Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendikdasmen Sebut TKA sebagai Alat untuk Bangkitkan Motivasi Belajar Siswa

Kompas.com - 02/11/2025, 09:02 WIB
Sania Mashabi,
Mahar Prastiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti mengungkap alasan mengapa kembali menghidupkan ujian nasional (UN) melalui Tes Kemampuan Akademik (TKA).

Menurut Mu'ti, hal itu disebabkan karena ada kemunduran dalam proses pembelajaran atau learning loss akibat pandemi Covid-19 yang berdampak pada penurunan motivasi belajar.

"Tes Kemampuan Akademik itu, kita kan mengalami learning loss. Sebagian dari learning loss itu menurut saya, karena memang kita tidak punya alat evaluasi yang memacu anak untuk belajar lebih," kata Mu'ti dikutip dari akun YouTube Kompas.com, Sabtu (1/11/2025).

Oleh karena itu, kata Mu'ti, pihaknya kembali mengadakan TKA sebagai alat untuk membangkitkan semangat dan motivasi belajar siswa.

Baca juga: Petisi Tolak TKA Tembus 200 Ribu Tanda Tangan, Mendikdasmen: The Show Must Go On

TKA tidak wajib dan bukan penentu kelulusan

Kendati demikian, Mu'ti menegaskan bahwa TKA berbeda dengan UN (Ujian Nasional) karena tidak wajib diikuti siswa dan tidak menjadi penentu kelulusan.

"Yang berbeda dengan yang sebelumnya kan, yang dulu ketika ada UN kan semuanya harus wajib," ujarnya.

Mu'ti menegaskan, keberadaan TKA bukan untuk menentukan seorang siswa lulus atau tidak dari sekolah, tetapi melihat sejauh mana capaian belajar siswa.

Walau tidak wajib, Mu'ti menuturkan bahwa nilai TKA memiliki banyak manfaat antara lain sebagai salah satu syarat wajib jika ingin masuk perguruan tinggi negeri (PTN) lewat jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP).

"Nanti juga kami akan gunakan TKA itu untuk seleksi SPMB, jalur prestasi, di tingkat SD ke SMP, SMP ke SMA," jelas Mu'ti.

Baca juga: Cerita Siswa Ikut Gladi Bersih TKA, Bisa Paham Mekanisme dan Atasi Kendala

Petisi batalkan TKA

Sementara itu, kini muncul penandatanganan petisi pembatalan TKA di laman change.org. Dikutip dari laman resmi change.org Sabtu (1/11/2025) malam, petisi yang dibuat oleh akun Siswa Agit dan telah ditandatangani oleh 240.212 orang.

"240.212 tandatangan terverifikasi," demikian yang tertulis di laman change.org, Sabtu.

Dalam pemaparan masalah, Siswa Agit menjelaskan alasannya membuat petisi ini. Dia menerangkan, sebagai siswa yang akan menjalani TKA ia dan teman-temannya sangat merasa prihatin karena tekanan dalam belajar bertambah.

"Sebagai salah satu dari banyak siswa yang akan menghadapi TKA 2025, saya, bersama teman-teman seangkatan, merasakan keprihatinan yang mendalam," tulis Siswa Agit dikutip dari laman change.org, Selasa.

"Sistem baru ini tidak hanya menambah tekanan pada kami, tetapi juga mempermainkan masa depan pendidikan kami," lanjut dia.

Siswa Agit nilai, pelaksanaan TKA 2025 menimbulkan banyak masalah, termasuk pengesahan yang tiba-tiba tanpa pemberitahuan yang memadai untuk tingkat SMA.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau