KOMPAS.com - Jika biasanya masjid identik dengan kubah bulat dengan hiasan bulan bintang di bagian atap, lain halnya masjid di Melaka ini yang justru punya seni arsitektur lintas negara.
Pemandu wisata jalan kaki di Malaysia bernama Hamim menceritakan, masjid tersebut bernama Masjid Kampung Kling. Masjid ini masjid tertua ketiga di Melaka, dibangun sekitar 1748 atau lebih dari 2,5 abad yang lalu.
"Ini adalah masjid tertua ketiga di Melaka, dibangun pada tahun 1748," kata Hamim di lokasi, Sabtu (4/10/2025).
Baca juga: Mau Lihat Pemandangan Melaka dari Ketinggian? Segini Harga Tiketnya
Ia memaparkan, dinamakan Masjid Kampung Kling karena masjid ini dibangun oleh kelompok bernama Kling, yaitu sebutan untuk kelompok Muslim India di Malaysia.
Bentuk masjid yang unik dan punya nilai sejarah, menjadikan Masjid Kampung Keling tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga wisata religi dan wisata sejarah di Melaka.
Baca juga:
Hamim memaparkan, alasan arsitektur masjid ini mendapat mengaruh seni dari berbagai negara karena kawasan Melaka pada zaman dahulu merupakan pusat perdagangan.
Pada zaman itu, kapal dagang dari berbagai belahan dunia kerap singgah dan bersandar di Melaka. Alhasil, rumah ibadah di sana pun juga mendapat pengaruh dari pendatang.
"Uniknya masjid ini, arsitekturnya dipengaruhi oleh beberapa negara. Sebab, dahulu Melaka merupakan pusat perdagangan, dan pedagang dari berbagai belahan dunia turut berpengaruh ke bentuk masjid ini," katanya.
Baca juga: Cerita Gedung Merah di Melaka, Berubah Warna Gara-gara Noda Daun Sirih
Masjid Kampung Kling, masjid dengan arsitektur lintas negara di Melaka, Malaysia, Sabtu (4/10/2025). Selain itu, jika melihat di area depan, bagian teras masjid dipasang keramik. Keramik tersebut mendapat pengaruh seni dari Portugis.
Lalu jika masuk ke dalam masjid, terdapat lampu gantung yang mendapat pengaruh dari Inggris.
Baca juga:
Masjid Kampung Kling, masjid dengan arsitektur lintas negara di Melaka, Malaysia, Sabtu (4/10/2025). Penamaan Jalan Harmoni ini diambil karena kawasan tersebut merupakan kawasan rumah ibadah lintas agama. Di antaranya ada kuil Chinese, masjid, hingga kuil India.
"Masjid ini berada di Jalan Tukang Emas, lokasinya dekat dengan kuil hingga gereja. Jadi kawasan ini terkenal dengan nama Jalan Harmoni," katanya.
Jika menyusuri Jalan Harmoni, tepat di sebelah Masjid Kampung Kling ada Kuil Sri Payyatha Viyanagara Moorthi. Tidak jauh dari sana, ada pula kuil Tokong Cheng Hoon Teng.
Kata Hamim, hingga saat ini Masjid Kampung Kling masih mempertahankan bentuk aslinya. Meskipun di beberapa bagian telah rusak, masjid ini tetap diperbaiki serupa dengan bentuk aslinya.
"Bahkan kalau dilihat dari keramik Portugis ini, bagian rusaknya sudah ditambal dengan bentuk serupa, tetapi justru bentuk yang keramik asli lebih bagus dibandingkan keramik penggantinya," kata Hamim.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang