GAZA, KOMPAS.com - Warga Palestina tewas di Gaza akibat serangan Israel meningkat dari hari ke hari.
Melansir Al Jazeera pada Sabtu (2/8/2025), orang meninggal hari ini ada 24 orang, termasuk 13 pencari bantuan kemanusiaan, sedangkan lebih dari 100 warga Palestina yang terluka.
Sementara itu, per Kamis (31/7/2025), setidaknya ada 60.249 warga Palestina tewas oleh tembakan militer Israel di Jalur Gaza sejak Oktober 2023, mengutip Anadolu.
Baca juga: Spanyol Kirim Parasut Isi 12 Ton Makanan ke Gaza yang Krisis Kelaparan
Pada Senin (28/7/2025), juru bicara lembaga pertahanan sipil Gaza, Mahmud Bassal, mengatakan bahwa militer Israel menembaki warga Palestina di sebuah gedung perumahan di distrik Al Mawasi di Gaza selatan, yang mengakibatkan 5 orang tewas.
Terkait serangan tersebut, Asosiasi Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan bahwa seorang wanita hamil termasuk di antara yang tewas, seperti yang dikutip dari AFP pada Senin (28/7/2025).
Organisasi kemanusiaan Palestina tersebut berhasil menyelamatkan janin ibu hamil itu dengan melakukan operasi caesar di rumah sakit lapangan.
Perlu diketahui bahwa Israel telah menetapkan Al Mawasi, daerah pesisir di barat kota Khan Yunis, Gaza selatan, sebagai zona aman pada bulan-bulan awal perang.
Namun, Al Mawasi telah berulang kali menjadi sasaran tembakan mematikan dari militer Israel.
Baca juga: Saat Trump Ngambek Tak Dapat Terima Kasih soal Bantuan ke Gaza...
Di bawah tekanan internasional atas eskalasi militer di Gaza, Israel menetapkan Al Mawasi sebagai zona aman pada Oktober 2023.
Israel menggunakan selebaran, media sosial, dan panggilan telepon untuk memberi tahu warga Palestina agar pergi ke sana demi keselamatan.
Namun, wilayah tersebut sebenarnya sudah tidak layak dihuni manusia. Oleh karena itu, langkah Israel tersebut menuai banyak kritik.
Pada 17 November 2023, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menyebut langkah Israel sebagai strategi bencana.
"Mencoba memasukkan begitu banyak orang ke dalam wilayah yang begitu kecil dengan infrastruktur atau layanan yang begitu minim akan meningkatkan risiko kesehatan secara signifikan bagi orang-orang yang sudah berada di ambang bahaya," ujarnya.
Tidak lama setelah Al Mawasi ditetapkan sebagai zona aman, Israel tetap mengirim serangan di wilayah ini.
Israel berdalih bahwa beberapa tokoh senior Hamas bersembunyi di Al Mawasi.
Namun, klaim Israel telah dibantah oleh Hamas, yang mengutuk “pembantaian keji” oleh para militer.
Baca juga: Warga Gaza Terpaksa Ikat Batu Bata di Perut demi Redakan Lapar
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini