Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Upaya Universitas Tarakanita Cegah "Bullying" dan Jaga Kesehatan Mental

Kompas.com - 25/10/2025, 19:29 WIB
Melvina Tionardus,
Mahar Prastiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Isu bullying (perundungan) dan kekerasan baik fisik maupun seksual masih menjadi keprihatinan dalam dunia pendidikan tinggi.

Seperti dalam kasus tewasnya mahasiswa Universitas Udayana (Unud), Timothy Anugerah Saputra yang diiringi dugaan bullying.

Serta meninggalnya Hanna Putri mahasiswi UIN Raden Mas Said Surakarta yang kesehatan mentalnya tidak baik-baik saja.

Keduanya meninggal dalam pekan yang sama pada pertengahan Oktober 2025 dan dengan cara yang sama yakni lompat dari gedung kampus.

Sebagai perguruan tinggi baru, Universitas Tarakanita tak lupa menerapkan berbagai program dan nilai-nilai kehidupan kepada para mahasiswanya.

Baca juga: Begini Cara Singapura dan Jepang Atasi Kasus Bullying di Sekolah

Semangat bela rasa itu menjadi hal penting

Rektor Universitas Tarakanita, Dr. Antonius Singgih Setiawan, S.E., M.Si., Ak. mengatakan ada tim Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS) yang telah disiapkan sejak dulu berstatus sekolah tinggi STARKI.

"Tentunya dengan menjadi universitas itu akan kita perbarui lagi, akan kita tingkatkan lagi," kata Antonius Singgih usai acara peresmian di kampus yang berlokasi di Pondok Kelapa, Jakarta Timur, Rabu (22/10/2025).

Kemudian, Universitas Tarakanita atau UTarki juga mengadakan mata kuliah khusus untuk menghidupi nilai-nilai misi dari kongregasi Santo Carolus Borromeus (CB).

Nilai-nilai ini dikenal dengan istilash Cc5 (compassion, celebration, competence, conviction, creativity, community).

"Yang intinya semangat bela rasa itu menjadi hal penting. Dan kalau itu dijabarkan dan dihidupi, sebenarnya aktivitas bullying, kekerasan seksual, kemudian rasisme itu tidak ada. Karena semua akan menghidupi sesuatu yang sifatnya toleransi, mencintai manusia dan alam sekitar," jelas Antonius Singgih.

Baca juga: Komisi X DPR RI: Pelaku Bullying di Unud Harus Kena Sanksi

Ilustrasi kesehatan mentalShutterstock/SewCream Ilustrasi kesehatan mental

Kesehatan mental

Antonius mengatakan semangat humanisme, semangat untuk bela rasa itu menjadi kekuatan Universitas Tarakanita untuk menyelenggarkan pendidikan.

Itulah yang akan kami upayakan, dan ini akan menjadi penciri pembeda dengan perguruan-perguruan yang lain.

"Dengan humanisme artinya kan masing-masing harus berbela rasa, saling mencintai, saling menghargai. Itu akan menjadi energi positif bagi siapapun sehingga kalaupun ada permasalahan bisa dibicarakan bersama. Ada teman yang kesusahan, yang lain akan memberikan bela rasanya. sehingga itu akan meringankan beban mental. Kalau itu terjadi maka semua akan sehat dalam hal mental," tutur Antonius Singgih.

Ketua Pembina Yayasan Pendidikan Tinggi Tarakanita, Dr. Sr. Yustiana Wiwiek Iswanti CB, M.Pd. menambahkan, di universitas ini tersedia program bimbingan konseling Campus Ministry.

"Di situ ada tim dengan background psikologi macam-macam, terbuka bagi setiap mahasiswa untuk bimbingan, berbicara dari hati ke hati ketika menghadapi masalah," tutur Sr. Yustiana.

Baca juga: Pentingnya Edukasi Penggunaan Medsos pada Siswa, Bisa Cegah Cyber Bullying

Lebih lanjut, Universitas Tarakanita mengembangkan persaudaraan sejati lintas iman dan religi lewat Cc5 tersebut.

Sebagai informasi, kini STARKI berubah status menjadi Universitas Tarakanita dengan lima prodi S1 dan satu prodi D3.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau