Selain itu, penetapan kisi-kisi yang terlambat menyulitkan kami dalam melakukan persiapan yang optimal.
Baca juga: Jumlah Penandatangan Petisi Pembatalan TKA Capai 235.028 Orang
Menurut Siswa Agit, TKA untuk jenjang SMA pertama kali dikabarkan dan diresmikan pada 8 Juni 2025, sementara peraturan terkaitnya baru diundangkan pada 3 Juni 2025.
Kemudian, menurut dokumen Salinan Perkaban Nomor 45 Tahun 2025 tentang Kerangka Asesmen TKA SMA/MA dan SMK/MAK penetapannya dilakukan pada 14 Juli 2025.
"Dari 14 Juli hingga 3 November, para guru dan murid hanya memiliki waktu tersisa 112 hari alias sekitar 3,5 bulan," lanjut Siswa Agit.
Siswa Agit menuturkan, Pusat Asesmen Pendidikan (Pusmendik) Kemendikdasmen bahkan baru memulai pelaksanaan Simulasi TKA Online untuk jenjang SMA/MA/SMK/MAK dan sederajat secara resmi pada 6 Oktober 2025.
Dalam membuat kisi-kisi, tambah Siswa Agit, para guru bimbel sudah berusaha membuat perkiraan soal mulai dari bulan Juli setelah kisi-kisi dibagikan.
Namun ternyata perkiraan soal tersebut kata Siswa Agit, sama sekali tidak akurat bahkan jika hanya dibandingkan dengan perkiraan soal dari Pusmendik.
"Akibatnya, perkiraan soal baru dirancang kembali oleh para guru setelah simulasi TKA online pertama," tulisnya lagi.
"Waktu persiapan yang sangat singkat akibat jadwal kelas 12 yang padat hanya menambah tantangan yang kami hadapi," Siswa Agit menambahkan.
Siswa Agit juga menilai, cakupan materi TKA terlampau luas semakin memperburuk keadaan dan membuat siswa sulit memperkirakan soal-soal yang mungkin muncul.
Ketidakjelasan tersebut, kata Siswa Agit, menambah beban mental yang dirasakan siswa dan banyak sekolah yang tidak memberikan dukungan atau fasilitas yang memadai bagi siswa kelas 12.
Siswa Agit juga menilai, penggunaan Kurikulum Merdeka dan pelaksanaan TKA sangat tidak tepat karena beberapa oknum guru terkesan tidak maksimal dalam mengajar.
Beberapa sekolah juga masih melaksanakan ujian praktik berlebihan yang membuat jadwal siswa semakin padat dan kesulitan mempersiapkan diri ikut TKA.
"Ini hanya dilihat dari sudut pandang saya dan teman-teman saya yang bahkan sudah mengikuti bimbel. Bayangkan, betapa sulitnya bagi beberapa dari kami yang tidak mampu membayar guru bimbel," tulis Siswa Agit.
Siswa Agit menuturkan, sebelumnya siswa-siswa masih merasa optimistis dengan harapan akan dukungan dari sekolah dan pemerintah.
Namun, mendekati tanggal pelaksanaan TKA dengan kekhawatiran dan rasa tidak siap yang sangat besar.
Baca juga: Tak Sekadar Ujian, TKA Jadi Ajang Kemandirian Siswa Berkebutuhan Khusus
Oleh karena itu, Siswa Agit meminta pemerintah dan pihak terkait untuk meninjau kembali keputusan pelaksanaan TKA dan adanya penundaan atau pembatalan pelaksanaan TKA 2025.
"Sehingga kami dapat mempersiapkan diri dengan lebih baik," jelas Siswa Agit.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang