Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perang di Suriah, Seorang Ayah Justru Bisa Bertemu Putranya yang Terpisah sejak 2016

Kompas.com - 05/12/2024, 17:57 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber AFP

DAMASKUS, KOMPAS.com - Konflik atau perang di Suriah menyebabkan banyak orang mengungsi. Tapi, bagi sebagian orang justru menjadi momen yang ditunggu-tunggu.

Seperti yang dialami Bahria Bakkur (43). Momen itu bisa menjadi reuni bagi dirinya dengan putranya yang terpisah ketika pasukan pemerintah merebut kembali kendali atas kota mereka.

Mereka berdua terpisah hampir satu dekade. Bakkur kemudian bisa memeluk lagi putranya Mohammed Jomaa (25).

Baca juga: Tentara Suriah Pukul Mundur Pemberontak di Dekat Kota Hama

Dikutip dari AFP pada Kamis (5/12/2024), Bakkur terakhir kali bertemu dengan putranya pada 2016, ketika pasukan Presiden Suriah Bashar al-Assad merebut kembali distrik timur Aleppo setelah pengepungan yang brutal.

Jomaa adalah salah satu dari puluhan ribu orang yang telah meninggalkan kota itu pada awal perang, dan baru kembali beberapa hari ini.

"Ini adalah kegembiraan yang tak terlukiskan. Saya masih tidak percaya saya kembali ke Aleppo," tutur Jomaa.

Diketahui, sejak meninggalkan Aleppo, Jomaa menghabiskan beberapa tahun di Afrin yang dikuasai pemberontak, sekitar 40 kilometer dari rumah keluarganya.

"Kami tahu bahwa kami tidak dapat tinggal di Aleppo karena kami dicap sebagai teroris. Kami terjebak dan harus meninggalkan Aleppo," kata Jomaa, yang mengenakan rompi militer dan syal keffiyeh tradisional berwarna merah-putih.

"Terima kasih Tuhan, saya sudah melihatnya. Rasanya seperti seluruh dunia tersenyum kepada saya," tutur ibunya.

Baca juga: Konflik di Suriah Guncang AS, Bisa Memberi Peluang Donald Trump

Di beberapa bagian kota, jalanan sepi dan penduduk gelisah, takut situasi akan memburuk.

Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan pada Rabu bahwa 115.000 orang telah mengungsi di Idlib dan Aleppo utara akibat pertempuran tersebut.

Utusan PBB Geir Pedersen mengatakan, perkembangan terbaru telah memicu reaksi yang berbeda di antara orang-orang Suriah.

Yakni ancaman serius bagi sebagian orang, sinyal harapan bagi yang lain dan mendesak perlindungan warga sipil.

Bagi Jomaa, kegembiraan bersatu kembali dengan keluarganya tidak lengkap.

Ia mengatakan ayahnya ditahan oleh pasukan rezim setelah mereka kembali menguasai Aleppo pada 2016, dan sejak itu, mereka tidak tahu apa pun tentangnya.

"Saya hanya berharap ayah saya kembali," harap Jomaa.

Baca juga: Hizbullah Tak Berniat Kirim Pasukannya ke Suriah, Ini Alasannya

Tepat di luar rumah, kerabat dan tetangga datang untuk menyambut Jomaa saat ia kembali, meskipun percakapan segera beralih ke berita terbaru dari medan perang.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau