KOMPAS.com - Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon mengungkapkan buku sejarah Indonesia yang ditulis ulang saat ini sedang tahap editing (penyuntingan).
Fadli Zon menuturkan, menurut laporan tim penulis yang merupakan sejarawan dari 34 perguruan tinggi, buku tersebut sudah selesai ditulis pada bulan Agustus lalu.
"Jadi dalam proses editing jilid. Dari editing jilid baru nanti masing-masing jilid itu ada 10 atau 11 jilid itu, ada tema-temanya, ada ahli-ahli sejarahnya mereka menulis. Ada editor jilid, dari editor jilid itu kemudian ke editor umum," jelas Fadli dalam temu media terkait satu tahun Kementerian Kebudayaan, di Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (24/10/2025) malam.
Baca juga: Buka Diskusi Publik Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Fadli Zon: Tidak Ada yang Ditutupi
Sesudah itu buku sejarah ini akan melalui proses uji publik lagi satu sampai dua kali sebelum diterbitkan.
"Mudah-mudahan nanti buku ini sudah siap pada tanggal 14 Desember yaitu pada Hari Sejarah," ungkap Fadli Zon.
Menbud mengaku sampai saat ini ia sendiri belum melihat isi buku penulisan ulang sejarah Indonesia setelah 26 tahun lalu tersebut karena belum diserahkan kepadanya.
Ia menyebut para tim penulis bekerja secara independen berdasarkan keahlian dan kepakaran masing-masing.
Tadinya buku sejarah Indonesia versi baru ini direncanakan Fadli Zon untuk terbit pada 17 Agustus 2025 sebagai hadiah ulang tahun ke-80 Kemerdekaan RI.
Baca juga: Rayyan Arkan Dhika Unjuk Gigi Tarian Pacu Jalur di Depan Menbud Fadli Zon
Lalu sempat pula ada wacana untuk dirilis pada Hari Pahlawan, 10 November 2025.
Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon dan Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha dalam acara Satu Tahun Kementerian Kebudayaan yang digelar di Kawasan Senayan, Jakarta, Jumat (24/10/2025) malam.Namun jadwal mundur karena saat itu sedang dilakukan uji publik dan seminar serta masih akan melalui proses membaca dan menyunting.
Sebagaimana diketahui, penulisan ulang sejarah Indonesia ini awalnya sempat mendapat pertentangan dari sebagian kalangan masyarakat yang khawatir ada penghilangan fakta hingga perubahan menjadi citra positif misalnya dalam isu HAM dan tragedi Mei 1998.
Baca juga: Menbud Fadli Zon: Siswa Harus Seperti Pahlawan yang Tak Boleh Menyerah
Pada Juni lalu Fadli membantah tudingan bahwa narasi tentang perjuangan perempuan Indonesia dihilangkan.
Ia berujar salah satu semangat utama penulisan buku ini adalah memperkuat dan menegaskan pengakuan terhadap peran dan kontribusi perempuan dalam perjuangan bangsa.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang