ABUJA, KOMPAS.com – Sebanyak 14 orang tewas dalam penyergapan bersenjata yang terjadi di negara bagian Plateau, Nigeria tengah, pada Kamis (24/7/2025) malam.
Para korban diketahui sedang dalam perjalanan pulang dari pasar mingguan ketika kendaraan mereka diserang di dekat desa Mangor, Kota Bokkos.
"Beberapa pria bersenjata menyergap orang-orang, mereka melepaskan tembakan tanpa pandang bulu," kata Moses Maren, seorang pemimpin pemuda setempat, kepada kantor berita AFP.
Baca juga: Sekelompok Pria Bersenjata Serang Bar di Kota Wisata Ekuador, 9 Orang Tewas
Insiden berdarah ini menambah panjang daftar kekerasan bersenjata yang mengguncang wilayah tersebut.
Kawasan Plateau kerap menjadi titik panas konflik antarkelompok, terutama antara petani dan penggembala, yang memperebutkan lahan subur di tengah tekanan perubahan iklim dan perluasan permukiman manusia.
Sekretaris Palang Merah Negara Bagian Plateau, Nurudeen Hussaini Magaji, mengonfirmasi jumlah korban jiwa pada Jumat pagi. Ia menyebut, korban tewas terdiri dari laki-laki, perempuan, hingga anak-anak.
Kota Bokkos dikenal sebagai sentra pertanian kentang di Nigeria, dan menjadi tuan rumah bagi pasar mingguan yang didatangi pedagang dari berbagai wilayah, termasuk Chad, Benin, Niger, dan Kamerun.
Namun, aktivitas ekonomi ini kerap dibayangi ketidakamanan akibat aksi kelompok bersenjata.
“Ketidakamanan menjadi faktor utama di balik melonjaknya harga pangan,” demikian laporan terbaru dari konsultan SBM Intelligence.
Baca juga: Wanita di Inggris Selundupkan Bayi dari Nigeria, Ini Modusnya
Mereka mencatat, harga komoditas seperti beras, bawang merah, dan cabai di negara bagian tetangga, Bauchi, mengalami kenaikan hingga lebih dari 430 persen. Kenaikan tersebut dipicu serangan bandit serta musim kekeringan yang berkepanjangan.
Ketegangan antarkelompok di Nigeria bagian tengah diperparah oleh perbedaan etnis dan agama.
Sebagian besar petani berasal dari komunitas Kristen, sedangkan penggembala umumnya berasal dari etnis Fulani yang beragama Islam. Perselisihan yang terjadi sering kali berujung pada aksi kekerasan balas dendam lintas etnis.
Sebagai buntut dari serangan Kamis malam, dua orang dilaporkan tewas dalam aksi balasan oleh sekelompok pemuda dari komunitas korban. Mereka menyerbu permukiman Fulani yang berada tak jauh dari lokasi penyergapan.
"Para pemuda yang merasa dirugikan menyerang permukiman Fulani sebagai bentuk balasan," ujar Shanono Usman, seorang pedagang lokal.
Informasi ini turut dibenarkan oleh Sale Adamu, tokoh masyarakat Fulani di Bokkos, yang mengonfirmasi dua korban tewas dalam serangan balasan tersebut.
Dalam beberapa dekade terakhir, konflik di wilayah ini semakin dipicu oleh isu perampasan tanah, ketegangan ekonomi-politik antara penduduk asli dan pendatang, serta meningkatnya pengaruh kelompok religius garis keras, baik dari kalangan dua komunitas tersebut.
Baca juga: Lubang Galian Ambruk di Nigeria, 11 Anak Tewas Tertimbun
Pemerintah pusat Nigeria sendiri masih kesulitan menegakkan keamanan di daerah pedesaan seperti Bokkos, di mana kehadiran aparat sering kali minim dan tindakan kekerasan kerap terjadi tanpa konsekuensi hukum.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini