WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Wakil Presiden AS Kamala Harris masih unggul tipis dari pesaingnya mantan Presiden AS Donald Trump dalam jajak pendapat terbaru sepekan jelang Pilpres AS 2024.
Menurut jajak pendapat dari Reuters/Ipsos yang dirilis pada Selasa (29/10/2024) tersebut, Harris hanya unggul 1 persen dari Trump.
Kandidat dari Partai Demokrat itu mendapat dukungan 44 persen secara nasional, sedangkan kandidat dari Partai Republik Donald Trump memperoleh 43 persen.
Baca juga: Jajak Pendapat Terbaru Reuters/Ipsos: Kamala Harris Unggul Tipis dari Trump
Jajak pendapat selama tiga hari yang berakhir pada Minggu (27/10/2024) tersebut menunjukkan adanya persaingan ketat menjelang hari pemilihan pada Selasa (5/11/2024) mendatang.
Jajak pendapat ini dikatakan memiliki margin kesalahan sekitar tiga poin persentase di kedua arah.
Meskipun Harris telah memimpin Trump dalam setiap jajak pendapat Reuters/Ipsos terhadap pemilih terdaftar sejak ia memasuki persaingan pada Juli, keunggulannya terus menyusut sejak akhir September.
Jajak pendapat Reuters/Ipsos sebelumnya yang dilakukan pada 16-21 Oktober menunjukkan Harris unggul 2 persen atas mantan Presiden Trump.
Jajak pendapat baru yang mensurvei 1.150 orang dewasa AS di seluruh negeri, termasuk 975 pemilih terdaftar ini menunjukkan Trump dengan keunggulan yang signifikan atas Harris dalam beberapa masalah yang dianggap paling mendesak oleh para pemilih.
Ketika ditanya siapa di antara kedua kandidat yang memiliki pendekatan yang lebih baik terhadap ekonomi, pengangguran, dan lapangan pekerjaan, para pemilih dalam jajak pendapat tersebut memilih Trump dengan perbandingan 47 persen berbanding 37 persen.
Trump memiliki keunggulan di bidang ekonomi selama kampanye dan 26 persen pemilih dalam jajak pendapat terbaru menyebutkan pekerjaan dan ekonomi sebagai masalah yang paling mendesak di negara ini, dibandingkan dengan 24 persen yang menyebutkan ekstremisme politik dan 18 persen yang menyebutkan imigrasi.
Baca juga: Pilpres AS, Leonardo DiCaprio dan Beyonce Dukung Kamala Harris
Keunggulan terbesar Trump dalam hal kebijakan bisa jadi ada pada masalah imigrasi, di mana ia telah mengajukan proposal garis keras yang mencakup deportasi massal para migran yang masuk ke AS secara ilegal.
Sebanyak 48 persen pemilih dalam jajak pendapat terbaru mengatakan bahwa pendekatan Trump terhadap imigrasi adalah yang terbaik, lebih tinggi dari 33 persen yang memilih Harris.
Jajak pendapat tersebut juga menunjukkan bahwa keunggulan Harris dalam isu ekstremisme politik semakin menipis.
Sekitar 40 persen pemilih dalam jajak pendapat mengatakan bahwa dia memiliki pendekatan yang lebih baik dalam menangani ekstremisme politik dan ancaman terhadap demokrasi, dibandingkan dengan 38 persen yang memilih Trump.
Harris unggul 2 persen dalam isu ini dibandingkan dengan keunggulan tujuh poin atas Trump dalam hal ekstremisme pada jajak pendapat 16-21 Oktober.
Baca juga: Editor LA Times Mundur Setelah Pemilik Tolak Dukungan untuk Kamala Harris