Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Militer Uganda Bunuh 242 Pemberontak di RD Kongo Timur

Kompas.com - 22/03/2025, 20:07 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber Reuters

KAMPALA, KOMPAS.com - Tentara Uganda menewaskan sebanyak 242 orang yang tergabung dalam kelompok pemberontak Kongo di seberang perbatasan Kongo timur awal minggu ini.

Meski demikian, kelompok pemberontak bernama CODECO itu membantah klaim milier Uganda tersebut.

Juru bicara militer Uganda Chris Magezi mengatakan, ratusan anggota CODECO menyerang pos militer Pasukan Pertahanan Rakyat Uganda (UPDF) di daerah Fataki, Kongo, di Provinsi Ituri, pada Rabu (19/3/2025) dan Kamis (20/3/2025).

Baca juga: Drone Rusia Bunuh 1 Keluarga Ukraina Jelang Perundingan Gencatan Senjata

Tentara membalas pada kedua kesempatan tersebut dan menewaskan 31 orang pada hari pertama dan 211 pada hari kedua, kata Magezi dalam unggahan di X pada Jumat malam.

"Seorang prajurit UPDF tewas dan empat lainnya terluka," imbuh Magezi dikutip dari kantor berita Reuters pada Sabtu (22/3/2025).

Sementara itu, juru bicara CODECO Basa Zukpa Gerson membantah pernyataan tentara tersebut pada Sabtu dengan mengatakan, kelompoknya hanya kehilangan dua orang dan jumlah korban tewas UPDF lebih tinggi.

Sumber Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang enggan disebutkan namanya mengatakan, 70 pemberontak dan 12 tentara Uganda tewas.

"Terjadi bentrokan lebih lanjut antara kedua belah pihak pada Sabtu pagi," kata CODECO dan seorang pemimpin masyarakat sipil setempat.

Anggota CODECO mengatakan, tujuan mereka ialah untuk membela petani Lendu dari para penggembala Hema, yang secara historis telah bentrok memperebutkan tanah.

Kelompok tersebut adalah salah satu dari banyak milisi yang memperebutkan tanah dan sumber daya mineral di Kongo timur, tempat pemberontak M23 yang didukung Rwanda meningkatkan serangan tahun ini dan memperoleh kemajuan terpesat.

Diketahui, konflik tersebut yang berakar pada dampak genosida Rwanda 1994 dan persaingan untuk mendapatkan kekayaan mineral seperti tantalum dan emas, merupakan yang terburuk di Kongo timur sejak perang 1998-2003 melibatkan banyak negara tetangga dan menyebabkan jutaan orang tewas.

Baca juga: Besok, Paus Fransiskus Bakal Tampil Perdana di Depan Publik

Uganda mengirim pasukan ke Kongo pada 2021 untuk membantu pemerintah memerangi kelompok pemberontak lainnya, Pasukan Demokratik Sekutu (ADF), yang berafiliasi dengan ISIS dan melancarkan serangan brutal terhadap desa-desa.

"Pasukan UPDF dikerahkan ke Ituri utara beberapa minggu lalu untuk mencegah ADF menyusup ke daerah tersebut, dan untuk menghentikan ratusan pengungsi Kongo melarikan diri ke Uganda," jelas Magezi.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau