KOMPAS.com - Banjarmasin merupakan salah satu daerah di Indonesia yang masih memeluk erat adat istiadat. Berbagai upacara dan ritual adat kerap dilakukan di sana.
Ritual yang dilakukan di Banjarmasin seperti batasmiah, baaruhan (selamatan), bakawinan (pesta pernikahan), batajak rumah, dan sebagainya.
Melansir Jurnal Pendidikan Sosiologi Antropologi yang berjudul "Tradisi Makan Urang Banjar" oleh Alfisyah (2019) menjelaskan, dari semua ritual yang dilakukan, terdapat empat jenis makanan wajib yang disuguhkan, di antaranya adalah:
Baca juga:
Soto Banjar merupakan makanan khas Suku Banjar. Makanan ini disajikan bersama ketupat dan menggunakan ayam kampung.
Proses pembuatan soto banjar yang tergolong sederhana membuat kuliner ini menjadi makanan utama untuk suguhan saat upacara atau ritual di Banjarmasin.
"Pembuatan soto ini simpel, makanya hampir di setiap hajatan atau acara-acara di lingkungan masyarakat, seperti gotong royong, pasti ada soto banjar," kata Ahli Cagar Budaya Banjarmasin Mursalin dalam webinar Potensi soto banjar sebagai Gastro Destination Kota Banjarmasin pada Senin (20/12/2021).
Soto banjar terdiri dari aneka isian, seperti bihun, telur rebus, suwiran ayam kampung, perkedel, dan taburan bawang goreng.
Penyajian soto banjar yang menggunakan banyak bahan, kerap melibatkan banyak orang saat upacara. Sehingga dapat menumbuhkan kerjasama antar masyarakat Banjar.
Katupat kandangan adalah salah satu kuliner tradisional dari kota Kandangan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan.
Ketupat ini berbeda dengan yang membedakan adalah penyajian katupat kandangan menggunakan iwak haruan atau ikan gabus sebagai lauknya.
Iwak atau ikan gabus yang disantap, diolah dengan cara dibakar dan direbus terlebih dahulu.
Uniknya, saat mengonsumsi katupat kandangan, masyarakat Banjar harus menggunakan tangan kosong, tanpa menggunakan sendok dan garpu. Ini dilakukan agar makanan terasa lebih nikmat.
Meskipun disajikan menggunakan kuah, katupat kandangan tetap dimakan menggunakan tangan. Mulai dari menghancurkan katupat hingga memakannya. Istilah cara makan seperti ini disebut brubaker dan laitin.
Hidangan nasi kuning kerap disajikan sebagai suguhan saat perayaan oleh masyarakat Indonesia. Salah satunya di Banjarmasin.