KOMPAS.com - Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) menilai pemerintah belum tuntas dalam melakukan sosialisasi Tes Kemampuan Akademik (TKA) ke sekolah dan siswa.
Menurut Kepala Bidang Advokasi Guru P2G Iman Zanatul Haeri, sosialisasi juga seharusnya dilakukan tanpa ada harus menumbuhkan rasa khawatir pada siswa.
Hal ini diungkapkan Iman terkait dengan adanya siswa yang membuat petisi agar pelaksanaan TKA dibatalkan.
"Menurut kami kementerian belum tuntas ya dalam melakukan sosialisasi untuk menjelaskan secara terang-benerang apa tujuan TKA," kata Iman kepada Kompas.com, Selasa (28/10/2025).
Baca juga: Persiapan Dinilai Terlalu Singkat, Siswa Buat Petisi Batalkan TKA
"Lalu kemudian menjelaskan kepada pihak sekolah apa yang harus dilakukan selama TKA ini. Lalu kemudian masalah TKA yang menyebabkan kepanikan dan juga menjamurnya bimbel ya," lanjut Iman.
Iman menilai berbagai macam masalah seperti kepanikan pada siswa dan orangtua serta menjamurnya bimbingan belajar (bimbel) harusnya bisa diantisipasi oleh pemerintah.
Salah satunya dengan melakukan sosialisasi sehingga apa yang tidak ada kekagetan yang dirasakan sekolah, siswa, dan orangtua pada pelaksanaan TKA.
"Saya kira ini sosialisasi yang harusnya diselesaikan karena bagaimanapun kepanikan di dalam penyelenggaran tes itu sesuatu yang pasti ada dan seharusnya kita antisipasi," tandas Iman.
Sebelumnya diberitakan, muncul petisi batalkan TKA yang digelar oleh pemerintah pusat yakni Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) di laman change.org.
Dikutip dari laman resmi change.org Selasa (28/10/2025), petisi tersebut dibuat oleh akun siswa Agit dan telah ditandatangani oleh 155.930 orang.
Baca juga: 5 Siswa SMA-SMK yang Bisa Ikut TKA Susulan 2025
Dalam pemaparan masalah, siswa Agit menjelaskan alasannya membuat petisi ini. Dia menerangkan, sebagai siswa yang akan menjalani TKA ia dan teman-temannya sangat merasa prihatin karena tekanan dalam belajar bertambah.
"Sebagai salah satu dari banyak siswa yang akan menghadapi TKA 2025, saya, bersama teman-teman seangkatan, merasakan keprihatinan yang mendalam," tulis Siswa Agit dikutip dari laman change.org, Selasa.
"Sistem baru ini tidak hanya menambah tekanan pada kami, tetapi juga mempermainkan masa depan pendidikan kami," lanjut dia.
Siswa Agit nilai, pelaksanaan TKA 2025 menimbulkan banyak masalah, termasuk pengesahan yang tiba-tiba tanpa pemberitahuan yang memadai untuk tingkat SMA.
Selain itu, penetapan kisi-kisi yang terlambat menyulitkan kami dalam melakukan persiapan yang optimal.