BEIJING, KOMPAS.com - Fenomena "Rat People" atau "Manusia Tikus" sedang berkembang pesat di China.
Istilah ini viral di media sosial untuk menggambarkan gaya hidup menyendiri, nokturnal, dan cenderung menghindari tekanan hidup modern.
Tak hanya di dalam negeri, fenomena ini juga populer di kalangan mahasiswa dan diaspora China di luar negeri, seperti Inggris dan Singapura.
Baca juga: Jadi Penumpang Sendirian di Pesawat, Pria Ini Bebas Rebahan dan Gratis Makan Semua
Meski terdengar jenaka, tren ini mencerminkan tekanan besar yang dialami generasi muda China dalam dunia akademik dan kerja.
Dilansir dari CNA, Minggu (8/6/2205), Pu Yiqin (23), mahasiswa pascasarjana asal China yang kini menempuh studi di King’s College London, adalah salah satu yang menyebut dirinya sebagai “rat person”.
Ia merekam kehidupan sehari-harinya melalui vlog di aplikasi Xiaohongshu.
Dalam salah satu videonya, Pu tidur lewat pukul 01.30 dini hari sambil bergurau, “Tidur cepat malam ini. Selamat malam.”
Tirai kamarnya juga selalu tertutup rapat. “Cahayanya terlalu terang, tikus butuh suasana gelap untuk bertahan hidup,” katanya.
Fenomena ini mulai viral sejak awal 2024, setelah seorang wanita dari Provinsi Zhejiang membagikan rutinitas seharinya sebagai “rat person” dan mendapatkan lebih dari 400 ribu likes.
Pencarian CNA di Xiaohongshu dan Douyin menunjukkan banyak pemuda China—baik di dalam negeri maupun di luar negeri—membagikan pola hidup serupa.
“Di luar jadwal kelas atau jalan-jalan sesekali, sebagian besar waktu kami dihabiskan di rumah... seperti tikus yang hidup dalam gelap,” kata Pu.
Meski terlihat lucu, tren ini seolah menunjukkan adanya tekanan besar yang dialami generasi muda China — dari tuntutan akademik tinggi hingga pekeejaan.
Baca juga: Kaum Muda China Muak Mengejar Sukses dan Memilih Rebahan akibat Persaingan Ketat sejak Lahir
Diketahui, data resmi China menunjukkan tingkat pengangguran pemuda mencapai 15,8 persen pada April 2025, lebih tinggi dibanding 14,7 persen pada periode yang sama tahun lalu.
Sementara itu, lebih dari 12 juta mahasiswa akan lulus tahun ini, menambah tekanan pada pasar kerja yang sudah sesak.
Beberapa pemuda China bahkan membuat konten di media soaial mengenai sulitnya mencari kerja meski telah menjadi lulusan universitas bergengsi.