CIUDAD JUAREZ, KOMPAS.com – Sebanyak 381 jenazah ditemukan dalam kondisi ditumpuk sembarangan di sebuah krematorium swasta di Ciudad Juarez, Meksiko Utara.
Temuan ini memicu kekhawatiran terkait kelalaian pengelolaan jenazah di tengah krisis sistem forensik yang melanda negara tersebut.
Kantor kejaksaan negara bagian Chihuahua menyatakan seluruh mayat tersebut tidak dikremasi, dan hanya dibalsem lalu ditumpuk di berbagai ruangan dalam gedung krematorium.
Baca juga: Meksiko Temukan Terowongan Bawah Tanah Tembus ke AS
"Secara awal, kami menemukan 381 mayat yang dibuang sembarangan di krematorium, yang tidak dikremasi," ujar juru bicara kantor kejaksaan, Eloy Garcia, seperti dikutip dari The Guardian, Senin (30/6/2025).
Garcia menjelaskan, jenazah-jenazah itu ditemukan tanpa urutan jelas, dan diletakkan begitu saja satu di atas yang lain.
"Mereka dibuang begitu saja, sembarangan, satu di atas yang lain, di lantai," tuturnya.
Menurut pihak berwenang, semua jenazah tersebut telah melalui proses pembalseman. Diperkirakan, sebagian tubuh telah berada di lokasi itu selama dua tahun terakhir.
Awalnya, laporan media lokal menyebutkan hanya sekitar 60 jenazah yang ditemukan. Namun setelah penyelidikan lanjutan, jumlah mayat meningkat drastis hingga mencapai lebih dari 300.
Garcia juga menuturkan, dalam sejumlah kasus, keluarga korban menerima sesuatu yang berbeda dari abu jenazah yang dijanjikan.
"Alih-alih abu, kerabat diberi materi lain," katanya.
Ia menilai kejadian ini mencerminkan kelalaian serta kurangnya tanggung jawab dari pemilik krematorium. Menurutnya, setiap penyedia jasa kremasi seharusnya memahami kapasitas layanan mereka.
"Anda tidak dapat menerima lebih dari yang dapat Anda proses," ujarnya.
Salah satu administrator krematorium dilaporkan telah menyerahkan diri kepada pihak kejaksaan. Namun demikian, otoritas belum memberikan keterangan apakah jenazah-jenazah tersebut merupakan korban kejahatan.
Baca juga: Remaja 14 Tahun Berhalusinasi dan Jatuh dari Tebing 36 Meter
Diketahui, Meksiko saat ini menghadapi tekanan berat dalam penanganan jenazah akibat kekerasan yang terus terjadi.
Sistem forensik di negara tersebut dilaporkan kewalahan menghadapi banyaknya tubuh yang harus diidentifikasi, sementara sumber daya manusia terbatas dan anggaran terus tertekan.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini