2 Sekolah di Sentani Jayapura Terlibat Tawuran, Polisi Amankan 2 Pelajar Bawa Anak Panah

SENTANI, KOMPAS.com - Para pelajar asal 2 sekolah yang ada di Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua terlibat tawuran, Kamis (23/10/2025).

Adapun para pelajar yang terlibat tawuran dari Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Sentani dan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMK) 1 Sentani.

Baca juga: Polda Papua: Dalam 6 Bulan, Ada 17 Kali KKB Bikin Ulah di Yahukimo, 34 Orang Meninggal

Kapolres Jayapura, AKBP Umar Nasatekay memimpin langsung dan merespon cepat bersama-sama dengan personel Polres Jayapura, guna mengantisipasi potensi tawuran antara pelajar dari dua sekolah tersebut.

Kapolres Jayapura segera mengerahkan personel gabungan dari Satuan Samapta, Intelkam, dan Polsek Sentani Kota untuk melakukan langkah-langkah pencegahan.

"Petugas bergerak cepat melakukan patroli di sekitar area sekolah, menertibkan siswa yang berkumpul, serta memastikan situasi tetap aman dan kondusif," ungkap Umar dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (24/10/2025).

Baca juga: BBKSDA Papua Klarifikasi soal Pemusnahan Mahkota Burung Cenderawasih

Dari hasil patroli, kata Umar, personel mendapati dua pelajar SMK Negeri 1 Sentani masing-masing berinisial FW (18) dan PM (17) yang kedapatan membawa enam buah busur panah.

"Kedua pelajar tersebut kemudian diamankan ke Polsek Sentani Kota guna dilakukan pembinaan lebih lanjut," jelasnya.

Mantan Kapolres Lanny Jaya ini menegaskan bahwa Polres Jayapura berkomitmen untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, terutama di lingkungan pendidikan.

“Kami mengimbau para pelajar untuk tidak mudah terprovokasi, menjauhi tindakan kekerasan, serta lebih fokus mengejar prestasi dan masa depan yang lebih baik,” kata Umar.

Baca juga: Bakar Batu, Pesan Perdamaian dari Papua Menggema di Salatiga

Kegiatan patroli dialogis dan pengamanan tersebut berlangsung aman, tertib, dan mendapat apresiasi dari pihak sekolah serta masyarakat sekitar.

Polres Jayapura juga berencana melakukan koordinasi dengan pihak sekolah dan orangtua untuk mencegah terulangnya kejadian serupa di masa mendatang.