Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump: Hamas Tak Menginginkan Damai, Mereka Justru Ingin Mati

Kompas.com - 25/07/2025, 21:37 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber AFP

KOMPAS.com – Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, menyatakan, kelompok Hamas tidak sungguh-sungguh menginginkan tercapainya kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza.

Pernyataan itu disampaikan Trump pada Jumat (25/7/2025), setelah AS dan Israel menghentikan perundingan tidak langsung dengan kelompok bersenjata asal Palestina tersebut.

“Sayang sekali. Hamas tidak benar-benar ingin membuat kesepakatan. Saya pikir mereka ingin mati,” ujar Trump kepada awak media.

Baca juga: Dulu Siswi Berprestasi di Gaza Bercita-cita Jadi Dokter, Kini Sarah Hanya Ingin Bertahan Hidup

Trump juga menyinggung nasib para sandera yang masih ditahan oleh Hamas. Ia menyatakan bahwa Hamas telah memahami apa yang akan terjadi jika sandera terakhir berhasil dibebaskan.

“Sekarang kita hanya punya sandera terakhir, dan mereka tahu apa yang terjadi setelah kita mendapatkan sandera terakhir. Dan pada dasarnya karena itu, mereka benar-benar tidak ingin membuat kesepakatan,” lanjutnya.

Sementara itu, dari pihak Hamas, tudingan tersebut langsung dibantah. Seorang pejabat senior Hamas menuduh Amerika Serikat bersikap tidak netral dalam proses mediasi gencatan senjata.

Anggota Biro Politik Hamas, Bassem Naim, menyebut pernyataan utusan khusus AS, Steve Witkoff, sebagai bentuk pembelokan fakta.

Witkoff sebelumnya mengumumkan bahwa Washington menarik diri dari meja perundingan dan menuduh Hamas menghalangi tercapainya kesepakatan.

“Pernyataan negatif utusan AS Witkoff sepenuhnya bertentangan dengan konteks negosiasi terakhir, dan dia sangat menyadari hal ini. Namun, pernyataan tersebut justru memperkuat posisi Israel,” ujar Naim dalam wawancara dengan AFP, Jumat.

Baca juga: Gangguan Global Starlink Hambat Operasi Militer Ukraina

Perkembangan ini terjadi di tengah upaya diplomasi yang terus dilakukan untuk menghentikan konflik berkepanjangan di Gaza, yang telah memakan banyak korban sipil dan memperburuk kondisi kemanusiaan di wilayah tersebut.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau