Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Amanda, Wisudawan Termuda UGM, Lulus S2 di Usia 22 Tahun

Kompas.com - 25/10/2025, 14:17 WIB
Melvina Tionardus,
Sandra Desi Caesaria,
Mahar Prastiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Amanda Eka Lupita tidak menyangka dirinya dinobatkan sebagai lulusan S2 termuda Universitas Gadjah Mada (UGM) di wisuda program pascasarjana yang digelar di Grha Sabha Pramana, Yogyakarta, Selasa (21/10/2025) lalu.

Ia meraih gelar Magister Ilmu Hama Tanaman pada usia 22 tahun 6 bulan.

Meski tidak menargetkan lulus cepat, Amanda ternyata dapat menyelesaikan studi jurusan hanya dalam waktu 1 tahun 11 bulan melalui skema fast-track.

Padahal usia lulusan program magister UGM adalah 30 tahun 6 bulan.

Menikmati proses, bukan cepat selesai

Dalam mengerjakan penelitian tesis Amanda mengaku juga belajar tentang ketekunan dan menjadi seorang yang lebih kritis.

Ia sadar menjadi peneliti punya tanggung jawab untuk terus belajar, beradaptasi, dan tidak mudah menyerah.

“Itu jadi titik balik saya, dari yang awalnya fokus pada hasil dan ingin semuanya cepat selesai, sekarang justru menikmati perjalanan dan proses belajarnya,” kata Amanda, dikutip dari situs UGM, Sabtu (25/10/2025).

Amanda memang gemar berkutat dengan dunia penelitian, terlebih berhubungan dengan bidang pertanian.

Saat ini, ia juga masih aktif proyek penelitian dosen bahkan tengah mempersiapkan manuskrip publikasi ilmiah dari hasil tesisnya.

Ia selalu memegang prinsip keluarganya yang menempatkan pendidikan sebagai investasi jangka panjang.

“Jangan lihat gunung dari puncaknya, terus melangkah saja pelan-pelan. Dari situ saya merasa penelitian itu bukan soal hasil, tetapi tentang menikmati proses belajar dan terus berkembang,” tutur Amanda.

Baca juga: 15,9 Juta Anak Berpotensi Fatherless, Pakar UGM Ungkap Dampaknya

Universitas Gadjah MadaShutterstock/Fajar Tri Amboro Universitas Gadjah Mada

Teliti kutu kebul

Minatnya pada riset merupakan bentuk implementasi ketertarikannya pada hal-hal kecil yang berdampak besar. Termasuk serangga atau bakteri yang memengaruhi kesehatan tanaman.

Amanda mengangkat tema keberagaman bakteri endosimbion pada kutu kebul (Bemisia tabaci) di tanaman yang terinfeksi Begomovirus dalam pengerjaan tesis.

“Serangga tidak hidup sendiri melainkan bersama bakteri yang menularkan virus dan beradaptasi dengan lingkungan,” ungkapnya.

Baca juga: Pakar UGM: Otak Anak SD Justru Lebih Siap Dapat Mapel Wajib Bahasa Inggris 2027

Amanda berpesan agar anak muda lainnya tidak takut melalui proses yang memakan waktu lama. Ia selalu percaya bahwa setiap orang memiliki waktu masing-masing untuk bersinar.

“Sekecil apapun langka kita, tetap saja itu adalah kemajuan. Jadi, jangan takut sama perjalanan yang panjang karena dari situ kita tumbuh dan menemukan jati diri kita sendiri,” ucapnya hangat.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau