Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Zohran Mamdani Tak Mau Ada Miliarder di New York, Soroti Ketimpangan

Kompas.com - 02/07/2025, 17:14 WIB
Inas Rifqia Lainufar

Penulis

Sumber BBC

NEW YORK, KOMPAS.com – Zohran Mamdani, kandidat dari Partai Demokrat yang akan mengikuti pemilihan Wali Kota New York, menyatakan bahwa keberadaan miliarder di tengah ketimpangan ekonomi merupakan hal yang tidak wajar.

Dalam wawancara dengan NBC pada Minggu (29/6/2025), politisi berusia 33 tahun itu menegaskan bahwa kekayaan ekstrem tidak sejalan dengan realitas sosial di kota terbesar di Amerika Serikat (AS) tersebut.

“Saya berpikir, kita seharusnya tidak memiliki miliarder, karena mereka punya jumlah uang yang begitu besar di saat ketimpangan sangat tinggi,” ujar Mamdani dalam program Meet the Press.

Baca juga: Kiprah Politik Zohran Mamdani: Menang Lawan Eks Gubernur New York, Getol Kritik Trump

Pajak lebih tinggi untuk yang lebih kaya

Selama kampanye, Mamdani mengusung berbagai program populis, termasuk transportasi bus gratis, penitipan anak universal, supermarket milik pemerintah kota, upah minimum 30 dollar AS (Rp 487.425) per jam, dan pembekuan sewa—semuanya akan dibiayai dari pajak yang lebih tinggi bagi 1 persen penduduk terkaya.

Salah satu usul kontroversial di situs kampanyenya adalah menaikkan pajak properti di kawasan yang disebutnya “lebih kaya dan lebih putih.”

Saat ditanya apakah kebijakan itu bersifat rasial, Mamdani menampik.

“Saya hanya menyebut kenyataan sebagaimana adanya,” ujarnya.

Sebelumnya, ia sempat menyoroti realitas ketimpangan di New York.

“Ini kota terkaya di negara terkaya sepanjang sejarah dunia, tapi satu dari empat penduduknya hidup dalam kemiskinan,” ujarnya.

Meski demikian, keputusan untuk menaikkan pajak properti tetap harus mendapat persetujuan dari legislatif dan gubernur negara bagian.

Diserang Trump, dituduh komunis

Presiden AS Donald Trump, dalam wawancara dengan Fox News, mengancam akan menghentikan dana federal untuk New York jika Mamdani terpilih.

Trump bahkan menyebut Mamdani sebagai “komunis murni,” yang kemudian dibantah tegas oleh pria berusia 33 tahun tersebut.

“Saya sudah mulai terbiasa dengan kenyataan bahwa presiden akan bicara soal penampilan saya, cara saya bicara, dari mana saya berasal, siapa saya — semua itu untuk mengalihkan perhatian dari apa yang saya perjuangkan,” kata Mamdani.

Namun, jika terpilih pada pemilihan November mendatang, Mamdani akan menjadi Wali Kota New York pertama yang berasal dari komunitas India-Amerika.

Baca juga: Makin Panas, Trump Ancam Deportasi Zohran Mamdani

 

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau