggal tanpa adanya pihak lain,” kata Dwi.

“Atau kita anggap lagi, kalau saya katakan dengan bunuh diri, rasanya sangat tidak wajar kalau dia melakukan hal yang bunuh diri,” sambung dia.

Menurut dia, pada hari kematiannya, Arya masih dalam kondisi normal dan bahkan tengah bersiap untuk keberangkatan kerja.

Terlebih, tiket sudah dibeli dan visanya juga sudah siap.

Halaman:


Terkini Lainnya
KPK Usut Kerugian Negara Terkait Kasus Petral
KPK Usut Kerugian Negara Terkait Kasus Petral
Nasional
Kesaksian Pihak Orkes Sidang MPR soal Anggota DPR Joget: Lagunya Gembira
Kesaksian Pihak Orkes Sidang MPR soal Anggota DPR Joget: Lagunya Gembira
Nasional
OTT, KPK Tangkap Gubernur Riau Abdul Wahid
OTT, KPK Tangkap Gubernur Riau Abdul Wahid
Nasional
Jadi Pilot Airbus A400M Pertama, Mayor Riki Sihaloho: Senang dan Bersyukur!
Jadi Pilot Airbus A400M Pertama, Mayor Riki Sihaloho: Senang dan Bersyukur!
Nasional
Materi soal Pekerja Migran Akan Diajarkan di Sekolah Rakyat
Materi soal Pekerja Migran Akan Diajarkan di Sekolah Rakyat
Nasional
Kepala BGN Tegaskan Tak 'Plek' Contoh MBG India: Kita Beda Banget
Kepala BGN Tegaskan Tak "Plek" Contoh MBG India: Kita Beda Banget
Nasional
Penjarahan Rumah Sri Mulyani hingga Sahroni Disebut Sudah Direncanakan
Penjarahan Rumah Sri Mulyani hingga Sahroni Disebut Sudah Direncanakan
Nasional
BGN Akui Keracunan MBG Masih Terjadi, Kebanyakan karena Kualitas Air
BGN Akui Keracunan MBG Masih Terjadi, Kebanyakan karena Kualitas Air
Nasional
Pilot A400M Jalani Latihan Tambahan 30 Hari Usai Mendarat di Lanud Halim
Pilot A400M Jalani Latihan Tambahan 30 Hari Usai Mendarat di Lanud Halim
Nasional
Dugaan Mark Up Whoosh, KAI Siap Suplai Data dan Beri Kesaksian
Dugaan Mark Up Whoosh, KAI Siap Suplai Data dan Beri Kesaksian
Nasional
KSPSI Sidak Pabrik Ban Bareng Dasco: Perusahaan Tak Patuh Akan Dipanggil DPR
KSPSI Sidak Pabrik Ban Bareng Dasco: Perusahaan Tak Patuh Akan Dipanggil DPR
Nasional
Dari Langit Eropa ke Indonesia: Perjalanan Panjang Mayor Riki Bawa Pulang Airbus A400M Pertama ke Tanah Air
Dari Langit Eropa ke Indonesia: Perjalanan Panjang Mayor Riki Bawa Pulang Airbus A400M Pertama ke Tanah Air
Nasional
Ini 'Tugas' dari Prabowo untuk Pesawat A400M: Evakuasi hingga Misi Kemanusiaan
Ini "Tugas" dari Prabowo untuk Pesawat A400M: Evakuasi hingga Misi Kemanusiaan
Nasional
KPK Terbitkan Sprindik Baru Kasus Pengadaan Minyak Mentah dan Produk Kilang
KPK Terbitkan Sprindik Baru Kasus Pengadaan Minyak Mentah dan Produk Kilang
Nasional
Dasco Sidak ke Pabrik Ban Michelin karena Endus Pelanggaran PHK
Dasco Sidak ke Pabrik Ban Michelin karena Endus Pelanggaran PHK
Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau