KOMPAS.com - Madu dikenal sebagai pemanis alami yang serbaguna—bisa ditambahkan ke saus salad, digunakan untuk melapisi ayam panggang, atau diteteskan di atas yogurt dan roti bakar.
Namun, muncul pertanyaan penting bagi sebagian orang: apakah aman mengonsumsi madu jika seseorang alergi terhadap lebah atau serbuk sari?
Dua pakar alergi, Ankasha Ganju, ahli alergi dan imunologi bersertifikat dari Latitude Food Allergy Care, dan Raj Dasgupta, penasihat medis utama di Sleepopolis, menjelaskan fakta medis di balik kekhawatiran ini.
Alergi terhadap sengatan lebah, apa tandanya?
Menurut DGanju, seseorang umumnya baru mengetahui dirinya alergi terhadap lebah setelah mengalami sengatan dan bereaksi buruk. Gejala ringan biasanya berupa kemerahan, bengkak, dan nyeri di area yang tersengat.
Namun, dalam kasus yang lebih parah, bisa terjadi anafilaksis, yaitu reaksi alergi berat yang mengancam jiwa.
Menurut Mayo Clinic, anafilaksis dapat muncul dalam hitungan detik atau menit setelah terpapar alergen, menyebabkan gangguan pada pernapasan, tekanan darah, hingga kulit.
Meski ada tes kulit dan darah untuk mendeteksi sensitivitas terhadap racun lebah, Ganju menekankan bahwa tes tersebut tidak bisa memprediksi seberapa berat reaksi yang mungkin terjadi.
Tes ini biasanya hanya dilakukan jika seseorang memiliki riwayat keluarga dengan alergi berat.
Alergi lebah: Amankah minum madu?
Kabar baiknya, menurut kedua dokter, madu umumnya aman dikonsumsi bagi orang yang alergi terhadap lebah.
“Risiko terjadinya reaksi alergi yang nyata sangat rendah,” jelas Ganju.
Artinya, meskipun madu berasal dari lebah, zat yang menyebabkan alergi terhadap sengatan lebah tidak terdapat dalam madu itu sendiri.
Alergi serbuk sari: Haruskah menghindari madu?
Bagi orang dengan alergi serbuk sari, jawabannya sedikit lebih kompleks. Dasgupta menjelaskan bahwa kebanyakan penderita alergi serbuk sari tetap bisa mengonsumsi madu, terutama madu yang sudah dipasteurisasi.
Namun, bagi mereka yang sangat sensitif terhadap jenis serbuk tertentu seperti ragweed atau birch, bisa muncul reaksi ringan seperti gatal di mulut atau tenggorokan, terutama jika mengonsumsi madu mentah (raw honey) yang belum disaring.
Apakah bisa alergi terhadap madu?
Kasus ini jarang, tetapi mungkin terjadi. Beberapa orang bisa bereaksi terhadap senyawa tanaman atau protein dari lebah yang terdapat di dalam madu, bukan terhadap racun lebah atau serbuk sari.
Jika setelah makan madu muncul gejala seperti biduran, gatal, atau gangguan pencernaan, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter alergi untuk mengetahui penyebab pastinya.
Kesimpulan
Baik penderita alergi lebah maupun serbuk sari tidak selalu harus menghindari madu. Risiko reaksi alergi yang serius tergolong sangat rendah.
Namun, bila setelah mengonsumsi madu muncul gejala seperti gatal, ruam, atau sesak napas, segera hentikan konsumsi dan temui ahli alergi.
https://www.kompas.com/food/read/2025/10/17/213008175/amankah-mengonsumsi-madu-jika-alergi-lebah-atau-serbuk-sari