DEPOK, KOMPAS.com - Kombinasi ekstrak herbal berupa kunyit dan sambiloto dengan lantunan ayat Al Quran disebut efektif untuk melawan infeksi bakteri penyebab demam tifoid.
Kombinasi tersebut ditemukan oleh lulusan Universitas Indonesia (UI) dari Fakultas Farmasi (FF), Dr. dr. Agus Rahmad saat melakukan penelitiannya.
Penelitian terhadap Salmonella typhi (S. typhi), bakteri penyebab demam tifoid ini menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam peningkatan efektivitas pengobatan herbal.
Menurut Agus, demam tifoid masih menjadi masalah kesehatan serius di negara berkembang, termasuk Indonesia.
Penyakit ini umumnya menyerang anak-anak atau individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah melalui makanan dan air yang terkontaminasi.
“Saat ini, antibiotik menjadi pengobatan utama demam tifoid. Namun, resistensi bakteri terhadap antibiotik semakin mengancam efektivitas pengobatan. Oleh karena itu, alternatif pengobatan yang lebih aman dan efektif menjadi sangat penting,” ujar Agus dalam keterangannya, Kamis (13/3/2025).
Baca juga: 16 Tanaman Herbal Anti Obesitas dan Diabetes, Info Pakar IPB
Agus melakukan penelitiannya dengan bimbingan Prof. Dr. apt. Berna Elya dan Prof. Dr. apt. Herman Suryadi.
Agus mengkaji efektivitas ekstrak Curcuma domestica (kunyit) dan Andrographis paniculata (sambiloto). Kunyit dikenal memiliki sifat antiinflamasi, antioksidan, dan antibakteri. Sementara itu, sambiloto dikenal mampu meningkatkan daya tahan tubuh.
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ekstrak dan fraksi dari kunyit dan sambiloto memiliki aktivitas antibakteri terhadap S. typhi, dengan efektivitas bervariasi tergantung pada jenis fraksi dan konsentrasinya.
Kombinasi ekstrak herbal berupa kunyit dan sambiloto dengan lantunan ayat Al-Qur'an memiliki potensi untuk melawan infeksi bakteri penyebab demam tifoid.
Kombinasi tersebut ditemukan oleh lulusan Universitas Indonesia (UI) dari Fakultas Farmasi (FF), Dr. dr. Agus Rahmadi. Penelitian terhadap Salmonella typhi (S. typhi), bakteri penyebab demam tifoid ini menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam peningkatan efektivitas pengobatan herbal.Selain meneliti dua tanaman obat tersebut, Agus juga mengeksplorasi pengaruh gelombang suara, seperti bacaan Al Quran dan musik klasik, terhadap aktivitas antibakteri ekstrak herbal.
Menariknya, kombinasi ekstrak herbal dengan gelombang suara, terutama bacaan Al Quran, menunjukkan peningkatan signifikan dalam aktivitas antibakteri. Penggunaan gelombang suara dapat memperkuat efek terapeutik dari kombinasi fraksi kunyit dan sambiloto sebagai agen antibakteri alami.
“Bulan Ramadhan, di mana bacaan Al Quran sering diperdengarkan, menjadi waktu yang tepat untuk menggabungkan kesehatan fisik dan spiritual. Temuan ini membuka wawasan baru bahwa bacaan Al Quran tidak hanya memiliki nilai spiritual, tetapi juga dapat berkontribusi dalam dunia kesehatan,” kata Agus yang lulus dari Program Magister Herbal FFUI dengan predikat summa cum laude dan diwisuda pada Februari lalu.
Baca juga: 3 Tanaman Herbal Penurun Kolesterol, Info Ditjen Vokasi
Penelitian Agus membuka peluang besar dalam pengembangan obat herbal yang lebih efektif untuk menangani infeksi bakteri, khususnya bagi masyarakat yang mencari alternatif selain antibiotik konvensional.
Temuan ini juga dinilai menjadi langkah positif menuju solusi kesehatan yang lebih aman dan berkelanjutan, serta menginspirasi pendekatan holistik yang menggabungkan ilmu medis, herbal, dan spiritual dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang