Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berlibur ke Jepang? Hindari 12 Kesalahan Ini agar Tak Dianggap Turis Tidak Sopan

Kompas.com - 28/10/2025, 09:35 WIB
Yuharrani Aisyah

Penulis

Sumber

KOMPAS.com - Jepang dikenal sebagai negara dengan budaya sopan santun dan etika publik yang kuat.

Bagi warga lokal, menjaga ketenangan dan menghormati orang lain adalah bagian dari keseharian.

Namun, banyak wisatawan yang tanpa sadar melanggar norma-norma kecil yang dianggap penting di sana.

Berbicara keras di kereta, duduk sembarangan, atau meninggalkan sampah bisa membuat warga sekitar merasa tidak nyaman.

Di restoran, bahkan aroma parfum yang terlalu kuat dianggap mengganggu kenikmatan makan.

Transportasi umum juga punya aturan tak tertulis, seperti tidak menelepon di kereta dan tidak menaruh kaki di kursi.

Warga Jepang terbiasa menjaga ruang publik agar tetap tenang, bersih, dan teratur, sehingga perilaku kecil pun diperhatikan dengan serius.

Tempat sampah di Jepang sangat sedikit, jadi masyarakat terbiasa membawa pulang sampahnya sendiri setelah makan atau beraktivitas.

Kuil dan tempat suci pun memiliki batas akses yang tidak boleh dilanggar, termasuk area khusus upacara atau ruang pribadi pendeta.

Selain itu, memotret orang tanpa izin atau duduk di lantai kereta dianggap tidak sopan karena mengganggu kenyamanan bersama.

Melansir Ohayo Jepang, ada dua belas perilaku turis yang sering membuat warga lokal terganggu, mulai dari sikap di tempat umum hingga etika berfoto.

Beberapa di antaranya terlihat sepele, tapi punya makna besar dalam menjaga harmoni sosial khas Jepang.

Kalau ingin tahu perilaku apa saja yang termasuk dan bagaimana cara menghindarinya saat berkunjung ke Jepang, baca versi lengkapnya di 12 Perilaku Turis di Jepang Ini Mengganggu Warga Setempat, Jangan Lakukan!

Memahami kebiasaan lokal bukan cuma soal sopan santun, tapi juga bentuk rasa hormat terhadap budaya yang kita kunjungi.

Baca juga:

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya
Pembangunan Lift Kaca Kelingking Beach Disetop Sementara, Dipasang Garis Polisi
Pembangunan Lift Kaca Kelingking Beach Disetop Sementara, Dipasang Garis Polisi
Travel News
Dihadang Angkutan Umum, Transjakarta Hentikan Sementara Rute Pulogadung–Kampung Melayu
Dihadang Angkutan Umum, Transjakarta Hentikan Sementara Rute Pulogadung–Kampung Melayu
Travel News
3 Karya Budaya Wonosobo Masuk Warisan Budaya Takbenda Indonesia 2025
3 Karya Budaya Wonosobo Masuk Warisan Budaya Takbenda Indonesia 2025
Travel News
Libur Akhir Tahun, Waspada Puncak Musim Hujan dan Baca Tips Ini
Libur Akhir Tahun, Waspada Puncak Musim Hujan dan Baca Tips Ini
Travel News
KA Bukit Serelo Kertapati-Lubuk Linggau, Harga Tiket Rp 32.000
KA Bukit Serelo Kertapati-Lubuk Linggau, Harga Tiket Rp 32.000
Travelpedia
7,2 Ton Sampah Diangkut dari Kawasan Pantai Tanjung Aan NTB
7,2 Ton Sampah Diangkut dari Kawasan Pantai Tanjung Aan NTB
Travel News
Wonderful Indonesia Wellness 2025 Digelar di Solo dan Yogya Sebulan Penuh
Wonderful Indonesia Wellness 2025 Digelar di Solo dan Yogya Sebulan Penuh
Travel News
Tren Pariwisata Dunia Bergeser, Gen Z Makin Doyan Liburan
Tren Pariwisata Dunia Bergeser, Gen Z Makin Doyan Liburan
Travel News
Super Air Jet Buka Rute Jakarta-Kediri PP 10 November, Terbang 3 Kali Seminggu
Super Air Jet Buka Rute Jakarta-Kediri PP 10 November, Terbang 3 Kali Seminggu
Travel News
Harga Tiket Jalur Pendakian Gunung Rinjani 2025 Terbaru, Simak!
Harga Tiket Jalur Pendakian Gunung Rinjani 2025 Terbaru, Simak!
Travel News
3 November, Harga Tiket Jalur Pendakian Gunung Rinjani Naik
3 November, Harga Tiket Jalur Pendakian Gunung Rinjani Naik
Travel News
Tak Menyeramkan, Hantu di Saloka Theme Park Diajak Foto Manusia
Tak Menyeramkan, Hantu di Saloka Theme Park Diajak Foto Manusia
Travelpedia
Mengenal Rapa’i Uroh Duek, Alat Musik Tradisional Lhokseumawe
Mengenal Rapa’i Uroh Duek, Alat Musik Tradisional Lhokseumawe
Travelpedia
Sejarah Keraton Surakarta, Dulu Istana Kerajaan Mataram Islam
Sejarah Keraton Surakarta, Dulu Istana Kerajaan Mataram Islam
Travelpedia
Pakubuwono XIII Wafat, Raja Keraton Surakarta yang Naik Tahta Sejak 2004
Pakubuwono XIII Wafat, Raja Keraton Surakarta yang Naik Tahta Sejak 2004
Travelpedia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau