KOMPAS.com - Kopi sudah menjadi bagian dari rutinitas banyak orang di seluruh dunia. Menurut National Coffee Association, sekitar 62 persen orang Amerika minum kopi setiap hari, dengan rata-rata lebih dari tiga cangkir per orang.
Selain membuat tubuh lebih segar dan berenergi, kopi juga memiliki beragam manfaat kesehatan.
Namun, ada satu pertanyaan klasik yang sering muncul: apakah kopi bisa menyebabkan dehidrasi?
Ilisa Nussbaum, seorang ahli gizi bersertifikat dari Connecticut, menjelaskan bahwa pengaruh kopi terhadap hidrasi sangat bergantung pada kebiasaan seseorang.
“Pertanyaan ini sangat umum, dan jawabannya memang ‘tergantung’,” ujarnya.
Marie A. Spano, ahli gizi olahraga ternama yang pernah bekerja dengan tim olahraga profesional di Amerika Serikat, menambahkan bahwa bagi peminum kopi rutin, tidak ada alasan untuk khawatir.
Baca juga: Tantangan Jaga Kualitas Kopi Indonesia, Petani Ingin Cepat Jual Hasil Tanam
“Orang yang secara teratur mengonsumsi kopi berkafein akan mengembangkan toleransi terhadap efek diuretiknya. Jadi, secangkir kopi dalam sehari tidak akan berdampak signifikan terhadap status hidrasi tubuh,” jelas Spano.
Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi dua hingga empat cangkir kopi per hari (sekitar 240 ml per cangkir) hampir tidak memengaruhi tingkat hidrasi pada peminum kopi rutin.
Meskipun kafein memang bersifat diuretik, efek tersebut menurun seiring dengan kebiasaan konsumsi yang teratur.
Ilustrasi Americano.Bahkan, untuk menyebabkan dehidrasi yang berarti, seseorang harus minum lebih dari 500 mg kafein per hari, setara dengan sekitar enam cangkir kopi.
Jadi, jika kamu hanya minum satu atau dua cangkir kopi dalam sehari, risiko dehidrasi hampir tidak ada.
Bagi orang yang jarang minum kopi, efek diuretik bisa terasa lebih nyata. Tubuh mereka belum terbiasa dengan kafein, sehingga bisa mengalami peningkatan frekuensi buang air kecil setelah minum dua atau tiga cangkir.
Namun, efeknya tetap bersifat ringan dan sementara.
“Pada mereka yang tidak terbiasa dengan kafein, peningkatan keluaran urin biasanya singkat dan tidak signifikan,” kata Spano.
Baca juga: Secangkir Rp 11 Juta, Begini Sensasi Kopi Termahal di Dunia
Jika kamu jarang minum kopi dan merasa lebih sering ke kamar mandi setelah meminumnya, sebaiknya imbangi dengan minum air putih lebih banyak.
Selain itu, jika kamu sempat berhenti minum kopi selama beberapa hari karena sakit atau alasan lain, sebaiknya mulai lagi secara bertahap agar tubuh bisa beradaptasi kembali.
Setiap orang memiliki kebutuhan cairan yang berbeda, tergantung usia, ukuran tubuh, dan aktivitas fisik. Karena itu, penting untuk memperhatikan bagaimana tubuhmu bereaksi terhadap kafein.
Berikut beberapa tips dari ahli gizi agar tetap terhidrasi meski sering minum kopi:
Bagaimana dengan kopi tanpa kafein (decaf)? Meski masih mengandung sedikit kafein, efek diuretiknya jauh lebih ringan dibanding kopi biasa.
Kopi tidak secara signifikan menyebabkan dehidrasi, terutama bagi mereka yang sudah terbiasa meminumnya setiap hari. Meski begitu, tetap penting untuk menjaga asupan cairan dari sumber lain, terutama air putih.
Baca juga: Kopi Liberika Jadi Komoditas Unggulan IKN, Apa Istimewanya?
“Perhatikan bagaimana tubuhmu bereaksi terhadap kopi, apakah memengaruhi tidur, frekuensi buang air, atau rasa haus. Itu cara terbaik untuk memahami keseimbangan hidrasi tubuhmu,” kata Ilisa Nussbaum.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang