Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Para Pembelot Korut di Korsel Serius Mau ke Ukraina, Berniat Pengaruhi Tentara Korut untuk Ikut Membelot, Seperti Apa Strareginya?

Kompas.com - 02/12/2024, 18:00 WIB
BBC News Indonesia,
Irawan Sapto Adhi

Tim Redaksi

SEOUL, KOMPAS.com - Sekelompok pembelot Korea Utara yang kini tinggal di Korea Selatan tengah mengambil ancang-ancang untuk melakukan misi yang berani dan belum pernah terjadi sebelumnya.

Mereka berencana pergi ke garis depan perang Ukraina-Rusia dan mengajak tentara Korea Utara yang ditugaskan di sana untuk ikut membelot.

Para pembelot Korea Utara berpendapat pengetahuan yang mereka miliki mengenai pola pikir dan struktur militer negara itu membuat mereka sangat siap untuk membujuk para tentara—yang mereka yakini telah terdoktrin menganggap kematian mereka sebagai suatu yang "mulia"—agar membelot.

Baca juga: AS Melihat Tentara Korea Utara Segera Masuki Medan Perang Lawan Ukraina

Laporan bahwa Korea Utara mengerahkan sekitar 10.000 pasukan ke Rusia untuk bertempur melawan Ukraina telah memicu kekhawatiran di kalangan pembelot di Korea Selatan.

Banyak dari mereka memandang ini sebagai langkah pemimpin Korea Utara Kim Jong Un untuk mengamankan dana bagi negaranya dan memodernisasi teknologi militernya.

Adapun Badan Intelijen Nasional Korea Selatan memperkirakan bahwa tiap prajurit yang dikerahkan memperoleh upah 2.000 dollar AS (sekitar Rp 31 juta) tiap bulan—yang dianggap sebagai keuntungan besar bagi Pyongyang.

Kendati tentara Korea Utara pernah dikerahkan dalam Perang Vietnam pada 1970-an, keterlibatan mereka di Perang Ukraina menandai kali pertama langkah serupa dilakukan dalam peperangan modern.

Korea Utara dan Selatan secara teknis berperang sejak berakhirnya Perang Korea—yang berlangsung sejak 1950-1953—yang masing-masing didukung oleh China dan AS, dan terjebak dalam hubungan yang tegang hingga kini.

Diperkirakan 34.000 warga Korea Utara telah membelot ke Korea Selatan sejak semenanjung Korea terbagi dua lebih dari 70 tahun lalu.

Baca juga: AS Konfirmasi Tentara Korea Utara Mulai Terlibat Operasi Tempur Bersama Pasukan Rusia

Panggilan untuk beraksi

Dua kelompok masyarakat yang dipimpin oleh pembelot Korea Utara—North Korean Christian Soldiers’ Association dan North Korean Defector Senior Army—telah mengeluarkan pernyataan bersama yang mengecam "perilaku tidak manusiawi" pemerintah Korea Utara dan mendesak para pembelot diizinkan bepergian ke Ukraina.

"Kami mengutuk keras perilaku tidak manusiawi rezim Kim Jong Un yang mengirim putra-putra rakyat sebagai umpan meriam untuk mengamankan dana bagi kekuasaannya dan memodernisasi peralatan perangnya," kata mereka.

Sim Ju-il, mantan perwira dan pemimpin Asosiasi Tentara Kristen Korea Utara, meyakini ada urgensi yang mendesak terhadap misi tersebut.

"(Tentara Korea Utara yang dikirim) mungkin bertempur di bawah ilusi yang ditanamkan oleh pendidikan mereka di Korea Utara, dengan keyakinan bahwa 'Kematian saya adalah kematian yang mulia'. Kami harus membuat mereka sadar bahwa itu tidak benar'," kata Sim Ju-il.

"Jika saya maju ke garis depan, saya mungkin akan berhadapan dengan senjata dan peluru bersama tentara Korea Utara. Namun, fokus saya adalah mendidik mereka tentang realitas perang," imbuhnya.

Baca juga: Tentara Korea Utara yang Akan Berperang di Ukraina Dilaporkan Tak Terlatih dan Kekurangan Nutrisi

Strategi

Para pembelot mengusulkan berbagai metode untuk mencapai pasukan Korea Utara yang dikerahkan di Perang Ukraina, menggunakan perang psikologis melalui selebaran yang dijatuhkan menggunakan pesawat tanpa awak, siaran megafon, dan kampanye media sosial.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau