KOMPAS.com - Jepang dikenal sebagai negara dengan budaya sopan santun dan etika publik yang kuat.
Bagi warga lokal, menjaga ketenangan dan menghormati orang lain adalah bagian dari keseharian.
Namun, banyak wisatawan yang tanpa sadar melanggar norma-norma kecil yang dianggap penting di sana.
Berbicara keras di kereta, duduk sembarangan, atau meninggalkan sampah bisa membuat warga sekitar merasa tidak nyaman.
Di restoran, bahkan aroma parfum yang terlalu kuat dianggap mengganggu kenikmatan makan.
Transportasi umum juga punya aturan tak tertulis, seperti tidak menelepon di kereta dan tidak menaruh kaki di kursi.
Warga Jepang terbiasa menjaga ruang publik agar tetap tenang, bersih, dan teratur, sehingga perilaku kecil pun diperhatikan dengan serius.
Tempat sampah di Jepang sangat sedikit, jadi masyarakat terbiasa membawa pulang sampahnya sendiri setelah makan atau beraktivitas.
Kuil dan tempat suci pun memiliki batas akses yang tidak boleh dilanggar, termasuk area khusus upacara atau ruang pribadi pendeta.
Selain itu, memotret orang tanpa izin atau duduk di lantai kereta dianggap tidak sopan karena mengganggu kenyamanan bersama.
Melansir Ohayo Jepang, ada dua belas perilaku turis yang sering membuat warga lokal terganggu, mulai dari sikap di tempat umum hingga etika berfoto.
Beberapa di antaranya terlihat sepele, tapi punya makna besar dalam menjaga harmoni sosial khas Jepang.
Kalau ingin tahu perilaku apa saja yang termasuk dan bagaimana cara menghindarinya saat berkunjung ke Jepang, baca versi lengkapnya di 12 Perilaku Turis di Jepang Ini Mengganggu Warga Setempat, Jangan Lakukan!
Memahami kebiasaan lokal bukan cuma soal sopan santun, tapi juga bentuk rasa hormat terhadap budaya yang kita kunjungi.
Baca juga: