KOMPAS.com - Blok M tak hanya ramai dengan kafe kekinian. Di pusat perbelanjaan Jakarta Selatan ini, makanan kaki lima bernama gultik juga menjadi unggulan.
Gulai tikungan (gultik) pada dasarnya dibuat dari daging sapi berupa jeroan, tetelan, hingga lemak, yang dipotong kecil-kecil, dimasak dengan banyak bumbu dan rempah.
Baca juga: 5 Kuliner di Blok M, Ada Gultik dan Sate RSPP
Kuah gultik berwarna kekuniangan dan terasa gurih karena campuran santan dan bumbu penyedap.
Biasanya, penjual gultik di Blok M menjajakan makanan ini dengan porsi kecil seharga belasan ribu.
Meski disajikan bersama nasi, sering kali gultik tak cukup dikonsumsi satu porsi. Pembeli umumnya memesan tambahan gultik setelah menghabiskan seporsi makanan ini.
Dikutip dari Indonesia Go, Jumat (3/1/2025), nama gultik berasal dari tikungan di mana makanan ini pertama kali dijual.
Banyak penjual gultik berjejer di belakang Blok M Plaza, tepatnya di tikungan Jalan Mahakan dan Jalan Bulungan, seperti dilaporkan Kompas.com, Selasa (10/9/2013).
Baca juga:
Pangkalan penjual gultik asal Sukoharjo, Jawa Tengah, tersebut bisa ditemui dari sore hingga tengah malam. Pelanggannya datang dari berbagai kalangan.
Bisa dilihat dari pembeli yang datang berjalan kaki, menaiki motor, dan membawa mobil.
Gareng, salah satu penjual gultik di Blok M, mengaku sudah menjajakan makanan ini sejak puluhan tahun lalu sejak 1990-an.
Sekitar tahun 1985 hingga 1990-an ditandai sebagai awal mula gultik muncul di Blok M. Harganya masih Rp 500 per porsi, dikutip dari Sajian Sedap.
Setelah muncul di media massa, kesuksesan penjual gultik di Blok M mulai terdengar dan menambah banyak penjual lainnya sejak 1992.
Baca juga:
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di siniView this post on Instagram