Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jemparingan Nasional di Kulon Progo, Panahan Gaya Mataram Jadi Daya Tarik Wisata Budaya

Kompas.com - 26/10/2025, 19:31 WIB
Dani Julius Zebua,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

Salah satu peserta asal Bali, I Dewa Made Kasama Biputra, mengungkapkan filosofi mendalam di balik jemparingan.

"Dari jemparingan kami belajar tentang kehidupan. Busur itu ibarat ayah yang kokoh tapi lentur, tali busur adalah ibu yang mendorong, dan anak panah itu anak yang punya arah sendiri. Jadi, memanah bukan hanya soal teknik, tapi juga tentang rasa dan keseimbangan,” kata Dewa.

Pertandingan berlangsung dalam 15 kali rambahan atau putaran. Setiap peserta melepas empat anak panah dalam setiap putaran.

Para peserta melepaskan anak panah ke bandul yang menggantung sebagai sasaran. Suasana penuh kegembiraan terasa di antara peserta ketika sasaran terpanah, meski tanpa sorak kemenangan yang hingar-bingar—hanya senyum tenang dan rasa syukur.

Baca juga: Sejarah Jemparingan, Olahraga Panahan yang Ada Sejak Sri Sultan HB I

Sebab, bagi mereka, jemparingan bukan sekadar soal siapa yang paling tepat membidik sasaran, melainkan siapa yang paling mampu menundukkan ego dan mendengarkan suara jiwa.

Sementara, Ina Yaturohmah dari Tasikmalaya, menilai ajang ini memperkuat semangat kebersamaan.

“Kami datang dari Jawa Barat, latihan setiap minggu. Selain melestarikan budaya, ini juga jadi ajang silaturahmi dan wisata budaya yang menarik,” katanya.

Bagian dari daya tarik wisata Kulon Progo

Bagi Dinas Pariwisata, kegiatan ini bukan hanya pelestarian budaya, tetapi juga strategi promosi wisata.

Ribuan peserta dan penonton dari luar daerah memberikan dampak ekonomi nyata bagi pelaku UMKM setempat.

Kemeriahan Gladhen Hageng Jemparingan Nasional 2025 di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.KOMPAS.COM/DANI JULIUS Kemeriahan Gladhen Hageng Jemparingan Nasional 2025 di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Dampak selanjutnya harapannya tumbuh hingga ke desa wisata-desa wisata yang ada di Kon Progo.

“Di berbagai desa wisata nanti akan ada komunitas jemparingan. Wisatawan bisa mencoba jemparingan bahkan menjadi atlet,” ujar Sutarman.

Baca juga: Jemparingan, Olahraga Memanah Tradisional Digemari di Berbagai Daerah

Perwakilan MURI, Sri Widayati, menyebut rekor kali ini tergolong spektakuler. Sebelumnya rekor jemparingan terbanyak hanya 371 peserta pada 2013. Sekarang mencapai 1.474 peserta. Hasil ini tercatat sebagai rekor dunia MURI ke-12.476.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang

Halaman:


Terkini Lainnya
Gratis Piknik Malam Lihat Supermoon di Planetarium Jakarta, Ini Caranya
Gratis Piknik Malam Lihat Supermoon di Planetarium Jakarta, Ini Caranya
Travelpedia
FOTO: Museum Arkeologi Terbesar di Dunia yang Baru Buka di Mesir
FOTO: Museum Arkeologi Terbesar di Dunia yang Baru Buka di Mesir
Travel News
Lift Kaca dan Bayangan Pembangunan di Tebing Bali
Lift Kaca dan Bayangan Pembangunan di Tebing Bali
Travel News
Saat Bromo Tak Sekadar Menawarkan Pemandangan, tapi Juga Cerita Hidup
Saat Bromo Tak Sekadar Menawarkan Pemandangan, tapi Juga Cerita Hidup
BrandzView
Wings Air Buka Rute Nabire-Biak PP, Terbang Dua Kali Seminggu
Wings Air Buka Rute Nabire-Biak PP, Terbang Dua Kali Seminggu
Travel News
Daftar Lengkap Cuti Bersama 2026, dari Imlek hingga Natal
Daftar Lengkap Cuti Bersama 2026, dari Imlek hingga Natal
Travel News
Patung Hachiko di Tokyo, Kisah Anjing Paling Setia di Dunia yang Bikin Haru Wisatawan
Patung Hachiko di Tokyo, Kisah Anjing Paling Setia di Dunia yang Bikin Haru Wisatawan
Travelpedia
Arab Saudi Kurangi Masa Berlaku Visa Umrah, Kini Hanya 1 Bulan
Arab Saudi Kurangi Masa Berlaku Visa Umrah, Kini Hanya 1 Bulan
Travel News
Keraton Yogyakarta Setop Pentas Gamelan Wisata hingga Pemakaman PB XIII
Keraton Yogyakarta Setop Pentas Gamelan Wisata hingga Pemakaman PB XIII
Travel News
Mesir Buka Grand Egyptian Museum, Ada 5.000 Koleksi Firaun Tutankhamun
Mesir Buka Grand Egyptian Museum, Ada 5.000 Koleksi Firaun Tutankhamun
Travel News
Awas Pungli, Retribusi Masuk Kawasan Wisata Cibodas Masih Gratis
Awas Pungli, Retribusi Masuk Kawasan Wisata Cibodas Masih Gratis
Travel News
Pembangunan Lift Kaca Kelingking Beach Disetop Sementara, Dipasang Garis Polisi
Pembangunan Lift Kaca Kelingking Beach Disetop Sementara, Dipasang Garis Polisi
Travel News
Dihadang Angkutan Umum, Transjakarta Hentikan Sementara Rute Pulogadung–Kampung Melayu
Dihadang Angkutan Umum, Transjakarta Hentikan Sementara Rute Pulogadung–Kampung Melayu
Travel News
3 Karya Budaya Wonosobo Masuk Warisan Budaya Takbenda Indonesia 2025
3 Karya Budaya Wonosobo Masuk Warisan Budaya Takbenda Indonesia 2025
Travel News
Libur Akhir Tahun, Waspada Puncak Musim Hujan dan Baca Tips Ini
Libur Akhir Tahun, Waspada Puncak Musim Hujan dan Baca Tips Ini
Travel News
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau