Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ke Labuan Bajo dan Wae Rebo, Belum Lengkap Tanpa Ngopi di Bengkes Cafe

Kompas.com - 15/02/2022, 18:31 WIB
Nansianus Taris,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

LABUAN BAJO, KOMPAS.com - Dalam dunia pariwisata, khususnya di Manggarai Raya, kopi tidak hanya dijadikan teman menikmati hidangan di pagi atau sore hari.

Kopi juga menjadi teman wisatawan dalam menikmati pemandangan dan salah satu oleh-oleh khas saat mereka kembali ke daerah atau negara asalnya.

Seiring pesatnya pertumbuhan pariwisata, munculah konsep baru dalam berwisata, yaitu agrowisata. Konsep ini adalah upaya mengolaborasikan keindahan alam dan hasil bumi, salah satunya kopi.

Baca juga: Penti, Upacara Adat di Wae Rebo untuk Sambut Musim Tanam Tiba

Proses saat ikut menanam sampai memanen dan menikmati kopi adalah pengalaman tak terlupakan bagi para wisatawan.

Geliat agrowisata kopi di Manggarai Raya pun sudah dimulai dengan adanya Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dan Badan Usaha Milik Desa (BumDes) yang fokus pada pariwisata dan ekonomi kreatif (ekraf).

Ada pula dukungan dari keuskupan, serta asosiasi seperti Asosiasi Petani Kopi dan Jahe Manggarai (APEKAM), juga Masyarakat Peduli Indikasi Geografis (MPIG).

Baca juga: Jadi Lokasi Side Event, Labuan Bajo Siap Sambut G20

Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) hadir dalam acara peresmian pemindahan Bengkes Cafe, di Desa Cireng, Kecamatan Satar Mese Utara, Minggu (12/2/2022).

Selain hadir untuk memberi dukungan dan siap berkolaborasi, kehadiran BPOLBF juga menjadi bukti keberlanjutan program Benchmarking yang diadakan di tahun 2021.

Dalam program tersebut, BPOLBF mengirim beberapa orang anggota APEKAM, termasuk pemilik Bengkes Cafe untuk mengikuti studi banding tentang kopi ke sejumlah kota di Pulau Jawa.

Dirut BPOLBF Shana Fatina mengatakan, kini kopi sudah menduduki tempat tersendiri di hati para wisatawan. Ia berharap para pengurus APEKAM tetap solid, sehingga tetap menjadikan kopi sebagai produk unggulan.

"Saya senang melihat tempat ini akhirnya berkembang dalam semangat yang sama yaitu mempromosikan kopi," kata Shana dalam rilis resmi yang diterima Kompas.com, Selasa (15/2/2022).

Baca juga: Tempat Wisata Goa Rangko Labuan Bajo Masih Susah Jaringan Internet

Ia berharap upaya tersebut jadi awal pengembangan agrowisata karena pengalaman berwisata di Labuan Bajo atau Wae Rebo belum lengkap tanpa minum kopi. Agrowisata itu tak hanya untuk wisatawan, tetapi juga untuk masyarakat.

Program BPOLBF untuk pemberdayaan masyarakat

Ia mengatakan, kini BPOLBF memiliki beberapa program seperti Floratama Academy untuk mendukung para pengusaha dalam mengemas produknya, sehingga layak untuk dipasarkan secara luas.

Selain itu, program Rantai Pasok untuk mendukung masuknya produk ekraf dan bahan pangan lokal ke hotel dan juga restoran yang ada di Labuan Bajo. Ia melanjutkan bahwa dari semua proses yang dilalui, poin yang paling penting adalah komitmen untuk konsisten.

Labuan Bajo.SHUTTERSTOCK Labuan Bajo.

"Pada dasarnya hotel dan restoran sangat ingin menyerap produk lokal. Tinggal bagaimana kita berkomitmen untuk secara terus menerus memasok kebutuhan yang diinginkan," jelas Shana.

Halaman:


Terkini Lainnya
Wings Air Buka Rute Surabaya–Banyuwangi, Lebih Mudah Menuju The Sunrise of Java
Wings Air Buka Rute Surabaya–Banyuwangi, Lebih Mudah Menuju The Sunrise of Java
Travel News
Kereta Kim Jong Un, Kantor Berjalan yang Mewah dan Super Aman
Kereta Kim Jong Un, Kantor Berjalan yang Mewah dan Super Aman
Travelpedia
Wajib Tahu, Aturan Bawa Powerbank di Lion Air
Wajib Tahu, Aturan Bawa Powerbank di Lion Air
Travelpedia
Menggemaskan tapi Menyedihkan, Begini Kisah Pulau Kucing di Jepang
Menggemaskan tapi Menyedihkan, Begini Kisah Pulau Kucing di Jepang
Travelpedia
Buka untuk Wisata, Resor Mewah di Korea Utara ini Malah Sepi, Kenapa? 
Buka untuk Wisata, Resor Mewah di Korea Utara ini Malah Sepi, Kenapa? 
Travel News
Awas Denda Rp 600.000 Jika Merokok hingga Mabuk di Destinasi Wisata Ini
Awas Denda Rp 600.000 Jika Merokok hingga Mabuk di Destinasi Wisata Ini
Travel News
Ini Alasan Penting Kamu Harus Buka Jendela Pesawat Saat Lepas Landas dan Mendarat
Ini Alasan Penting Kamu Harus Buka Jendela Pesawat Saat Lepas Landas dan Mendarat
Travelpedia
Tips Nonton Gerhana Bulan Total di Planetarium, Bawa Baju Hangat
Tips Nonton Gerhana Bulan Total di Planetarium, Bawa Baju Hangat
Travel Ideas
Tips Memotret Gerhana Bulan Total 7-8 September 2025
Tips Memotret Gerhana Bulan Total 7-8 September 2025
Travelpedia
Main ke TMII, Turis Asal Pakistan Ini Asik Menabuh Alat Musik Dol di Anjungan Bengkulu
Main ke TMII, Turis Asal Pakistan Ini Asik Menabuh Alat Musik Dol di Anjungan Bengkulu
Travel News
Super Air Jet Buka Rute Jakarta – Kupang, Lebih Cepat Tanpa Transit
Super Air Jet Buka Rute Jakarta – Kupang, Lebih Cepat Tanpa Transit
Travel News
Turis Amerika Nonton Reog Ponorogo di TMII, Malah Salfok dengan Angklung
Turis Amerika Nonton Reog Ponorogo di TMII, Malah Salfok dengan Angklung
Travel News
Hari Ini, Tiket Masuk TMII Cuma Rp 26.250
Hari Ini, Tiket Masuk TMII Cuma Rp 26.250
Travel News
Benda Berbahaya Ini Ternyata Sering Kita Bawa di Pesawat
Benda Berbahaya Ini Ternyata Sering Kita Bawa di Pesawat
Travel News
Unik! Desa Nagoro di Jepang Dipenuhi Boneka, Warganya Tinggal Sedikit
Unik! Desa Nagoro di Jepang Dipenuhi Boneka, Warganya Tinggal Sedikit
Travelpedia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau