Selain itu, alasan lain pendirian bimbel ini juga bersumber dari pengalaman pribadinya yang ingin mengikuti les komputer berbicara tapi tidak ada tempat les di sekitarnya.
Dulu, dia harus menempuh perjalanan 2 jam dari Cengkareng, Jakarta Barat menuju Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
Apalagi, pada saat itu di tahun 2006 belum ada transportasi online seperti sekarang ini.
Jadi, Sofyan harus naik berbagai moda transportasi umum, seperti mikrolet, angkot, dan sebagainya.
Baca juga: Kemenag Jajaki Beasiswa Pendidikan bagi Disabilitas untuk Kuliah di AS
Pada awal pendirian bimbelnya, Sofyan mengaku hanya berfokus pengajaran komputer berbicara bagi penyandang disabilitas tunanetra. Pembelajaran ini meliputi penguasaan Microsoft Word, Microsoft Power Point, Microsoft Excel, hingga editing.
Seiring berjalannya waktu, akhirnya Sofyan membuka berbagai kursus bagi anak-anak non-disabilitas, seperti baca, tulis, dan hitung (calistung), kelas bahasa asing, dan lain-lain.
"Pada awalnya, hanya berfokus pada teman-teman tunanetra hingga berjalannya waktu banyak juga dari tetangga-tetangga di sini yang ingin belajar juga di Lentera Inklusif ini," ucap dia.
Hal ini tentu membuat dirinya bingung memikirkan cara untuk mengajarkan anak-anak non-disabilitas di tengah kondisinya sebagai penyandang disabilitas tunanetra.
Akhirnya, pada saat itu dia mulai merekrut rekan-rekannya baik yang disabilitas maupun non-disabilitas untuk menjadi guru di bimbelnya.
Dengan perluasan ini, Sofyan merasa senang lantaran bimbelnya bisa lebih bermanfaat bagi lingkungan sekitar. Terlebih, juga bisa menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain.
Bimbel Lentera Inklusif yang didirikan oleh Sofyan pernah mendapatkan 3 penghargaan. Pertama, penghargaan dari Bank Permata untuk kategori "Peningkatan Kapasitas Pelaku Usaha".
Kedua, penghargaan Terbaik dari PT Astra Internasional Tbk, dengan kategori "Usaha yang Dapat Berdampak Positif, Baik Bagi Komunitas Atau Masyarakat".
Baca juga: Kisah Alfian, Mahasiswa Disabilitas Netra Pertama Unair yang Berhasil Jadi ASN
Ketiga, penghargaan dari Maybank Foundation pada program RISE dengan kategori "Sustainability Quality Education".
Sofyan merasa bersyukur dan senang, karena usahanya diapresiasi oleh banyak pihak lewat penghargaan yang didapatkannya.
"Jujur selalu bahagia dan terharu ketika mendapatkan penghargaan. Saya sama sekali tidak bermimpi bisa sejauh ini mendapatkan apresiasi oleh banyak orang" ujar dia.