GAZA, KOMPAS.com - Sebanyak 28 negara mengeluarkan seruan untuk segera mengakhiri perang Israel-Hamas yang telah menyebabkan malnutrisi parah dan krisis kemanusiaan di Gaza, Palestina.
Dilansir Al Jazeera pada Minggu (27/7/2025), dalam pernyataan bersama yang dikeluarkan, negara-negara tersebut menekankan pentingnya menghentikan serangan militer Israel yang telah menewaskan sedikitnya 59.821 warga Palestina dan melukai 144.477 lainnya.
Namun, meski mengecam serangan tersebut, negara-negara ini tidak mengambil tindakan tegas seperti sanksi ekonomi terhadap Israel.
Baca juga: Warga Gaza Kelaparan, Israel Sengaja Hancurkan 1.000 Truk Bantuan Kemanusiaan
Beberapa negara yang ikut menyerukan perang Israel berhenti juga telah mengakui Negara Palestina.
Menurut data 2023 dari Observatory of Economic Complexity, Belgia, Perancis, Irlandia, Italia, Jepang, Belanda, Polandia, Spanyol, Swiss, dan Inggris, semuanya memiliki lebih dari 1 miliar dollar AS (Rp 16,4 triliun) dalam impor, ekspor, atau keduanya dengan Israel.
Data pada 2023 menunjukkan beberapa negara tersebut memiliki hubungan ekspor dan impor yang signifikan, seperti sirkuit terpadu yang dikirimkan ke Irlandia sebesar 3,58 miliar dollar AS (Rp 58.649 triliun).
Sementara komoditas ekspor adalah barang-barang, seperti mobil dan vaksin.
Italia, yang merupakan salah satu negara terbesar dalam hal ekspor ke Israel, mencatatkan nilai ekspor sebesar 3,49 miliar dollar AS (Rp 57,2 triliun) pada 2023, di antaranya termasuk 116 juta dollar AS (Rp 1.900 triliun) dalam bentuk mobil.
Pada September 2025, Perancis juga diperkirakan akan mengakui Palestina secara resmi dalam Sidang Umum PBB.
Negara-negara seperti Swedia, Islandia, dan Norwegia telah lebih dulu mengakui Palestina sebagai negara, tetapi mereka tetap melanjutkan hubungan dagang dengan Israel.
Baca juga: Truk Bantuan Kemanusiaan Mulai Masuk Gaza di Tengah Jeda Taktis Israel
Selain jumlah korban yang terus meningkat, krisis kemanusiaan di Gaza, Palestina, semakin parah.
Program Pangan Dunia (WFP) melaporkan bahwa hampir satu dari tiga orang di Gaza tidak makan selama beberapa hari akibat kelangkaan pasokan makanan.
Organisasi ini juga mengungkapkan bahwa lebih dari 90.000 perempuan dan anak-anak di Gaza membutuhkan perawatan medis segera karena malnutrisi yang semakin parah.
PBB juga melaporkan bahwa krisis air di Gaza semakin memburuk, dengan banyak keluarga yang terpaksa menggunakan cara memasak yang tidak aman akibat kekurangan bahan bakar.
Sumber air yang terbatas semakin menyulitkan warga Gaza dalam menyiapkan makanan dan kebutuhan dasar lainnya.